Hardi Story - Part 2

41 3 1
                                    

"Knowledge is power." - Sir Francis Bacon

Sebuah aksi, gagasan maupun argumen tidak akan menghasilkan apapun tanpa didasarkan oleh informasi atau pengetahuan yang valid. Dengan kata lain kau harus mempunyai bukti dan data untuk mendukung aksimu. Itu yang sedang aku lakukan malam ini.

Sambil mengetikan jari dengan cepat pada keyboard dan mata tertuju pada layar komputer, aku mencoba mencari tau siapa wanita itu sebenarnya. Aku tertolong, CCTV di toko ku dapat menangkap wajah wanita Cyber Troopers itu dengan jelas kemarin. Hal itu memudahkanku menganalisa bagian wajahnya lalu membandingkannya pada database kependudukan sipil Indonesia, polisi dan bahkan Interpol.

Program di komputer pun langsung menjalankan proses pencocokan wajah yang akan memakan waktu beberapa menit. Tidak terlalu lama untuk proses serumit itu karena aku telah mengecilkan pencariannya berdasarkan umur, gender, negara dan afiliasi organisasi. Sehingga aku menunggu sambil meminum secangkir kopi yang ku letakkan di atas meja sebelah kanan dari Keyboard. 

Aku hanya seorang anak remaja lumpuh yang menggunakan kursi roda listriknya. Namun aku tidak akan berpangku tangan dan menunggu orang lain menyelesaikan masalahku. Aku seorang pejuang. Sama seperti Ayah. Itu yang dikatakan orang yang mengenal keluargaku. Aku juga tidak akan meminta Ayah untuk membantuku dalam hal ini. Bahkan aku berencana untuk pergi tanpa memberitahukan dirinya. Karena aku tahu dia pasti akan membunuh semua Cyber Troopers yang dia temukan termasuk wanita itu. Atau memintaku untuk mencari distributor lain, yang mana tentunya akan merepotkan ku untuk mengurusnya dan harus menemukan barang yang berkualitas. Lagi pula aku sudah terlanjur menyukai Gorgon dengan respon programnya selama ini. Kami sudah seperti dua orang sahabat yang mana aku tidak mempunyai seorangpun selain dia untuk berbincang.

Aku hanya ingin mendekati wanita itu secara personal. Mungkin aku juga ingin bertemu dan berdiskusi secara politik kepada anggota Cyber Troopers itu. Aku ingin menyampaikan bahwa tindakan ekstrem dengan cara mereka mungkin akan menyakiti dan membunuh orang tidak bersalah. Sedangkan cara ekstrem ku akan lebih tepat sasaran dengan menyerang infrastruktur IT pemerintah dan Omega Corp. Dari situ barulah kita bisa membuat tuntutan. Masyarakat lain pun pasti akan mendukung termasuk The Resistance pastinya.

Tiba-tiba proses matching berhenti dan profile wanita itupun akhirnya berhasil ditemukan. Badanku langsung condong mendekati monitor lalu melihat informasi yang tampil. Wanita itu bernama Gina Putri Cynthia, 16 tahun. Domisilinya berasal dari Lampung. Dia putus sekolah saat masih duduk di bangku SMP. Waktu itu dia hanya tinggal dengan Ibunya saja setelah Ayahnya lama meninggalkan mereka. Dia anak pertama dari 2 bersaudara. Ibunya meninggal karena sakit parah. Sejak saat itu dia berusaha untuk menghidupi dua adiknya dengan berbagai cara. Dia pernah dua kali ditangkap polisi karena mencuri makanan lalu mengambil uang dikasir. Dua adiknya saat ini sudah berada di panti asuhan namun Gina sendiri hidup di jalan. Pernah ikut geng dan perkumpulan cyber untuk menarik uang secara ilegal. Bisa dikatakan, kerasnya hidup membentuknya menjadi orang yang menghalalkan segala cara. Termasuk Membunuh.

Aku berdiam sejenak setelah menelaah semua informasi mengenai dirinya. Gina bukanlah orang jahat. Gina Hanya tersesat di kerasnya kehidupan. Gina butuh rasa sayang dan cinta. Dia butuh seseorang yang bisa menolong dirinya sebelum dia mengorbankan nyawa sia-sia. Aku rasa itu lah rencana tuhan yang mempertemukan aku dengan dirinya. Aku harus memperingatkan dia.

Aku berangkat besok pagi menuju ke tempat yang pernah Gina katakan. Tempat itu bernama China Town tak jauh dari rumahku. Hari ini aku menutup toko ku. Kebetulan juga Ayah sedang berada di India sejak dua hari kemarin untuk misi sabotase sistem reaktor nuklir Omega Corp dan pengumpulan informasi mereka. Seperti biasa dia terbang menggunakan paspor palsu dan menyamarkan dirinya menjadi orang lain. Malam ini aku tidak pergi dengan tangan kosong, aku membawa pistol yang disimpan ayah di rumah kami. Hanya akan kugunakan jika dalam keadaan darurat.

The World Resistance (Perlawanan dunia) - The Threat PrequelWhere stories live. Discover now