MY Future

9 1 0
                                    

Maincats : SUGA and YOU

Bukankah setiap pernikahan selalu ada malam pertama? malam disaat kedua pasangan bebas melakukan apa saja untuk menunjukkan rasa cintanya, bukankah seperti itu seharusnya? Sayang sekali aku tak pernah merasakannya.

Suamiku menikah denganku karena sebuah keterpaksaan yang tak bisa ia tolak sekalipun. Kala itu, keluarga suamiku sedang dalam kesulitan keuangan karena hutang ayahnya jatuh tempo, dan perusahaan kecil yang di wariskan nenek moyang suamiku terancam bangkrut.

Sedangkan Ayahku, adalah sahabat baik Ayah suamiku, saat itu, aku juga sedang mengalami masalah dengan calon tunanganku, yang lari satu minggu sebelum hari pernikahan kami. Padahal keluargaku sudah memberikan semua yang diminta oleh Ibu calon tunanganku, tapi ia malah lari membawa semua uangku.

Ayahku bersyukur karena aku tak jadi menikah dengan pria brengsek seperti mantan tunanganku. Entah mengapa, ketika keluargaku dan keluarga suamiku menggelar pertemuan. Ayah suamiku dan Ayahku mendapatkan ide untuk menikahkan aku dengan Yoongi, suamiku saat ini.

Mereka sungguh egois, tak menanyakan padaku atau Yoongi, apakah kami sudah setuju atau tidak sama sekali. Ayahku sepakat akan membantu perusahaan Ayah Yoongi agar kembali berjalan seperti semula, dengan melunasi hutang dan memberi modal tambahan.

Akhirnya semua berjalan seperti yang mereka rencanakan, Aku menikah dengan pria anak sahabat Ayahku, dan Perusahaan Ayah Yoongi kembali berjalan sampai saat ini.

Aku bertemu dengan Yoongi hanya dua hari, saat pertemuan kedua keluarga, dan saat malam pernikahan kami. Setelah itu, aku tak pernah menemuinya lagi, kini Ia masih tinggal di Tokyo, menjadi dirut pusat cabang perusahaan Ayahnya.

Aku pun hanya menunggunya di rumah, Ayahku dan keluarga Yoongi berkali-kali mengungkapkan rasa bersalah mereka padaku, karena sikap Yoongi yang tak bisa dipaksa. Yoongi memang keras kepala, aku tahu sendiri saat kami melakukan malam pertama.

Kala itu semua tamu sudah pulang dari pesta pernikahan, dan kami kembali ke kamar hotel untuk melakukan ritual malam pertama. Setelah meminta izin pada kedua pihak.

Yoongi begitu manis ketika kami menghadapi kedua keluarga, bercanda bersama, ia juga sesekali mencium pipiku yang memanas karena malu.

Namun semuanya berbeda ketika kami berdua di dalam kamar. Aku masih ingat apa yang ia katakan padaku dulu.

"Mianhae... aku tak bisa melakukannya dengan orang yang belum pernah kukenal" itu ungkapan pertama ketika ia membuka jasnya, lalu menggelar futon di bawah ranjang kami.

"Bukan maksudku meremehkan dirimu Soora, Aku hanya tak ingin menyakitimu dengan menyentuh tubuhmu tanpa dasar apa-apa"

Aku tak marah dengan sikapnya, ia memang keras kepala, namun sikapnya kunilai sebagai sikap gentle yang ingin menjagaku dari hubungan buruk yang terjalin tanpa rasa cinta.

"Berikan aku waktu Soora... kita akan melakukannya kalau kau dan aku sudah bisa merasakan cinta" Itulah kata-kata terakhir Yoongi sebelum ia tertidur pulas diatas futon yang digelarnya dilantai.

Kini pernikahan kami sudah memasuki usia ke 1 tahun. Yoongi berjanji akan pulang hari ini, Ia mengatakan akan pindah ke Korea karena di cabang perusahaan sudah ada adiknya yang menangani.

Ada rasa rindu yang meluap-luap dalam hatiku, walaupun kami tak pernah bertemu setelah malam pertama itu, walaupun kami hanya berhubungan melalui layanan selular atau bahkan melalui surat yang kami tulis dengan tangan.

Yoongi memarahiku di telephone ketika aku mengirim surat yang kuketik ke Jepang, terkadang ia lebih konyol dari yang kukira. Yoongi mengatakan padaku kalau dari tulisanku ia tahu apa perasaanku saat itu.

Kumpulan FF One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang