"kebetulan aja kita ketemu dengan cara kayak gini"
----
Kepala Arvi penuh dengan banyak kemungkinan. Apakah benar cowok itu Alfaro atau dia memang Vero. Arvi bingung harus bagaimana. Bagaimanapun Arvi tak boleh terlalu berharap. Tapi Arvi juga tidak boleh kehilangan harapan.
Drt...drt...drt
Lamunan Arvi buyar saat HP-nya bergetar tanda ada panggilan. Arvi yang awalnya enggan untuk mengangkat telepon itu. Akhirnya merasa cukup kesal dan mengangkat telepon itu.
"Vi, gue ke rumah Lo sekarang ya"
"Iya Lidya, Lo kerumah gue aja mesti minta ijin dulu"
"Kan takutnya Lo ga ada di rumah"
"Gih, cepetan berangkat"
"Dih nyuruh"
"Biarin"
Arvi lalu memutuskan panggilan itu secara sepihak. Tak jarang Arvi sedikit tertawa karena tingkah polos sahabatnya, Lidya. Lalo (lama loadingnya) adalah julukan terbaik untuk Lidya.
Setelah 15 menit menunggu, bel rumah Arvi berbunyi. Arvi lalu turun ke bawah dan membukakan pintu rumah. Namun yang muncul bukanlah Lidya yang di tunggu-tunggu akan tetapi Glen.
"Ngapain Lo disini ?"
"Gue mau minta maaf"
"Buat apa ? Udah ga berguna lagi sekarang, bahkan 1000 maaf dari Lo"
"Alfaro-
"Cukup, gue ga butuh penjelasan Lo. Sekarang Lo pergi dari sini dan gue gak akan sudi liat muka Lo lagi"
Dengan terpaksa Glen pergi meninggalkan Arvi yang langsung saja menutup pintu rumahnya rapat-rapat. Walaupun kejadian itu sudah lama, tetapi Arvi tidak bisa memaafkan perbuatan Glen. Bagi Arvi, karena Glen lah dia berpisah dengan Alfaro.
***
Lidya mengetuk pintu rumah Arvi. Langsung saja pintu itu dibuka oleh Arvi. Lidya melihat muka Arvi ditekuk. Hal itu membuat Lidya heran dan ingin bertanya pada Arvi. Tetapi sebelum sempat bertanya pada Arvi tangan Lidya langsung ditarik oleh Arvi. Setelah sampai di kamar Arvi, Lidya lalu bertanya pada Arvi.
"Set dah, muka ditekuk gitu. Ada apa emangnya ?"
"Itu tadi si penjahat itu dateng"
"Hah ? Ooo maksud lo Glen kan ?"
"Iya"
"Udah lah maafin dia"
"Karena dia Alfaro jatuh dari tebing. Gimana gue bisa maafin orang kayak dia"
"Gue ngerti tapi kan ga guna juga marahin dia terus"
"Iya"
Arvi dan Lidya mengobrol hingga hari sore. Semua keluh kesah Arvi, ia tuangkan kepada Lidya. Arvi tidak pernah sungkan untuk bercerita kepada sahabatnya itu karena Lidya adalah tipikal orang yang setia dan pengertian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love
Teen Fiction1 tahun berlalu, sejak kepergian Alfaro. Alfaro jatuh dari tebing yang tinggi. Semua orang mengira Alfaro telah meninggal. Tetapi Arvi belum bisa menerima kepergian Alfaro. Arvi yakin Alfaro masih hidup. Lalu apa yang terjadi ketika Arvi tiba-tiba b...