"Pagi," Suara teriakan Ive yang sungguh menggelegar itu membuat kedua sahabatnya kini harus menutup telinga mereka rapat-rapat. Teriakan Ive seperti toa masjid yang sedang rusak sehingga saat digunakan berdengung nyaring.
"Woi Al, pagi-pagi udah buat rusuh aja sih. Nih kuping gue sampe sakit," sahut Raya yang disambut anggukan Vanya.
"Iya deh, sorry,"
"Kalian udah ngerjain tugas matematika belum?" Tanya Ive
"Nih anak kebiasaan gak pernah ngerjain tugas matematika," dengus Raya, lalu menjulurkan buku tugasnya ke Ive agar Ive bisa cepat-cepat menyalin jawabannya.
"Hehehe, lo kan tau gue paling males kalo berurusan sama tuh rumus-rumus menyesatkan," jawab Ive sambil menerima buku yang diberikan Raya."Eh, denger-denger sekolah kita mau ikut turnamen basket ya?" Celetuk Raya.
"Gue denger-denger ya gitu Ray,"
"OMG! Yang bener Van? Kalo bener kita bisa dapet tontonan gratis dong setiap pulang sekolah," Raya tersenyum lebar
"Tontonan apa Ray?" Sahut Vanya yang tak tau maksut ucapan Raya.
"Aduh Van, punya otak kok gak pernah dipakek. Ya tontonan apa lagi kalo enggak lihat anak basket yang kece-kece badai itu latihan tiap pulang sekolah,"
"Waduh pemandangan yang gak boleh terlewatkan itu," sahut Vanya antusias."Lagi ngomongin apa sih, ganggu gue lagi nyalin nih jawaban tau," kesal Ive.
"Lagi ngomongin abang-abang cogan," jawab Raya sambil membayangkan betapa kerennya para anggota tim basket sekolah mereka.
"Idih apaan cogan. Gitu kok dibilang cogan,"
"Lo mah tau apa sama yang namanya cogan Al. Secarakan lo jomblo abadi," tawa Raya dan Vanya langsung pecah saat melihat raut muka Ive merah karena meredam malu.
"Kaya kalian gak jomblo aja," sungut Ive.
"Weitss, kita emang jomblo tapi kita lebih berpengalaman dari pada lo," timpal Vanya
"Serah dah," jawab Ive sambil mencebikkan bibirnya.
"Al, pokoknya kita bertiga harus nonton anak-anak basket latihan tiap pulang sekolah, okey!" Pinta Raya.
"Buset dah, setiap hari? Ih apaan enggak, gue gak mau," tolak Ive.
"Kenapa sih Al, kan untung-untung kita dapet tontonan gratis saat pulang sekolah. Bisa ngelihat cogan main basket," Raya pun berseri-seri membanyangkan hal itu.
"Nggak ada menarik-menariknya juga. Cuman nonton mereka latihan itu membosankan. Mereka juga gak ganteng-ganteng banget,"Kedua sahabatnya ini sampai geleng-geleng kepala atas semua penuturan Ive. Padahal sangat jelas bahwa para anggota tim basket sekolah mereka tergolong cowok yang tampan. Tak ada seorang pun yang bisa menghindari pesona mereka, mungkin kecuali Ive.
"Enak aja lo bilang gitu, mereka itu most wanted di sekolah kita yang ganteng abiss,"
"Serah dah," sahut Ive malas
"Udah pokonya kita setiap hari nonton mereka latihan sepulang sekolah, titik gak pake koma," titah Raya tak terbantahkan. Ive pun hanya bisa mendengus sebal dan hanya mengiyakan kemauan dua sahabatnya ini dengan perasaan dongkol.🗼🗼🗼
Alfara Mega Ivelia atau yang sering dipanggil Alfara adalah salah satu murid populer di sekolahnya. Di SMA Starlight hampir semua siswa mengenal dia, cewek cantik, manis, dan pintar tetapi dia juga dikenal sebagai cewek yang sangat cuek dengan sekitar tetapi tidak dengan orang terdekatnya. Alfara adalah salah satu murid kelas XI IPA 2 yang kini sedang menjadi bahan incaran para cowok sekolahnya. Tetapi apakah ada laki-laki yang bisa meruntuhkan bekunya? Kita lihat saja nanti.
Jika di sekolah dia dipanggil dengan sebuatan Alfara berbeda dengan di rumah. Sejak kecil orang tuanya lebih suka memanggil dia dengan sebutan Ive, diambil dari nama belakangnya. Alasannya karena kedua orang tuannya merasa penggilan itu cukup imut dan lucu untuk putri semata wayangnya, konyol bukan? Tapi dia tak pernah mempermasalahkan itu. Asalkan dia dipanggil dengan namanya dia tidak masalah.
Sesuai perkataan Soraya Naina Amanda salah satu sahabatnya yang super cerewet tetapi manis dengan kulit sawo matangnya ditambah satu lesung di pipi kirinya, kini Ive berada di tengah-tengah para siswi yang sedang teriak-teriak histeris disaat para cowok idamannya sedang bermain bola berwarna orange itu. Ive merasa bosan melihat pemandangan didepannya sekaligus terganggu dengan teriakan-teriakan cewek-cewek alay disekitarnya.
"Ck, cuma gini aja pada teriak-teriak gak jelas, gak ada faedahnya sama sekali. Tau gini tadi gue langsung pulang aja, baca novel sambil dengerin musik di rumah," gerutu Ive
"Eh, Al ini tuh pemandangan sepektakuler dalam sejarah hidup gue, sumpah!" Sahut Raya
"Dasar alay,"
"Emang, ngapa lo?" Sewot Raya
"Udah-udah ngapain sih kalian adu mulut gak ada faedahnya, mending nonton tuh yang di depan," lerai Vanya.
Ive dan Raya hanya terdiam satu sama lain.#Hai, ini cerita pertama gue jadi maaf kalo ada kesalahan ya. Semoga suka, jangan lupa vote and commentnya. Thanks💕
Kudus,8 April 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Percik Mega
Teen FictionKita tidak tau akhir dari sebuah kisah. Kita tidak bisa menebak-nebak apakah kisah ini berakhir luka atau bahagia. Disini akan dikisahkan tentang, dimana bahagia dan luka hadir disaat yang sama, membuat kisah yang tak pernah kita duga. Dari Mega unt...