Broken

10 4 0
                                    

Beritahu aku untuk tidak terlalu merajut asa agar aku tak tenggelam saat mati rasa

-unknown

"Kakak nggak bakalan ninggalin little Angel-nya kakak, pinky promise!"

"Aku yang bakal selalu nge jagain kamu, Letta"

Letta memeluk bingkai foto itu erat untuk sesaat kemudian membantingnya dengan keras ke atas spring bed, foto itu sedikit terpantul seolah mengejek Letta bahwa dia takkan bisa bangkit dari keterpurukannya di masa lalu.

Letta terisak, lalu menggeleng. Dia dan dua pria yang merangkulnya disana sudah tak punya hubungan apapun, dia sudah tak bisa memaafkan mereka. Bahkan, hanya untuk memastikan jika salah satu dari mereka tidak akan datang lagi sudah sangat sulit.

Letta memejamkan mata. luka itu, entah kapan bisa sembuh. Entah karena waktu atau orang lain, Letta tak tahu.

***
Suara pintu yang dibanting terdengar, membuat Letta kecil yang meringkuk di sudut kamar menutup telinganya. Teriakan dan bentakan mulai terdengar sebelum bantingan itu mengagetkan Devon.

Bocah lelaki itu segera melompat dari kasurnya lalu dengan setengah berlari, dia menuju kamar adik kesayangannya, Devon menatap Letta sayu. Seharusnya Letta tidak usah menjadi korban juga, cukup dirinya saja yang selama ini bahkan tak pernah merasakan kasih sayang orang tua,

"Letta?"

Gadis kecil itu mendongak, menatap Devon dengan ekspresi ketakutan yang amat sangat besar.

"Letta, gak apa apa?"Gadis itu menggeleng,

"Kak, Letta takut. Papa dan mama..."

"Sssttt, Letta jangan takut lagi, ya? Sekarang udah ada kakak, kakak bakalan selalu disini, dan jagain Letta..."Ujar Devon, lalu merangkul adik perempuan satu satunya itu,

"Kak Devon janji, ya? Jangan pernah ninggalin Letta buat hadapin masalah ini sendirian" Gadis itu dengan wajah polosnya mengacungkan kelingkingnya ke arah Devon.
Devon menatap Letta lembut, dua tersenyum tipis lalu mengangguk

"Iya,Letta. Kakak janji"Jawab Devon sambil menautkan kelingkingnya pada kelingking Letta.

***
"Violetta!"

Letta mendengus, tanpa menoleh dia tahu siapa yang memanggilnya. Hanya ada satu. Orang yang akan memanggil nya dengan nama panjang itu dan orang itu adalah cowok yang tiba tiba saja datang ke dalam hidupnya,

"Kamu emang selalu datang sepagi ini, ya?"

"Hm"

"Memangnya kamu gak sarapan dulu? Atau kamu bawa bekal?"

Letta menggeleng,

"Kenapa?"

"Berisik!" Letta mempercepat langkahnya, dia sudah cukup muak dengan cowok yang satu ini, selalu saja mengganggu harinya.

"Gak perlu cepet cepet, ini masih pagi"Ujar cowok itu dengan senyuman lima jarinya, Letta memutar bola matanya. apa cowok ini sedang tebar pesona?

"Kenapa sih tiap hari ngikutin gue Mulu? gak bosan apa?"

"Gak"

Letta memutar matanya malas,

"Evans?"

"Ya?"Letta menghembuskan napas, dia tidak tahu kenapa dia mulai menerima kehadiran Evans akhir akhir ini, dia tak lagi mengusir cowok yang jika sedang istirahat maka akan menemaninya makan di kantin sambil bercerita tentang basket, mata pelajaran atau bahkan kenapa Letta begitu cuek padanya, cowok yang dulunya juga menghiasi dunia putih-biru nya, cowok yang pada senja itu datang dan memberikan nya sebuah nasehat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why Should Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang