"K-kau serius ingin membelikan topi itu untuk Seokmin?" tanya Jeonghan sambil mengguncangkan bahu Jisoo tidak percaya. Laki-laki manis di depannya ini selalu menyangka bahwa Jisoo mungkin hanyalah seorang gila yang rela menghabiskan banyak uang hanya untuk sebuah hadiah.
Jisoo menyuruh Jeonghan mengecilkan suaranya mengingat kini seisi kantin mulai mengarahkan pandangannya ke arah mereka. Apalagi, ada seorang Lee Seokmin di kursi pojok kantin yang tengah asyik berbincang bersama kedua temannya, Mingyu dan Minghao. Bisa gawat jika mereka ketahuan sedang membicarakan Seokmin.
Jeonghan memijat pelipisnya. "Soo, ayolah! Harganya 200.000 won. Kau hanya membeli sebuah topi dengan harga semahal itu?"
Jisoo tidak mau kalah. Dia punya alasan tersendiri kenapa ingin menghabiskan uang sebanyak itu. Alasan yang memang masuk akal karena dia sedang jatuh cinta. Dia berencana akan membeli sebuah topi baseball keluaran terbaru yang dilengkapi dengan tanda tangan seluruh pemain disana. Untuk Seokmin, si maniak baseball.
Jisoo tahu, bahwa klub kesukaan Seokmin memang akan mengeluarkan merchandise baru yang memang menjadi incaran banyak orang yang juga adalah fans mereka. Maka dari itu, Jisoo menabung untuk membelikan salah satu dari merchandise untuk Seokmin sebagai hadiah di hari ulang tahunnya. Sekaligus untuk mengajak Seokmin berbicara padanya.
"Biarkan saja. Toh, ini adalah uangku, Han."
Jeonghan gemas. Memang, ini adalah uang Jisoo. Namun, uang sebanyak itu cukup untuk membeli hadiah Seokmin yang lebih bermanfaat dan bahkan bisa mengajak Seokmin untuk berkencan.
Kencan?
"Bagaimana jika kau mengajaknya kencan saja dengan uang itu?" Jeonghan menaikkan kedua alisnya. "Kau bisa membeli hadiah yang lebih murah dan sisanya akan kau gunakan untuk mengajaknya kencan. Itu sudah lebih dari cukup untuk hadiah ulang tahun."
Entah kenapa, ucapan Jeonghan barusan membuat rona merah tercetak jelas di pipi Jisoo. Mengajak kencan memang sudah menjadi salah satu pilihan Jisoo untuk hadiah ulang tahun Seokmin yang ke 16.
"Y-yang benar saja! Aku bahkan terlalu gugup untuk mengajaknya bicara lagi."
Memang benar, hubungan antara Jisoo dan Seokmin sedikit merenggang ketika mereka mulai memasuki SMA. Padahal, mereka sering menghabiskan waktu luang bersama saat kecil. Dan jangan lupakan saat Jisoo membuatkan kue ulang tahun untuk Seokmin saat mereka masih kecil.
Mereka mungkin hanya sekedar menyapa ketika tidak sengaja bertemu. Jarang sekali untuk duduk bersama sekedar untuk menanyakan bagaimana kabar masing-masing. Mereka sudah sibuk dengan urusan pribadi.
"Beranikan dirimu, Soo. Jika kau masih terlalu malu untuk berbicara dengannya, maka aku yang akan mengajaknya atas namamu."
Jisoo langsung mendelik ketika Jeonghan kini dengan lancangnya menghampiri meja Seokmin dan berbicara dengan terang-terangan. Melangkahkan kakinya dengan mantap. Kemudian, menatap Seokmin lurus seakan ingin menelan laki-laki bangir yang adalah adik kelasnya itu.
"Jisoo mengajakmu untuk berkencan. Apa kau mau?"
-Period-
"Ah, kenapa kau lemah sekali, Seok? Ayo, ajak dirinya untuk bicara lagi!" Mingyu sangat gemas sekarang. Seokmin adalah murid yang cerdas perihal pelajaran. Namun, sangat bodoh dalam urusan asmara.
Baru kali ini, Seokmin terbuka soal siapa orang yang disukainya pada kedua teman dekatnya, Mingyu dan Minghao. Siapa lagi kalau orang yang selalu mengisi hari-harinya sejak kecil, membelanya disaat anak-anak nakal melakukan penindasan padanya, dan orang yang sudah membuatkannya kue ulang tahun padanya sepuluh tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Period | Seoksoo [✔]
Fanfic[re-pub] Hadiah-hadiah yang Jisoo siapkan untuk Seokmin di setiap hari ulang tahunnya dari tahun ke tahun. Happy Seokmin Day - 18022018