Worried

131 10 0
                                    

Chorong menemui Hayoung yang sedang menyuapi Ibunya di meja makan..

"Aiieee.. Eonni, kau kemana kemarin malam?? Sampai mendapat seorang oppa yang tampan??"

"M-mwo?? Apa maksudmu??"

============== FLASHBACK===============

Suho berusaha menenangkan hatinya.. Saat sudah berada di depan rumah Chorong, Suho menengok ke arah Chorong yang tertidur..

"Saat tertidur seperti itu kau terlihat sangat tenang... Entah kenapa setiap melihatmu, jantungku berdegup kencang. Aku ingin memastikannya. Bolehkan, Park Chorong??"

Suho berbicara pada Chorong yang dengan tenangnya tertidur pulas. Suho mengetuk pintu rumah Chorong dan keluarlah Hayoung..

"Eo-eoh?? Oppa yang membawa anjing waktu itu.. Ada apa??"

"Eoh?? Nde.. Eonnimu tertidur di mobilku, bisa tunjukkan kamarnya??"

Dengan sedikit tersenyum dan curiga, Hayoung mengikuti Suho melihat Chorong yang tertidur pulas..

"Aiishhh.. Eonni.. Bisa-bisanya kau tertidur pulas di sebelah pria tampan.." Suho tidak mendengar ucapan Hayoung. Karena Suho berusaha menggendong Chorong dan membawanya ke kamarnya..

"Kalau begitu aku permisi.. Annyeong.."

"Nde, Kamsahamnida oppa..."

============= FLASHBACK END ============

 

"Jadi dia.....???" Chorong terkejut tidak percaya

"Nde.. Eonni... Tidak bisakah kau mengencaninya saja??"

"M-mwo??!! Andwae..!!" Chorong langsung berlari ke kamarnya

Ibunya dan Hayoung saling bertatapan dengan penuh tanda tanya..

"Aiishhh.. kenapa aku sampai tertidur... Jinjja ppabo.." Chorong memukul-mukul kepalanya sendiri

"Ini, jas Suho??" Ia mengangkatnya dari lantai dan tercium parfum Suho yang membawanya ke bayangan saat dipeluknya

"Aiiissshhh.. Jinjja!!"

 

Di rumah Bomi...

"Mwo!!??? Yaa!! Dia sudah mempunyai tunangan dan kau tahu itu kan??" Bomi terkejut dengan cerita Chorong

"Nde, arrayeo.... Hhuufftt..."

"Kau jangan mengencaninya... Aku pikir, Luhan cocok denganmu"

"Aku tidak tahu... Kalau bersama Luhan, aku merasa terlalu cepat untuk menjalaninya. Lagipula, dia juga pasti akan mengerti. Entah kenapa aku merasa berbeda dengan Luhan. Aaahhh iya, gomawo atas semua barang-barang yang kau pinjamkan padaku.."

"Nde.. Tapi kakimu tidak apa-apa??"

"Hhhmm.. Sudah membaik sekarang.."

Lalu handphone Chorong berbunyi dan tertulis Suho. Chorong terkejut, dia tidak pernah meminta atau menyimpan nomor Suho...

"yaa!! ottokhae ??" Chorong panik dan menjawab telpon itu

"Yeo-yeobusaeyeo... N-nde... Su-suho ssi.."

"Apa kakimu sudah membaik ??"

"Aahh.. N-nde, sudah lebih baik sekarang. Gomawo.."

"Hhmm.. Arrasseo, aku hanya ingin menanyakan hal itu.."

"Cha-changkkaman.. Kau menyimpan nomormu di handphoneku??

".................. Nde.. Kau keberatan??" Jawab Suho gugup

"A-ani....."

"Baiklah, aku tutup telponnya"

"Eoh.. Geurae.."

Entah kenapa Chorong merasa senang dengan pembicaraan singkat mereka. Bomi yang melihat itu langsung mencubit pipi Chorong...

"Yaa!! jangan biarkan perasaanmu pada Suho menjadi berlanjut.. Arrasseo ??"

"Eohh......"

 

Chorong berencana mengembalikan jas Suho yang tertinggal semalam. Saat didepan gerbang rumah Suho, dari kejauhan terlihat Sojin yang memperhatikan Chorong yang berjalan ke arah rumah Suho..

"Chorong'ah.."

"Eoh?? Sojin'ah..."

"Apa yang kau lakukan di depan rumah Suho??"

"A-a-aahhh... A-a-aku........"

============== To be continued ============

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang