1. Cisa

83 9 5
                                    

Dengan langkah santai, Retta celingak-celinguk mencari kelas barunya, X Mipa 3. Sudah hampir setengah jam ia mencari, tapi belum juga ia temukan. Retta malah tersesat ke toilet untuk membenahi rambutnya dan ke kantin untuk memberi makan cacing-cacing di perutnya yang sudah mulai demo. Jadi, itulah sebabnya ia belum juga menemukan kelas barunya.

"Kenyang udah, rapi udah. Oke, kita cari lagi kelas terkutuk itu" sepuluh menit kemudian, Retta menemukan ruangan dengan papan di pintunya yang bertuliskan X Mipa 3. Retta masuk ke kelas tersebut dan menuju ke meja paling belakang. Menurutnya, itu adalah tempat paling strategis untuk mencontek saat ulangan dan tidur saat bosan mendengar ocehan guru.

Sambil asyik mendengarkan musik lewat earphonenya, ia memandang suasana sekeliling. Sudah banyak para siswa dan siswi baru yang hadir dalam kelas ini.

"Hmm hai, boleh duduk disini?" sebuah suara membuat Retta mendongak dan menghentikan musik di handphonenya.

"Boleh, boleh. Duduk aja"

"Gue Cisa" katanya memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan.

"Retta" ia membalas uluran tangan cewek itu yang ternyata bernama Cisa.

"Kira-kira banyak senior cowok yang kece gak ya?"

"Aduh Sa. Baru juga hari pertama udah nyari cogan aja"

"Vitamin A, Ret. Baik buat mata kita, hehe"

Beberapa menit setelah percakapan singkat mereka, masuk salah seorang ibu guru yang diyakini akan menjadi wali kelas mereka selama satu tahun kedepan.

"Ih Ret, muka gurunya malesin gitu"

"Hush, gitu-gitu juga wali kelas kita tau. Tapi iya juga ya malesin"

"Ah sama aja lo. Eh istirah--"

"Retta dan Cisa ya? Kalian bisa keluar sekarang"

Retta dan Cisa otomatis tersentak, kemudian saling pandang. Mulai lah mereka saling menyalahkan.

"Gara-gara lo jadinya kena marah kan"

"Apaan nyalahin gue? Suruh siapa lo nyautin"

Terpaksa, mereka melangkah menuju pintu. Sedikit lagi tangan Cisa menyentuh kenop, sebuah kalimat terlontar dari sang wali kelas, membuat gerakan tangan Cisa terhenti.

"Nah anak-anak, kalimat tadi merupakan salah satu contoh kalimat perintah"

Apabila digambarkan dalam scene film, mungkin suasana hening dengan suara jangkrik adalah kondisi yang tepat untuk X Mipa 3 saat ini. Dan beberapa detik setelahnya, baru lah para murid tertawa garing. Sebuah apresiasi untuk wali kelas mereka yang berusaha untuk menghibur anak didiknya.

Setelah dipersilakan duduk kembali, Retta dan Cisa kembali ke tempat mereka dengan wajah malu sekaligus kesal.

"Garing banget wali kelas lo, Sa"

"Dih, wali kelas kita itu"

"Kagak, gue mau ngajuin pindah kelas"

"Pindah aja, tinggalin aja gue. Gue lebay, lemes brayy"

"Abis ngamen dimana lo? Receh banget"

"Di perempatan depan. Sekalian mangkal"

"Oh lanjutkan ya, kalo bisa tingkatkan. Gue dukung"

Kemudian, mereka saling tatap. Menyadari bahwa mereka sama-sama berusaha melontarkan lelucon yang tidak lucu sama sekali. Tetapi mereka tetap tertawa. Namanya juga cewek receh, mau gimana lagi?

"Ngomong-ngomong kita belum berkenalan ya. Nama saya Leni, wali kelas kalian selama satu tahun kedepan" setelah asyik sendiri dengan urusannya di meja guru, akhirnya wali kelas X Mipa 3 ini memperkenalkan dirinya.

Fourtastic! [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang