4. Makan Hati

11.2K 1.5K 57
                                    

Setelah kabur dari reuni, aku dan Galih memutuskan makan di penyetan. Sepanjang perjalanan gak ada tuh tanda-tanda Galih cemburu. Nyebelin banget, kan.

"Kamu apaan ngirim pesan? Orang akunya aja ada disebelah kamu." kata Galih.

Oh! Itu saat aku bosan dimobil, Galih sama sekali gak ngomong. Cuma nyanyi ngikutin stereo mobil aja.

Begini pesan yang aku kirim,

Numa
ILU

"Apa ini ilu-iluan?" duhhh Allah, Galih emang ganteng! Tapi gak pekanya kebangetan.

"Bales lah!" ucapku sambil meninggalkannya memasuki penyetan. Langkahku terhenti saat kurasakan tanganku digenggam.

Ku kira dia akan membalas perkataanku, ternyata tidak. Dia hanya menggandengku memasuki penyetan. Kan sebel!

Si Galih memilih tempat duduk sedangkan aku memesan untuknya. Tau menu apa yang kupesan? Olahan yang sangat dibencinya.

"Pesen apa?" tanya Galih saat aku duduk didepannya.

"Nanti juga tahu." kataku sambil mengeluarkan gawaiku, bermain mobile legend.

"Berisik, Num." kata Galih saat suara game ini menggema.

Kumatikan gawaiku lalu melihatnya. Ck! Kurasa aku harus tanya sama Bunda Mida apa rahasia punya anak ganteng.

"Permisi, ini pesanannya." ucap seorang Pramusaji yang membawa pesanan kami. Kulirik ekspresi Galih. Antara bingung, marah, dan lapar. Haha...

"Selamat menikmati." ucap sang pramusaji kemudian kubalas terimakasih.

"Seriously." Oke ini dimulai.

"Num. Ini paket lele sama paket ati ampela. Kamu bercanda?" tanyanya sambil menatapku tajam.

"Tinggal pilih. Kamu mau makan lele lagi atau makan ati. Aku tuh baik loh sebenernya, Gal. Meskipun kamu gak mau makan lele lagi tapi aku rela kasih lele ini buat kamu, karena kamu gak suka jeroan."

"Pesenin lagi yang lain." sebenarnya hal ini akan mudah kalau Galih makan sendiri atau bersama kawannya. Jadi dia bisa tinggal pesan lagi menu baru.

Namun akan sulit kalau makan bersamaku atau Bunda Mida. Dia akan sangat manja.

"Males ah, laper aku tuh. Meskipun tadi udah makan hati waktu ketemu Bayu. Terus ada yang gak peka. Gak apalah yaa makan ati lagi. Biar kuat." kataku sambil menyodorkan piring berisi nasi dan lele kehadapannya dan mengambil piring yang ada ati ampelanya. Kemudian memakannya. Dan pria didepanku pun mengikutiku.

* * * * *

"Udah puas ngerjain aku?" loh dia sadar toh?

"Nih." kataku sambil menyodorkan potongan kecil melon yang kami beli dipinggir jalan tadi kedepan mulut Galih. Tentu dia akan menerimanya. Itu salah satu buah favoritnya.

"Lain kali kalau mau ngajak berantem yang fair dong." ucapnya geram.

"Kamu sih gak pekaan."

"Kamu tuh udah tahu aku sayang sama kamu masih pake ngirim begituan. Tinggal bilang langsung aja kan."

"Kamu kan tukang ngejekin."

Merawat Jerawat ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang