Waktu itu akhir musim semi, dan aku lagi sibuk-sibuknya mengurus pasport dan semua keperluan ku balik ke Indonesia. Sekolah berlangsung membosankan seperti biasanya, Mode adalah dunia ku, pasion ku mengalir disana tapi aku hanyalah seorang remaja yang akan selalu mengganggap setiap kelas itu membosankan. Well, memang gak semua kelas membosankan, tapi hari itu kelas benar-benar membosankan. Ms. Lindsey menjadi 2 kali lipat lebih membosankan dari biasanya, membahas materi tentang bahan blus tahun 1880 yang annoying banget. Saat kelas akhirnya selesai dan kami semua bersorak riang didalam hati, suara petir tiba-tiba terdengar sangat kerasnya bersamaan dengan turunnya hujan yang sangat deras juga. Senyum Ms. Lindsey kembali merekah dan dia menyuruh kami kembali duduk dan melanjutkan kelas sore itu hingga hujan berhenti 2 jam kemudian. Great!
KAMU SEDANG MEMBACA
downpour.
RomanceHUJAN tak berhenti. Dia terdiam. Akupun terdiam. Hujan turun begitu deras, cukup untuk membasahi aku dan dia sampai ke tulang. Kami berdiri di sana, di tengah jalan itu. Kami saling berpelukan erat, berusaha mencari sebuah kenyamanan di tengah badai...