Dongeng?

22 4 0
                                    

Kamu tahu, aku mulai berpikir mengapa saat itu kita bertemu.

Kamu tahu, aku mulai ragu apakah memang takdir kita untuk bertemu. Ataukah aku yang memaksakan takdir agar kita bertemu.

Jika memang aku yang memaksakannya, aku menyesal.

Jujur aku menyesal karena telah bertemu denganmu.

Jujur aku menyesal karena alam mengabulkan permintaan bodohku, untuk bertemu pangeran tampan berkuda putih layaknya dalam dongeng.

Mungkin memang selama ini, semua hanyalah dongeng belaka.

Dongeng yang nyata, dongeng dalam bentuk drama yang ditayangkan tepat dalam kehidupanku.

Hanya saja dalam dongeng ini aku tidak bisa berbuat apa-apa. Karena kembali lagi, ini hanyalah sebuah dongeng.

Dongeng bukanlah suatu hal yang nyata.

Ini hanyalah sebagian peristiwa yang terbesit dalam kehidupanku karena aku terlalu mengidamkannya bukan?

Atau jangan-jangan ini adalah cerita dongeng sebelum tidur yang terus terbawa hingga aku tidur?

Jika begitu berarti ini semua mimpi?

Wah, aku bersyukur jika memang ini semua hanya mimpi.

Karena apa? Karena jika memang ini hanyalah mimpi, berarti aku hanya perlu menunggu waktu tidurku habis, lalu aku terbangun seolah tidak terjadi apa-apa.

Tanpa aku harus merasakan sakit karena sang pangeran berkuda putih ternyata tidak mencintaiku seperti aku mencintainya.

Talk the TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang