3 Sedih dan Tawa

25 1 0
                                    

Setelah bersusah payah mencari jalan keluar dari masalah baru yang sedang menghadangnya.

Keylla menghembuskan nafasnya frustasi. Ia binggung harus bagaimana mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhannya.

Tadi malam ia mendapatkan berita duka untuk dirinya. Keylla menerima telfon dari Ayahnya Bintang yang mengatakan bahwa Bintang ingin berhenti les privat dengan dirinya. Padahal sumber penghasilan selama 1 tahun ini dari hasil ia membantu Bintang dalam belajar.

Uang tabungan akan habis jika terus menerus ia gunakan untuk membayar kamar hotel.

Dengan wajah frustasi dan sesak di dadanya membuat air matanya kembali mengalir dengan deras. Ia merasa bersyukur ini hari minggu sehingga tidak ada orang yang bisa melihatnya menangis.

Ia sangat sulit menerima semua beban yang datang menimpanya tanpa belas kasihan. Keylla terlalu lemah jika dia menyerah sekarang, ia masih ingin bersekolah untuk meraih segala impiannya.

"Gue ngga mau kembali ke rumah itu lagi."

Disela tangisnya yang belum mereda Keylla terus memikirkan jalan keluar dari permasalahan ini.

"Lo kenapa sih mos? Gue nggak ngelakuin hal buruk ke lo tapi lo malah tiba-tiba jadi begini."

Ucap Keylla kembali dengan isakan tangisnya.

Tidak dapat dibayangkan, hidup sebatang kara dan menerima segala bentuk siksaan bertahun-tahun dari Ibu tiri.

Mungkin orang berpikir Selama ini Keylla hidup di rumah yang besar dengan kasih sayang yang tulus. Namun justru siksa lah yang ia terima selama bertahun-tahun.

Naya adalah seorang ibu tapi bagi Keylla ia tidak dapat merasakan naluri ke ibuan dari seorang Naya selama ini.

Naya selalu membenci Keylla dan menyiksanya baik secara mental maupun fisik. Seharusnya sekarang dia berada di balik jeruji besi, namun Keylla tidak ingin membuat kedua adik tirinya kehilangan seorang ibu karena keegoisan yang ada di dalam dirinya.

Begitulah Keylla manusia yang diberi kesabaran yang luar biasa. Bahkan dia mampu berubah dalam sekejap, dalam hal mengubah moodnya kapan saja.

Ia sering di beri julukan bunglon cantik oleh teman-teman di sekolahnya. Mungkin karena sifatnya yang dapat berubah kapan saja dan di mana saja.

Kini tangisnya sudah mereda hanya tersisa bekas yang sangat terpampang nyata di wajahnya.

Tanganya mulai bergerak di layar handphone miliknya untuk mencari kontak seseorang. Ia mengetik nama Marsela Dita.

Keylla 🌹 : Assalamualaikum wr wb
                      Selamat siang Sela, woi neng
                      gue tidur di rumah lo boleh
                      ngaa? Boleh dungss👌✌.

Selaqu❤: Hah!! tumben lo mau tidur di
                      rumah gue, udah bosan.
                      tinggal di rumah besar nan
                      mewah punyalo ckck 😝😝😂.

Keylla 🌹: Haha iya nih bosan, banyak
                     omong lu Sel boleh kaga?

Selaqu❤: Ya udah sini. Rumah gue
                      tebuka lebar buat lo wkwk😆.

Keylla 🌹: okey👍😘

Beruntunglah Keylla memiliki sahabat sebaik Sela dan Dinda, walaupun mereka selalu bertingkah konyol dan Aneh. Tapi dia sangat bahagia bisa mengenal keduanya.

Termos Dan  BunglonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang