"Biasa aja"
----Hari ini Arvi bangun terlambat. Arvi lalu buru-buru mandi, ganti baju dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Kemudian Arvi berlari menuju ke luar sambil mencari taksi.
Belum cukup sampai disana kesialan yang dialaminya. Kini Arvi terjebak macet, karena takut akan sangat terlambat Arvi lalu turun dari taksi dan berlari. Arvi yang sedikit ngos-ngosan, berusaha berlari namun langkahnya semakin menjadi pelan.
Seseorang lalu menghampiri Arvi. Orang itu berusaha menyejajarkan motornya dengan langkah Arvi. Lalu Arvi menatap orang itu. Orang itu kemudian membuka helmnya.
"Rifky ?!"
"Ayo naik bego Lo mau lebih telat lagi"
"Sabar dulu dong"
"Yaudah cepetan"
Tanpa banyak bacot setelah Arvi naik dengan cepat Rifky melajukan motornya. Rifky ngebut tanpa mikir kalau dibelakangnya ada orang. Beberapa kali Arvi memukul Rifky supaya gak ngebut lagi. Tapi usahanya sia-sia saja.
"Lo gila Rif ?"
"Gak lah"
"Ngapain ngebut bego"
"Eh yang ada Lo yang bego. Udah telat ya kali gue bawa motornya santai"
"Tapi kan keamanan itu-"
"Lo mau telat ?"
"Gak"
"Yaudah diem jangan banyak bacot"
Sampai di sekolah, sialnya gerbang sekolah sudah ditutup. Rifky dan Arvi menghela nafas kesal. Tanpa disadari Vero ada di samping mereka karena Vero juga telat.
Duh ngapain juga gue kesel liat Arvi sama Rifky, gue kan bukan siapa-siapanya Arvi. Batin Vero yang merasakan hatinya memanas setelah melihat Rifky dan Arvi bersama.
"Ver telat juga"
"Iya Rif"
"Umm, pikirin kek cara kita masuk"
"Tunggu OSIS nya dateng aja. Nanti aja dia dateng bawa banyak hukuman Vi"
Arvi mengangguk paham mendengar jawaban Rifky. Vero ngerasa jadi nyamuk antara Rifky dan Arvi. Emang gak enak kalau cemburu tapi bukan siapa-siapa, cuman bisa diem. Mereka bertiga menunggu kedatangan OSIS.
Akhirnya segerombolan OSIS datang. Salahsatunya adalah Gio. Gio sudah jadi OSIS dari kelas 10 tapi tetep aja nakal biasanya diluar kegiatan OSIS.
"Rifky, Arvi dan Lo murid baru yang gue ga tau namanya. Gue Arga, OSIS yang hari ini piket"
Kata salah satu OSIS yang bernama Arga. Bukan hanya karena dia ketua OSIS, Arga terkenal karena dia adalah anak pemilik sekolah ini. Arga cowok yang cuek, dingin, kalem dan pinter. Dia make kaca mata tapi tidak terlihat culun sama sekali.
"Gio, Mika, Rani. Tolong Lo kasih hukuman ke mereka yang telat ini, gue mau ada urusan sebentar di ruang OSIS"
"Ok" jawab ketiga OSIS itu kompak.
Setelah kepergian Arga. Gio, Mika dan Rani menatap Arvi, Vero dan Rifky dengan tatapan yang sinis.
"Ngapain telat ? Eh males juga gue nanya. Jugaan gue udah tau jawabannya pasti bangun kesiangan lah, macet lah, alarm ga nyala lah"
"Buset bacot Lo banyak amat Ran"
"Rifky, Lo gak boleh gitu. Kita ini ngasih tau yang bener"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love
Teen Fiction1 tahun berlalu, sejak kepergian Alfaro. Alfaro jatuh dari tebing yang tinggi. Semua orang mengira Alfaro telah meninggal. Tetapi Arvi belum bisa menerima kepergian Alfaro. Arvi yakin Alfaro masih hidup. Lalu apa yang terjadi ketika Arvi tiba-tiba b...