❄Two

66 8 14
                                    

Kay masih berdiri di pinggir jalan sejak 45 menit yang lalu menunggu taksi yang lewat, tapi yang di tunggu tidak muncul sama sekali. Sejak 45 menit yang lalu juga mulut Kay komat kamit mengeluarkan sumpah serapahnya.

"Dasar tuh anak!, punya otak gak sih?, gue diturunin di pinggir jalan gini, udah gitu panas banget lagi, nunggu taksi juga gak dateng-dateng, hp juga lowbat. Awas tuh anak kalo ketemu!" oceh Kay dari tadi.

"Kay!" sapa seseorang dari seberang jalan.

"Dul?" gumam Kay sambil menyipitkan matanya.

"Udah balik lo?" sapa orang itu setelah berdiri disamping Kay. Di adalah Reyhan Wijaya biasanya sih dipanggil Bedul, entah dari mana nama itu berasal.

"Lo liat kan gue disini?, pake nanya"

"Yaelah sante mba nya" Reyhan sambil nyengir kuda.

"Lo kok disini?"

"Seharusnya gue yang nanya, ngaps lo disini?"

"Gue nunggu taksi"

"Disini taksi jarang lewat kali, ngapain lo nunggu disini percuma aja. Nunggu taksi disini itu kaya lo nunggu doi peka, laaammaaaa"

"Bacot lo!, kenapa gak bilang dari tadi?"

"Ya gue aja baru dateng. Kok lo bisa disini sih?"

"Gue itu tadi diajak sama Brina ke cafe, ternyata dia ngajak gue itu cuma buat nemenin dia pacaran sama Juna, terus mereka pergi berdua, dan gue disuruh ikut sama Ra... Ra... Ranjau atau sapa lah gitu?" jelas Kay.

"What!, ranjau? Raka kali?" tebak Reyhan.

"Iya itu, terus gue minta turunin gue, dia langsung nurunin gue disini, tanpa ngomong apa pun dia langsung pergi gitu aja"

"Ooo. Ya udah mumpung bang Reyhan yang ganteng ini lagi baik hati, gue tawarin mau pulang bareng gue gak nih?" tawar Reyhan dengan senyumnya, sepertinya ada yang aneh dari senyum itu, ada maunya gitu.

"Iya gue mau lah, tapi lo kok aneh"

"Gak kok, gak aneh. Kalo mau ikut bareng jangan kaya gitu dong nerimanya"

"Terus gue harus gimana?"

"Gini ni, gue contohin ya 'mau dong bang Reyhan yang ganteng nan baik ini', gitu"

"Ogah gue males, jyjyk"

"Yaudah gue tinggalin, bay"

"Ehh tunggu, iya deh iya"

"Nah, sip, cepet ngomong"

"Mau dong bang Bedul ya... "

"Nama gue Reyhan ya bukan Bedul!"

"Iya iya"

"Ayo cepet ulangi!"

"Mau dong bang Reyhan yang ganteng nan baik ini" Kay jijik sendiri mengatakan kalimat itu, tapi bagaimana lagi, hidup dan matinya ada di tangan Reyhan sekarang. G.

"Nah, sip, ayo!" ajak Reyhan ke mobilnya.

"Anter gue ke toko buku dulu ya, bentar doang kok"

"Mau beli novel lagi ya?"

"Iya lah"

"Lo itu gak bosen ya baca kaya gitu, mending baca pelajaran, lebih berfaedah"

"Sok bijak lo, sendirinya aja gak pernah baca buku pelajaran, ngomongin orang"

"Gue sih udah pinter ya, jadi maap maap aja ya"

"Pinter pala lo!, rank ke 27 dari 28 siswa gitu di bilang pinter?"

POLESTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang