Bukan aku yang terluka tapi hati ini.
.
Diantara deru angin dan hujan, gadis itu terdiam memandangi jendela kaca yang menampakkan kegusaran langit. Hujan turun tanpa pamrih, menguapkan segala kecemasan dan kegelisahan kota itu, mengurai kemacetan yang ada karena banyak yang memilih berteduh daripada berada di bawah guyurannya.
Itu pilihan.
Pilihan mereka untuk bertahan dan sampai tujuan lebih cepat atau berteduh dan menunda, menunggu sampai reda. Metta akan memilih berteduh, karena saat bertahan dia akan merasakan dingin juga sakit. Kesakitan yang sama saat seorang yang memilih pergi tanpa meninggalkan sepatah katapun untuknya. Hanya menunggu tanpa tahu akankah ada akhir untuk kisahnya?
"Alodia Metta, anda sudah bisa pulang. Tapi tetap harus istirahat ya." Ujar seseorang yang baru saja masuk. Kacamata membingkai wajahnya.
Metta tersenyum lalu berujar terima kasih setelah selang infus di tangannya dilepas.
Sakit.
Tapi hatinya lebih sakit.
Setelah ini, tidak akan ada lagi cahaya hangat yang menemani harinya, hanya ada warna abu-abu.
.
.
.
.
Fufufufu
hai semua.. Zee balik dengan kisah Alodia Metta. nggak asing kan namanya?
tentu saja, dia kan salah satu owner dari kafe di cerita sebelah. hahaha
series ke -2 begin..
hopefully you will enjoy it..
and more, this story will be dedicated to E_Maretta who has birthday today.. Happy birthday to you my beloved sister. :*
all good things be with you and hope you can reach your dream. success to you Eonni.. (^o^)/*
KAMU SEDANG MEMBACA
[S-2] Lookout
ChickLitMengenalmu tidak pernah menjadi keinginanku Menyapamu, menjadi bagian hidupmu bukanlah mauku tapi, Tidak butuh waktu lama untukku menjadikanmu sebagai sebuah kebiasaan Walaupun hadir dalam kebohongan Tangis dan tawamu akan selalu jadi favoritku Buka...