"Lupakan lah saja diriku, bila itu bisa membuat mu, kembali bersinar dan berpijar seperti dulu kala..."
Frega menghela napas nya berulang kali, terkadang ia juga mengikuti lirik - lirik lagu dari band kesukaan nya, Sheila On7.
Tangan nya terangkat seolah menggapai lampu yang ada dikamar nya, "Kenapa ngedapetin lo sulit banget sih? Emang bener kata orang, yang special itu susah di dapetin."
Tok!
Tok!
Tok!
Frega memutuskan untuk bangkit dan berjalan menuju pintu kamar yang masih diketuk dari luar untuk melihat siapa orang yang mengganggu waktu istirahat nya
"Ehe, mblo! Ngerem aja dikamar, mau bertelur apa gimana?" ejek Gilang saat melihat wajah sahabat nya yang datar - datar saja saat membuka kan pintu.
"Elah, lo lagi. Bosen gue, lihat muka lo! Buruan masuk."
Frega kembali merebahkan dirinya di atas tempat tidur, pintu kamar nya sengaja ia buka karena Frega tau, Gilang tidak mungkin datang seorang diri kerumah nya yang tidak pernah ramai di pagi hari sampai sore atau malah saat malam hari.
"Masih galau nih bos?" Frega melirik sinis kearah Gilang yang justru lebih memilih untuk duduk disofa, persis di dekat meja Tv yang ada didalam kamarnya tanpa memperdulikan tatapan yang ia lemparkan, seolah itu tidak mempan sama sekali terhadap Gilang yang buktinya masih santai - santai saja duduk di sofa dengan ponsel ditangan nya.
"Ya menurut ngana?"
"Galau!"
Baru saja Frega ingin mengatai Gilang dengan bahasa kasarnya, satu sahabat nya lagi sudah masuk kedalam kamar nya dengan suara keras. "Hallo para selir ku! kalian semua lagi ngomongin apa nih? Kok baginda gak diajak - ajak?" kata Iqbal yang tiba - tiba masuk kedalam kamar Frega dengan kedua tangan nya sibuk membawa dua kantung plastik yang berisi makanan ringan.
"Dia siapa sih?"
"Gak kenal gue, salah rumah kayak nya mas."
"Sialan lo berdua! Udah gue bawaiin makanan juga, bukan nya baik - baikin gue malah menghina kembaran nya Adipati Dolken! Menyesal saya membeli makanan banyak ini, kalian sudah melukai hati sayaaaaaaaa!!" Frega berdecak pelan melihat drama murahan di hadapan nya saat ini. Sedangkan Gilang, laki - laki itu langsung menarik tangan Iqbal agar duduk bersama nya di sofa dan membuka satu persatu snack yang dibeli oleh sahabat nya itu.
"Yaudah deh, mamas Saripati jangan marah lagi ya. Yuk! Sini sama Gilang, lagi free nih!"
Mendengar hal itu membuat Frega menoleh kearah Gilang sekilas dan kembali menatap langit-langit kamar nya, sedangkan Iqbal yang merasa ucapan Gilang tadi ditujukan untuk nya dibuat merinding, walaupun sudah biasa mendengar jokes yang sering Gilang ucapakan saat mereka bersama - sama seperti saat ini.
"Gilang! Stop it! Jijik gue denger lo ngomong kayak tadi! Lagipula nih, gue itu kembaran nya A D I P A T I! Bukan S A R I P A T I!!" Gilang yang mendengar hal itu, berhenti membuka bungkus snack yang ingin ia makan dengan memanyunkan bibirnya dan semakin membuat Iqbal melemparkan tatapan jijik.
"Lo sama Adipati yang lo sebut tadi juga gue jamin masih gantengan Adipati di banding lo! Please deh bal, lo kalo ngaca makanya dicermin! Jangan dikobokan warteg!"
Frega dengan spontan menggeleng dan memunggungi kedua sahabatnya yang masih sibuk beradu argumen yang tidak penting, ia lebih memilih untuk tidur sebentar sebelum mereka pergi mengunjungi tempat baru.
-----
Halo, selamat membaca untuk kalian semua.
Ssstt! jangan lupa buat komentar, dan vote juga
mari b e r t e m a n.Salam hangat, sehangat teh tanpa gula.
Jakarta, 05 November 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Like Yours
General FictionJudul sebelumnya; Ketos. #1Stars - 13Juli - 20Juli | 8Agustus #2Stars - 14Juli | 7Agustus. "Badboy begini juga bisa jadi Ketos, lihat aja nanti. Lo jadi pacar gue, pacar dari Ketua Osis." - M. Frega Ardinanto ••• Semua mengenal nya sebagai anak muda...