Bagian 2

29 4 0
                                    

Suara teriakan memekik histeris ketika salah satu anggota tim basket SMA Starlight memasukkan bola basket ke ring dengan begitu mulusnya.
Ya, seperti kemarin Ive lagi-lagi harus terjebak diantara cewek-cewek alay yang membuat kepalanya hampir pecah. Sudah hampir 1 jam dia terjebak diantara kerumunan itu bersama kedua sahabatnya yang kini juga ikut-ikutan berteriak histeris bersama dengan siswi yang lain.

"Buang tenaga aja teriak-teriak yang unfaedah, bagusnya apa coba," desis Ive
"Eh Al, lihat tuh kak Yoga kapten basket sekolah kita keren banget. Haduh meleleh gue, kalo semisal gue ditembak sama dia gue gak bakal nolak. Bener-bener cowok idaman," Ive merasa jijik dengan apa yang diucapkan Vanya
"Lo kesambet apa sih Van kok jadi alay kaya tuh sih rayap,"
"Eh apaan gue kok disangkut-sangkutin gue gak alay dan juga nama gue raya bukan rayap!" bantah Raya
"Emang lo alay, alay banget malah," balas Ive sambil memeletkan lidahnya
"Serah lo dah, mending gue nonton yang di depan dari debat sama lo yang unfaedah," kesal Raya.

Persahabat mereka bertiga memang aneh, setiap kali mereka berasama pasti selalu ada saja yang diperdebatkan, kadang tertawa tidak jelas dan saling bertengkar satu sama lain. Namun hal itu lah yang membuat mereka menyadari yang namanya persahabatan sangatlah indah, dan menjadi kenangan tersendiri saat mereka tak lagi bersama.

🗼🗼🗼

Hari ini lagi-lagi Ive harus meluangkan waktunya untuk menemani kedua sahabatnya yang tercinta itu menonton tim basket sekolahnya latihan untuk pertandingan yang akan diadakan minggu depan.

Kali ini Ive sengaja membawa sebuah novel yang sangat ia suka untuk menjadi pelampiasan kebosanannya, ia lebih memilih duduk sendiri di kursi yang tersedia di pinggir lapangan dari pada bergabung dengan sahabatnya itu.

Sangking asiknya dia membaca sampai-sampai ia tidak menyadari ada sebuah bola yang menggelinding ke arahnya. Ive tersadar saat bola tersebut mengenai ujung sepatunya. Ia mengambil bola tersebut bersamaan dengan datangnya laki-laki yang tidak lain adalah salah satu anggota tim basket. Ive mendongakkan kepalanya karena laki-laki itu lebih tinggi darinya dan disaat itu manik matanya bertemu dengan mata kopi milik lelaki itu. Tatapan itu hanya berlangsung 5 detik karena Ive buru-buru menyerahkan bola yang ia pegang.

"Terima kasih," Ive hanya mengangguk sebagai balasan. Sebelum berbalik laki-laki itu menyunggingkan senyum manisnya sehingga menampakkan satu lesung pipit di pipi kirinya.

Seyum itu yang bisa mambuat kaum hawa terpesona saat melihatnya meskipun senyum itu bukan untuknya. Tapi apakah begitu juga dengan Ive? Gadis cuek yang belum pernah kenal dengan satu hal yang biasa mereka sebut CINTA.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hai guys akhirnya bisa update lagi. Sorry ya buat slow updatenya, jangan lupa vote and comment ya.

Dan yang sedang menjalankan ibadah puasa semangat terus💪 semoga puasanya lancar sampe hari raya dan gak banyak godaan, etss pastinya kalian juga punya godaan lah pas puasa kaya temen-temen gue yang kaya setan semua selalu aja goyahin iman😂
See you😙

Kudus, 29 mei 2018

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Percik MegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang