"gue mau nembak cewek"
----Arvi masih kesal kepada Vero yang sama sekali tidak mempedulikannya hari itu. Bahkan sampai jam pulang Vero masih ngacangin Arvi. Tidak seperti biasanya hari itu Vero tidak menawarkan dirinya untuk mengantarkan Arvi.
"Tumben-tumbenan Ver, Lo gak nawarin ngajak Arvi pulang bareng"
Lidya bertanya pada Vero dengan penuh rasa heran.
"Toh, dia bakal pulang sama Rifky. Lagian gue mau ngajak Lo pulang Lid. Mau ga ?"
"Eh tapi kan-"
"Gue gak nerima penolakan"
"Ini mah maksa"
"Ayok Lid"
Karena tangannya sudah ditarik oleh Vero. Tidak sempat Lidya menghindar dari tarikan Vero. Arvi yang melihat langsung pemandangan itu, merasakan hatinya memanas. Arvi langsung keluar dari kelas XII IPA 2, lalu menuju ke gerbang sekolah.
"Hi Arvi"
"Rif ?"
"Lo mau gak jadi pacar gue ?"
Pernyataan mendadak ini membuat Arvi kaget. Apalagi Rifky menyodorkan sebuah bunga dan coklat yang artinya dia sudah siap untuk nembak Arvi.
"Gue belum siap move on dari Alfaro. Gue hargain rasa suka Lo, tapi Lo nyari waktu yang kurang tepat. Maaf Rif, maaf"
"Pasti ini gara-gara Vero kan"
"Apa sih Rif"
"Gue tau kali, Lo masih yakin kalau Vero itu Alfaro. Dengerin gue Alfaro udah meninggal, dia jatuh dari tebing"
Kata-kata Rifky membuat Arvi merasa hancur akan harapannya. Air mata mulai mengalir di pipinya.
"Maksud lo apa Rifky ?, Kalau Lo ditolak udah terima aja. Jangan bikin dia nangis dong"
Vero merasa emosi karena Rifky membuat Arvi menangis. Vero menjatuhkan Arvi dalam pelukannya.
"Kok lo sewot ? Murid baru gak usah ngurusin hubungan gue"
"Lo pengecut banget sampe bikin Arvi nangis"
"Pengecut Lo bilang ? Ngajak berantem Lo ha ? Ya udah sini berantem sama gue"
"Kalau demi Arvi, gue akan lakuin apa aja"
"Yaudah sini"
Terjadilah adegan saling tonjok antara Vero dan Rifky. Arvi yang tak berdaya hanya menutup matanya dan telinganya.
"Udah, cukup Vero, cukup Rifky. Gue gak nyangka Rif, Lo bisa setega itu sama gue. Padahal dulu Lo yang bantu gue senyum pas kehilangan Alfaro"
Rifky lalu pergi tanpa merasa bersalah sama sekali. Arvi tidak menyangka kalau Rifky bakal ngomong kayak gitu.
Vero dengan wajah datar, membantu Arvi untuk bangun lalu pergi tanpa tampang peduli sedikitpun pada Arvi. Arvi kaget dengan apa respon Vero yang mintak ditampol itu.
Arvi kemudian lari mengejar Vero sambil teriak-teriak kayak orang gila. Arvi masih bingung dengan apa yang dilakukan Vero. Tadi Vero membantu Arvi dan sekarang Vero dengan wajah datarnya meninggalkan Arvi.
Akhirnya Arvi berhasil menggenggam tangan Vero. Yang disambut dengan wajah datar tanpa peduli sama sekali.
"Makasih"
Ucapan Arvi hanya dibalas anggukan oleh Vero.
Tanpa menoleh sama sekali, Vero lalu pergi dari sana. Arvi semakin kesal karena perubahan sikap Vero itu. Arvi lalu pergi mencari taksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love
Teen Fiction1 tahun berlalu, sejak kepergian Alfaro. Alfaro jatuh dari tebing yang tinggi. Semua orang mengira Alfaro telah meninggal. Tetapi Arvi belum bisa menerima kepergian Alfaro. Arvi yakin Alfaro masih hidup. Lalu apa yang terjadi ketika Arvi tiba-tiba b...