Bad Boy

18 4 0
                                    

'Berhenti mengubah dirimu menjadi orang lain,karena aku mencintai dirimu sendiri,bukan orang lain'
-unknown

'lo bolos lagi?kagak kapok Lo bro?'

'males.hari ini jadwalnya si gendut di kelas gue.kalo di kelas juga, palingan gue cuman tidur'

'iya...tapi kalo kita ketahuan Bu Luna lagi bisa mampus kita'

'bilang aja Lo takut,Ka.Kayak Lo nggak biasa aja dapet hukuman sama si Mak Lampir itu...',

'gila Lo!Bu Luna Lo katain Mak Lampir,dia denger bisa abis lo'

'ah elo,kayak nggak tau aja most wanted sekolah kita.Dia mah punya prinsip kalo aturan itu dibuat untuk dilanggar'

Evans kembali menatap layar ponselnya,mengacuhkan perkataan Langit yang menyela ucapan nya saat dia membalas ucapan Laskar,dia terlalu acuh untuk menanggapi pembicaraan 2 sahabatnya itu....

'ohh.... disini kalian rupanya..'

Suara itu....meski mengejutkan, tetap saja tidak ada aksen sangar khas Bu Luna.Langit dan Laskar menghentikan debat mereka dan menoleh.Di depan mereka sekarang, seorang gadis dengan atribut khusus pengurus OSIS sekolah mereka dengan pin yang terpasang di atas tag name-nya menandakan dia adalah pengurus terpenting - baca ketua OSIS - membuat Laskar dan Langit menelan ludahnya.Bukan karena menyadari kalau gadis di depannya adalah ketua OSIS tapi karena kecantikan gadis itu yang tak pernah mereka lihat sebelumnya.

'sekarang kalian ikut saya....'

Gadis itu memberi isyarat dengan tangan agar para bad boy itu mengikutinya, Laskar dan Langit berdiri.Langit yang berada di samping Evans menyenggol lengan pria yang masih sibuk dengan gadget nya itu.Evans menepis tangan Langit yang sekarang bahkan sudah mengguncang-guncang lengannya.Evans membanting handphone mahal itu,lalu berteriak gusar

'maksud lo apa hah?!!lo kagak ngerti...'

Suara Evans tercekat,di sana seorang gadis menatap nya dengan tatapan membunuh.Jelas saja Evans terkejut,kapan gadis itu ada disini?

Evans melengos, melangkah pergi.Gadis itu mencegat langkah Evans dengan 1 tangan yang membuat Evans menatap manik gadis itu dalam,

'minggir!'Bentak Evans,gadis itu menggeleng 'gue bilang minggir!'
Evans menghentakkan tangan itu,dia tak peduli jika gadis itu meringis kesakitan.Dia hanya perlu pergi dari tempat ini, lagipula untuk apa gadis itu menahannya?toh...tidak ada satu orangpun selama ini yang bisa menghentikan kemauannya,

'Div,Lo kemana aja sih?Bu Luna nyariin Lo dari tadi....lho,Lo kenapa?'suara lembut lain sayup sayup terdengar sampai ke telinga Evans,

Diva menggeleng,
'gue gapapa,tenang aja.cuman agak nyeri kok!'

Gadis di hadapannya menggeleng,lalu mengalihkan pandangan nya ke 2 pria yang sedari tadi hanya berdiri di sana tanpa melakukan apa-apa.Tatapan gadis tadi menajam, tangannya terkepal.

'bilang... siapa dari kalian yang nyakitin dia? cepet bilang!'2 pria di hadapannya menggeleng, bergidik ngeri melihat tatapan gadis itu.lebih cantik sih....tapi kayak singa, pikir mereka.

'cepet jawab!atau mau gue...'Gadis itu sudah memasang ancang-ancang hendak memukul wajah Laskar saat Diva menahannya,

'bukan mereka,Al.bukan...'Diva menggeleng melihat gadis yang dipanggil nya 'Al' bersikap membela seseorang padahal biasanya gadis itu acuh tak acuh terhadap apa yang sedang terjadi di sekitarnya,

Why Should Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang