Krriiinnggg
Sebuah lonceng berbunyi, seseorang masuk ke dalam cafe, membuat beberapa orang refleks menatap ke arahnya. Sepertinya memang itu sudah menjadi kebiasaan manusia yang refleks menoleh saat ada bunyi pintu membuka.
Dua orang cowok masuk yang sebelumnya salah seorang dari mereka sempat mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru cafe, dan dia berhasil menemukan seseorang yang dicari, tepatnya di tempat duduk yang ada di pojok cafe dan disana sudah ada dua orang cewek. Salah seorang cowok tersenyum kepada salah satu cewek disana.
"Hei, Brin" sapa seorang cowok. Ya, dia menyapa salah satu diantara mereka tepatnya pada seorang gadis yang bernama Sabrina Larasati atau Brina.
"Hei, sini" seru Brina pada Arjuna Megantara alias Juna, pacar Brina dan menyuruh kedua cowok tersebut duduk dengan mereka.
"Lo?, lo udah balik?" tanya Juna sebelum duduk dengan menunjuk teman yang disamping Brina yaitu Kayviona Latania atau Kay.
"Menurut lo?" Kay malah balik bertanya dengan mengangkat satu alisnya.
"Kenapa lo nggak menetap di sana aja sih?, pindah kewarganegaraan sekalian" jawab Juna ganas.
"Tugas gue disana udah selesai, sebenernya sih gue pengin menetap aja disana, gue males liat lo, tapi berhubung keluarga gue disini semua akhirnya nggak jadi deh" jawab Kay seenaknya.
Selama 3 bulan Kay di Singapura, dia ikut pertukaran pelajar, sebelumnya juga dia pernah ke Jerman untuk hal yang sama.
"Dia kan??" Kay menggumam.
"Kenapa Kay??" tanya Sabrin.
"Nggak kok. Btw, siapa dia?" tanya Kay sambil menunjuk cowok di sebelah Juna.
"Dia?, dia Raka, Rafendra Raka Lyndguard, sahabat gue dari kecil, dia pindah ke SMA Karana saat lo masih disana" jawab juna panjang lebar, tetapi Kay hanya mengangguk saja.
"Dia sekelas sama lo?" tanya Kay penasaran.
"Iya" jawab Juna seadanya.
"Seneng ya lo, nambah satu lagi" ucap Key kemudian.
"Iya lah" jawab Juna dengan nada sombong.
"Eh, si curut india mana?, tumben nggak ikut" tanya Kay entah kepada siapa.
"Tadi diajak nggak mau, katanya mau meeting sama neneknya tapasya" jawab Juna seenak jidat, lagi-lagi Kay hanya mengangguk.
Diam-diam Kay memperhatikan cowok di depannya, dan berpikir apakah cowok di depannya itu bisu, karena sedari tadi cowok itu diam tak berbicara sedikit pun.
"Eh, gue sama Brina mau ke sana dulu ya" ucap juna memecah keheningan sambil menunjuk sebuah meja yang kosong.
"Lo berdua kalo mau pacaran nggak usah ngajak temen bisa kan?, lo pikir gue itu nyamuk" sungut Kay pada keduannya.
"Ya sorry, soalnya kalo gue nggak ngajak lo pasti nyokap gue udah ngintrogasi gue, kaya polisi ngintrogasi maling" ucap Brina.
"Ka, gue tinggal dulu ya" ucap Juna pada Raka dan Raka hanya mengangguk sebagai jawaban.
Kay hanya diam melihat ke luar jendela sambil memainkan sendok kopinya yang sempat ia pesan. Kay hanya berpikir bagaimana membuat novel yang bagus, mengingat dirinya seorang penulis di wattpad, jadi ia hanya berpikir tentang kelanjutan novelnya.
*****
11.45
Jam telah menunjukan pukul 12 kurang 15 menit lagi, sudah hampir 1 jam Kay duduk di cafe ini menunggu dua insan yang sedang pacaran. Kay hanya menghela nafas melihat keduannya."Ka, lo anterin Kay pulang ya, gue mau pergi dulu sama Brina" ucap Juna memecah keheningan setelah ia berada di meja yang Kay duduki.
"Kok gue sih?, yang ngajak dia ke sini siapa?" sungut Raka.
Kay hanya bisa terdiam mendengar Raka berbicara, karena Kay mengira dia bisu.
"Gue mau pergi sama Brina" ucap Juna menegaskan.
"Gue bisa pulang sendiri ko" jawab Kay dengan cepat.
"Naik apa?, disini cari taksi susah, adanya di jalan depan, lo mau jalan ke depan?, jauh. Lo juga cewek, masa lo pulang sendiri. Gue yang ngajak lo ke sini, jadi gue harus tanggung jawab nganterin lo pulang, tapi berhubung gue mau pergi sama Juna, gue minta tolong sama lo buat nganterin Kay" ucap Brina dan kalimat terakhir dia tajamkan.
"Ka, lo masa tega liat dia pulang sendiri, jalan ke depan sendiri, dia itu cewek, anterin dia pulang gih" timpa Juna memperjelas.
"Ya udah deh, gue anter" ucap Raka menyerah.
Raka sebenarnya malas jika disuruh nganter, dia juga sebelumnya nggak pernah nganterin cewek selain mamah dan kakak perempuannya, tapi mau gimana lagi Raka itu tipe orang yang gak suka di repotin dan di ribetin, dari pada jadi ribet masalahnya terus akhirnya malah repot, Raka akhirnya mengalah dan mengantarkan Kay.
*****
Juna dan Raka ke cafe membawa mobil sendiri-sendiri, dan Kay ikut di dalam mobil Raka. Di dalam mobil hanya terdengar suara deru mobil, semuanya hening, tak ada yang berbicara sedikit pun. Kay tidak suka dengan keadaan sunyi seperti ini.
"Lo bukannya cowok yang waktu itu?" tanya Kay mengingat sesuatu dan memecah keheningan diantara mereka.
Raka hanya menoleh sebentar kepada Kay, memastikan apakah dirinya kenal dengan gadis satu ini, dan dia mengadap ke depan lagi lalu melanjutkan aktivitasnya yaitu fokus nyetir.
"Lll-lo gak usah mikir aa-aneh-aneh tentang waktu itu" ucap Kay gelagapan karena mengingat kejadian waktu itu.
Kay kembali menatap luar jendela mobil sembari berpikir untuk kelanjutan novelnya, dan Kay sesekali mencuri pandangan ke sampingnya yang sedari tadi diam, ditanya juga nggak menjawab.
"Anter gue ke toko buku, gue mau beli novel" ucap Kay memberi arahan.
"Gue bukan supir lo!" tegas Raka.
"Dihh, bentar doang juga"
"Ga!"
"Yaudah turunin gue disini!"
Raka langsung memberhentikan mobilnya di pinggir jalan dan Kay langsung turun dari mobil Raka. Belum sempat Kay mengucapkan sepatah katapun Raka langsung pergi begitu saja meninggalkan Kay di pinggir jalan.
"Ya!, gue ditinggalin gitu aja!. Dasar orang gak tau diri!, awas aja tuh cowok!" umpat Kay.
*****
Holaa..Makasih udah baca Polestar. Ikuti ceritanya terus ya!
Maaf kalo bahasanya nggak nyambung dan banyak typo nya, maklum lah masih amatir.
Sebenarnya apa yang terjadi diantara mereka ya??
Ceritanya kurang panjang??
Aku akan usahain biar semakin kesana semakin panjang ceritanya, tapi syaratnya vote nya harus banyak😄
Jangan lupa vote dan comment nya ya!
Gomawo💜

KAMU SEDANG MEMBACA
POLESTAR
Roman pour AdolescentsPolestar artinya Bintang Kutub. Apakah sebuah bintang bisa mencairkan kutub hanya dengan sinarnya? Rasanya tidak mungkin, matahari saja sulit mencairkan kutub, apalagi sebuah bintang, tapi bisa saja mungkin, karena tidak ada yang tidak mungkin di du...