Semua terasa seperti mimpi. Semua rasa sakit, takut dan hal yang tidak bisa kupercaya. Sebuah mimpi buruk yang menjadi kenyataan pada realita hidup ku sekarang. Dunia seperti sebuah lembah kejahatan di masa ini, ego dan hawa nafsu menang, orang – orang lain juga mengatakan hal yang sama. Entah berapa lama semua kekacauan ini akan terus terjadi dan entah berapa lama aku bisa menjalaninya.
Ibu dan adik ku dibunuh dengan sadis di depan mata ku sendiri oleh sekumpulan orang tidak dikenal. Orang masih sebutan yang bagus untuk mereka, seharusnya aku menyebut mereka dengan panggilan Iblis. Dalam kejadian itu seharusnya aku juga telah tiada. Orang bilang aku memang keturunan ayah ku, seorang petarung. Tapi yang jelas Ibu dan adikku sudah tiada tanpa bisa ku selamatkan begitu juga dengan diriku yang sekarang menjadi lumpuh.
Aku mencoba berbagai hal, berlari, menyerang dengan semua objek yang bisa kuraih. Aku berusaha bertahan selama yang aku bisa sampai Ayah datang menolong kami di waktu yang tepat Seperti ketika dia pernah menolongku yang tenggelam di kolam yang dalam. Tapi hari itu dia tidak datang menyelamatkan aku maupun Ibu dan adik, malah sekumpulan tetangga yang masuk karena mendengar kericuhan. Lagi pula apa yang bisa bocah 10 tahun lakukan melawan orang dewasa terlatih seperti mereka.
Penjahat itu yang datang entah dari mana langsung melarikan diri ketika mendengar tetanggaku yang masuk tapi ketika itu sudah terlambat. Hanya aku yang masih hidup dengan luka di bagian tulang belakang, sedangkan Ibu dan Adikku tergeletak tidak bernyawa. Aku menyalahkan Ayah saat itu. Namun saat dia tiba-tiba datang diam – diam membawaku ku dari rumah sakit kemudian melihat dirinya, aku sadar inilah realita yang harus dijalani.
Di umurku yang masih 17 tahun aku sudah melihat semuanya, merasakan banyak hal buruk dan menjalani tanggung jawab yang seharusnya belum aku lakukan. Aku hanya bisa duduk di kursi roda ini, memandang layar monitor dari komputer ku yang berteknologi tinggi. Komputer di tahun 2050 ini mempunyai unit processing berkecepatan ratusan Gigahertz dengan ratusan core nya. Memungkinkan diriku melakukan banyak process dalam waktu yang sama. Apa lagi terdapat jaringan super cepat yang ada di era ini, aku bahkan bisa menghasilkan puluhan unit Bitcoin menggunakan komputer yang ada. Sedangkan untuk perusahaan besar dan pemerintah mereka mempunyai Quantum Computer yang berkat itulah mereka dapat melahirkan ide, penelitian dan penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan serta teknologi termasuk Human Enhancement Technology.
Karena aku tidak lagi bisa berdiri dan berjalan untuk berkerja serta bersosialisasi. Aku melakukan apapun yang bisa dilakukan lewat mesin komputer sebagai teman ku. Banyaknya aktivitas yang aku lakukan di dunia cyber sehingga membuat ku harus menggunakan nama alias dan aku pilih 'The Benevolence'. Artinya sebuah kebajikan atau kebaikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Nama alias di era Cyber sangat penting untuk menjaga privacy. Menghindari tracing yang mungkin dilakukan oleh Otoritas maupun penjahat yang mencari kami.
Sebutan untuk orang sepertiku adalah 'Cyber Punk'dua suku kata, tidak disambung. Kami berusaha melawan tirani dan kezaliman dengan cara pergerakan cyber seperti ini. Jika dulu masih jarang di dengar istilah Black Hat, Grey Hat, Red Hat maupun Hacktivist maka sekarang sangat banyak jumlahnya. Aku adalah The Benevolence aku seorang Cyber Punk.
Dulu aktivitas yang aku lakukan pertama kali adalah mencoba menghasilkan Cryptocurrency menggunakan Blockchain. Komputer ini didapatkan oleh Ayah ketika dia menjalankan aksi balas dendam 6 tahun yang lalu kepada perusahaan Omega Corp. Perusahaan itu yang ternyata membunuh keluarga kami dan merubah ayah menjadi seperti setengah monster. Fisiknya berubah mengerikan, matanya berwarna merah darah, rambutnya menjadi putih lebih dari uban serta pembuluh darah dan uratnya timbul dari badannya. Amarah dan tempramennya sangat tinggi namun syukur dia masih bisa mengendalikannya.
Ayah terus melakukan aksi pembalasan tersebut dengan kelebihan yang dia punya, sebuah kemampuan manusia Super muncul setelah eksperimen mematikan itu. Belakangan aku tahu istilah eksperimen itu adalah Proyek Enhancement yang sudah dilakukan di seluruh dunia oleh perusahaan di bidang Human Enhancement Technology. Karena proyek itulah kami berusaha di bunuh dan terus diburu. Terutama setelah ayah menghancurkan fasilitas Omega Corp juga mencuri barang – barang milik Omega Corp. Kemudian dari barang – barang yang ayah bawa pulang beberapa kami jual secara online melalui DarkWeb atau DeepWeb dan mendapatkan uang yang lumayan.
YOU ARE READING
The World Resistance (Perlawanan dunia) - The Threat Prequel
Science FictionSebuah side story atau prequel dari novel utama saya yang diterbitkan secara Self Publish berjudul "The Threat : Human Enhancement Technology" Novel ini menceritakan seorang Vigilante/Anti Hero dengan latar belakang negara-negara di dunia yang maju...