5. Happiness

18 4 0
                                    

Puas berbincang-bincang dengan Dinda, Yumna mulai membantu mempersiapkan acara yang akan diadakan esok hari.

"Lo bikin kue aja sana, sama Teh Ririn di dapur"

"Baik tuan, titahmu hamba laksanakan"

"Udah ah sana, bikin yang enak"

"Baik ndoro"

Gemas dengan tingkah gadisnya, cowok itu menggeplak pelan kepala Yumna menggunakan plastik yang sedari tadi ia genggam. Dengan memajukan bibir bawahnya sedikit, ia berbalik pergi ke arah dapur. Menemani Teh Ririn membuat kue yang enak.

"Teh, Yumna mau bantu bikin kue ya"

"Boleh non. Pakai dulu atuh celemeknya ya, ambil aja didekat kulkas" dengan sopan, Teh Ririn menunjuk celemek yang ia maksud dengan jempol tangan kanannya.

Berbalut kaus maroon dan celana jeans hitamnya, ditambah celemek berwarna baby pink yang melindungi kausnya dari segala kemungkinan yang dapat membuatnya kotor, terlihat sangat serasi di tubuh Yumna.

"Aduh non, geulis pisan. Gak salah atuh Den Reval milih pacarnya" begitu kata Teh Ririn di sela-sela aktifitasnya. 

Yumna tersenyum malu mendengar pujian yang dilontarkan Teh Ririn, "Udah ah teh, ayo kita langsung aja bikin kuenya"

Mereka mulai sibuk membuat kue tart yang akan disajikan esok hari. Seringkali mereka saling melontarkan candaan-candaan menggelitik disela-sela aktifitas menuangkan tepung dan mengocok telur yang mencairkan suasana.

"Non Yumna tau gak hobinya Den Reval apa?"

Yumna tampak berpikir sejenak, "Hmm, setau aku sih main gitar, sama basket"

"Masih ada lagi non, mau tau?"

"Mauu!"

"Hobinya yang satu lagi ini, selalu dilakukan sama Den Reval. Setiap hari, sampai teteh juga gak bisa bikin dia berhenti. Nyonya sebagai mamanya Den Reval juga gak bisa"

"Apa tuh teh?"

"Bikin pulau non"

"Hah?"

"Iya, hobinya Den Reval itu bikin pulau di bantalnya, guling, selimut, tempat tidur. Sampai tiap hari teteh ganti"

"Serius teh? Tiap malem?"

"Iya non. Mana berani teteh boong, dosa"

Mendengarnya, Yumna terkekeh, "Haha, ternyata dia jorok banget ya"

Mereka kembali tenggelam dalam aktifitas masing-masing. Yumna membuat adonan sedangkan Teh Ririn menyiapkan loyang dan oven yang akan dipakai untuk membakar adonannya.

Terlalu asyik mengaduk adonan di pangkuannya, Yumna tidak menyadari bahwa seorang gadis kecil tengah berdiri kebingungan di belakangnya. Wajah imutnya terlihat menggemaskan saat ia mencoba menerka-nerka siapakah gadis remaja yang tengah duduk membelakangi dirinya saat ini? Dengan polos, ia mengulurkan tangan mungilnya untuk menepuk pundak gadis remaja dihadapannya. Yumna menghentikan adukannya dan berbalik, lalu tersenyum ramah kepada gadis kecil yang ia perkirakan umurnya tak lebih dari enam tahun itu.

"Hai, kamu pasti Shella ya?"

Kepala mungilnya mengangguk namun ia masih bingung. Terlihat dari dahinya yang berkerut, "Kok kakak tau nama Shella? Kita kan belum pernah ketemu"

Tentu saja Yumna mengetahuinya dari Reval. Cowok itu seringkali bercerita tentang Shella kepadanya saat mereka masih berstatus teman kala itu.

Tiba-tiba Shella berseru, "Ah aku tau!" matanya berbinar dan wajahnya berseri, "pasti kakak pacarnya Kak Reval ya? Kak Yumna!"

Fourtastic! [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang