Chapter 1

164 22 3
                                    

Jung Taekwoon POV.

Saat aku meninggalkanmu dalam tangismu, maafkan aku. Tapi kau tetap tersenyum seperti kau tak terluka, aku tau kau terluka untuk itu, aku tau kau menangis dibalik senyummu. Maaf telah berjanji untuk tetap bersamamu saat kau membutuhkanku.

Aku bahkan tak bisa menghubungimu hanya untuk mengatakan aku baik baik saja disini, bahkan saat orang orang berada di sekitarku aku merasakan kesepian. Kau tak ada bersamaku untuk membuatku tersenyum, orang lain yang melakukan itu.

Aku ingin menemuimu sekarang, tapi kau bahkan tidak memberiku celah untuk mencari keberadaanmu. Kau dimana? Kau membenciku? Atau kau berharap aku pergi darimu? Aku terus berharap dalam tidurku untuk bisa bertemu denganmu dimimpiku, sementara dan semu aku merasa bahagia untuk itu.

Jung Taekwoon POV END.

Seorang namja bersender dibalik dinding kamarnya, melihat keluar jendela, melihat bintang bintang yang menyebar luas dilangit malam. Berharap salah satu bintang berubah menjadi Kang Ji Hyo, seorang yeoja yang ia rindukan setelah 4 tahun tidak bertemu dengannya, sibuknya pekerjaan membuat penghalang untuk bertemu. Bertemu dengan orang tuanya saja hanya bisa melalui Video Call, itu pun ia tak bisa memeluknya, ia ingin bertemu dengan semua orang yang ia sayangi, orang tua, sahabat, keluarga, bahkan seorang yeoja yang tak tau dimana ia berada, kabar pun tak ia dapatkan darinya.

Menangis pun tak ingin ia lakukan. meski hatinya sakit untuk ini, ia mencoba untuk tetap tenang, berharap takdir tiba mempertemukannya pada yeoja yang ia cintai.

"Leo-ssi" seorang namja memecahkan lamunan, namja yang memanggil Leo itu menghampirinya dan duduk bersebelahan dengan Leo.

"Wae? Apa manager memanggilku?" Jung Taekwoon dipanggil Leo sesuai dengan nama yang telah manager berikan.

"Aniyo. Aku hanya ingin bergabung bersamamu."

"Hak Yeon ah. Kau tau jika aku disini?"

"Um..kau tidak mengunci pintu kamarmu, maka dari itu aku masuk dan melihatmu duduk memandang keluar jendela."

"Owh.. mian aku akan mengunci pintuku, agar kau tidak memasuki kamarku."

"Mwo ya! Kau tidak suka jika aku masuk?"

"Aniyo. Aku hanya tidak ingin kau melihatku saat aku menangis dikamar."

Hak Yeon melihat kesedihan dimata teman satu tim dan satu umuran dengannya, ia ingin jika Leo membagi kesedihannya, tapi sepertinya Leo tidak ingin seseorang mengetahuinya. Ia hanya menemani malamnya. Terdapat soju disebelah Leo, Hak Yeon langsung mengambil soju dan dua gelas diatas nampan. Membaginya dengan temannya dan meminumnya bersama.

"Aku merindukannya."

"Nugu?"

"Entahlah. Hatiku terasa sakit saat mengingatnya."

"Tak usah kau pikirkan. Minumlah" menyuruh temannya melanjutkan meminum minumannya.

"Dimana dia?"

"Kau akan bertemu dengannya."

"Kapan?"

"Bila saatnya, kau akan bertemu."

"Aku ingin sekarang"

"Kau tidak bisa berharap secepat itu, tunggulah saatnya, saat yang indah akan tiba untuk bertemu dengannya."

"Aku harap ia akan memaafkanku."

"Tentu ia akan memafkanmu."

"Apa aku bisa menangis? Hatiku sangat sakit untukku menangis, tapi aku ingin menangis."

"Jangan menangis Leo, itu akan membuat dirimu lemah. Apa kau akan menangis saat bertemu dengannya?"

"Kau bahkan tidak tau siapa yang aku pikirkan."

"Ne~ siapapun itu aku yakin kau pasti sangat merindukannya, bahkan bisa membuatmu ingin menangis."

"Bukan hanya merindukannya, aku sangat ingin meminta maaf padanya."

"Sudahlah. Cheers!!" Mereka bersulam disambung meminum soju yang telah mereka tuangkan ke dalam gelas kecil.
.
.
.
.

TBC 😘

I Don't Want To Be An Idol #ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang