Chapter 3: bab 13 (Turnamen Zakkria)

73 5 2
                                    

*Ricky pov:

Hampir semua haluan tertuju pada tengah-tengah urutan yang paling mungkin untuk di kategorikan. Mungkin, tapi melihat lagi bahawa semua pandangan sangat serius maka pilahan hanya satu, mengikuti apa yang di terangkan oleh orang yang berdiri di atas sana.

Menginggat ini adalah babak pertama turnamen zakkria, semuannya pasti mengetahui ini adalah battle game dimana kau akan menjatuhkan lawanmu hingga dia sendiri menyatakan menyerah ataupun terluka parah.

Tapi ini bukan seperti battle game pada umumnya, karena hanya bertarung pada sebuah arena lebar dengan berbagai tembok retak sebagai pelindung dari serangan range dan bersembunyi.

Dalam babak pertama, seperti yang telah di jelaskan. Kita akan mendapat tiga orang dalam satu kelompok dan hal itu adalah bebas dalam memilih anggota. Maka anggota kami adalah yang paling serasi.

Aku, Kazuto, dan Egeo. Kami bertiga adalah satu-satunya perserta dari desa Rulic yang mendaftarkan diri dan membuat kelompok dengan daerah yang sama. Walaupun banyak yang masih ingin mendapatkan kawan berbakat, tapi menurutku kekuatan dari teman yang telah kita ketahui dengan baik adalah sesuatu yang akan berguna...

Bagipula, aku bukan tipe orang yang terbiasa bergaul. Egeo dan Kazuto mengerti hal itu daripada yang lain, maka aku lebih senang bersama kedua temanku ini.

"-baiklah! Turnamen zakkria babak pertama di mulai!!"

Kami segera berdiri menghadap team lawan dan saling hormat, setelah melakukan hal tersebut kami segera bersiap dalam posisi.

Sangat kebetulan, saat ini kelompok kami yang tidak lain adalah kelompok 13 akan melawan kelompok 46, melirik hal ini para inspektur menilik tajam pada dua pemuda yang berdiri di sampingku.

"Ricky kita maju!" saran Egeo sambil segera melangkah maju dengan pedang kayunya.
(Pedang kayu yang diberi sihir adalah suatu keterjaminan dalam babak pertama, pedang kayu yang mempunyai beberapa bentuk sesuai dengan teknik pengunanya.)

"... Magic art! Fire wave!" percikkan api menyambar salah satu dari mereka, tapi hal tersebut segera di tangkis oleh penguna magic art dari pihak mereka.

Sekarang aku berhadapan dengan seorang yang memiliki keterampilan yang sama seperti diriku.

Di sisi lain, Egeo tengah menghadapi seorang pemuda yang memiliki tubuh tinggi dan rambut coklat.

Dan di samping itu Kazuto masih bertatapan dengan seorang gadis yang masih belum kulihat kempampuannya.

"... Magic art!"

Tanpaku sadari, sang lawan telah merapalkan mantra. Dari cahaya hijau di hiasi ukiran ungu aku tahu itu adalah sihir untuk Debuff, belum lagi untuk penguat tubuh!

"Cth! Magic art, Fire Attack!" sihir kali ini melingkar di bawah kedua kakiku, atribut mengcangkup sekitar 2 meter.

"Haaaaaa~!"
Dia segera melompat maju dengan bola-bola angin yang siap menyapuku di atas tangan kanannya, sementara tangan kirinya memengang pedang.

"... Bodoh."
Aku menatapnya penuh dengan kepercayaan diri, itu jelas! Saat ini api akan membakarnya, Karena itu aku menjauh dari Egeo dan membuat jarak.

"Mungkin aku kerterlaluan... Tapi aku akan meringankan bebanmu."

Dengan santai, aku mengayunkan pedang kayuku secara frontal memukul kepalanya.
Tapi tanpa di duga pemuda itu telah menghilang dari hadapanku sebelum pedang kayu milikku menyentuhnya.

"-Cth! Fire shooting!" dengan sangat cepat aku kembali membuka art magic dengan atribut api.

"... Wind balde!"

Sword And Destniy [Underworld Aliaztion]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang