Hari pertama masuk sekolah dalam ajaran tahun baru pun tiba. Rasanya Thania malas sekali untuk bersekolah. Karena di hari ini Thania akan mengikuti upacara yang pastinya akan sangat lama, dengan pidato kepala sekolah yang jika tersurat pasti akan membuang banyak kertas.
Dan juga Thania harus beradaptasi dengan kelas barunya. Harus menghadapi sifat teman sekelasnya yang mungkin akan menjengkelkan bagi Thania. Apalagi banyak dari teman seangkatannya yang tak suka dengannya karena sifat nya yang kelewat ceria. Tetapi dengan sangat malas Thania berjalan Menyusuri lorong koridor menuju kelas nya yaitu XII MIPA II.
"Thaniaaaa" teriakan seseorang dari belakang Thania. Tanpa berfikir panjang Thania pasti sudah tahu siapa orang yang memanggilnya. Yaitu, Arana Siskamila Dara. Sahabat Thania sejak SMP Kelas VII.
"Ihhh Ara.. Kenceng banget suaranya. Gak enak sama yang lainnya tau gak?. Lagi juga dengan suara normal Thania masih bisa denger kok" ucap nya dengan wajah jengkel.
Hanya Ara yang mau bersahabat dengannya. Hanya Ara yang kuat dengan sifat buruk Thania. Si tomboy yang akan selalu ada di samping Thania. Menurut Ara,, berteman dengan Thania sangat menyenangkan. Karena saat Ara sedih, Thania selalu hadir dan membuatnya tertawa lepas dengan kecerewetannya.
Bagi Thania. Ara adalah orang yang sangat penyayang. Saat Thania di bully oleh teman teman nya, Ara selalu ada di sampingnya untuk membantu dan juga menguatkan nya. Perbedaan yang membuat mereka selalu bersama.
"Yehh... Bawel lo" ucap nya Ara pun berjalan mendahului Thania yang masih memanyunkan bibir nya di tempat.
"Ihhh.. Ara, kok Thania yang di tinggal?" Thania menghentak hentakan kaki nya lalu pergi mengikuti Ara.
💫💫💫
"Araaaaa" ucap Thania berjalan cepat agar bisa mensejajarkan jalannya dengan Ara. Hingga kini mereka sudah sampai di dalam kelas mereka.
"Ihhh Ara.. Tadi Ara yang manggil Thania. Tapi kenapa Thania yang di tinggal?" ucap Thania.
Thania memang terkenal cerewet di sekolahnya. Itu juga yang menjadi alasan, mengapa Thania hanya memiliki satu orang sahabat. Bukan berarti semua warga sekolah tidak mau berteman dengannya. Semua murid di sekolah Kencana adalah teman menurut Thania. Namun Thania cukup sulit untuk mempercayai seseorang untuk menjadi temannya.
Itu karena kenyataan di masa lalu nya. Dulu ia mempunyai masa lalu yang membuat dirinya takut akan memilih sahabat. Thania yang polos saat SMP membuat segelintir orang membodohinya. Apa pun yang Thania punya akan ia kasih kepada sahabatnya jika sahabatnya mau.
Sampai ia tak tahu bahwa sahabatnya bermain di belakangnya dengan orang yang paling ia sayangi. Itu yang membuat Thania mencoba agar tidak di bodohi dalam memilih teman dekatnya.
"Bawel" ucap Ara ketus kepada Thania. Thania mengerucutkan bibir tanda bahwa ia cemberut.
"Yaudah, kita duduk situ yuk" ucap Thania, berjalan menghampiri tempat yang ia maksud. Ia menunjuk kursi barisan kedua dari pintu, urutan tiga dari depan. Namun ketika ia ingin duduk ada seseorang yang lebih dulu sampai dan duduk di tempat tujuan Thania. Itu membuat Thania terkejut dan kesal terhadapnya.
"Ihhh apa apaan sihh... Ini tempat Thania duluan. Terus kenapa situ langsung duduk ajah. Thania gak ikhlas lahir batin kalo tempat ini didudukin sama situ" ucapnya.. Namun orang yang sedang di beritahu itu, tidak merespon. Ia hanya menatap manik milik Thania yang ngos ngos an karena berbicara terlalu cepat.
Kok ganteng sih. Tapi kok Thania kayak gak pernah lihat orang ini sihh?. Gumam batin Thania.
Orang yang Thania maksud kini berdiri dan beranjak pergi meninggalkan Thania yang masih kesal dengan perbuatan orang itu. Ara yang sedari tadi melihat drama sahabatnya dengan orang itu pun hanya diam. Bingung untuk bertindak apa?.
"Ihhh dasaarrrrrrr manusia batuuuuu" ucapnya. Thania ingin mengambil tas itu dan membuangnya.
Namun sebelum itu, tiba tiba ada yang menarik tangannya dari belakang. Sempat Thania berfikir bahwa itu adalah tangan dari orang yang tadi Thania sebut manusia batu. Namun dugaannya salah... Tangan itu adalah tangan Ara, sahabatnya.
Selamet,, ternyata bukan dia... Batin Thania.
"Lu mau ngapain Than?" ucapnya, seraya menghempas tangan Thania.
"Apaan sihh Ara. Ini tempat kita Ra,,kita harus duduk sini" ucap Thania.
"Thania, kita bukan anak SD yang masih ajah harus rebutan bangku, sampe ortu ikut andil. Kita udah SMA, udah ngerti yang mana yang bakal bikin masalah tambah besar dan yang mana yang menyelesaikan masalah" ucapnya.
Terkadang Thania merasa bersyukur, memiliki sahabat yang mengerti saat ia butuh dimengerti. Seperti ini, saat Thania mulai kehilangan akal sehatnya. Ara selalu menyadarkannya walaupun terkadang dengan kata kata pedasnya. Namun itu semua tak jadi masalah, jika apa yang Ara katakan itu untuk dirinya. Selama itu tak menyiksa batinnya, Thania tak masalah.
Ara menarik nafasnya dan merangkul Thania "Kita cari tempat lain ajah ya" ucapnya seraya mentitahkan Thania agar berjalan menuju kursi baris pertama dari pintu, urutan keempat dari depan.
💫💫💫
Bel pulang sudah satu jam lalu berbunyi. Namun Thania masih di sekolahnya untuk mengurus estrakulikuler PMR yang ia pimpin. Thania menjadi ketua PMR, karena si pembina melihat rasa tanggung jawab pada diri Thania.
Karena ini masuk dalam tahun ajaran baru membuat Thania harus menyiapkan penampilan pertunjukan demo ekskul 2 hari lagi. Kini Thania sedang berjalan menelusuri koridor menuju parkiran. Ara telah dulu pulang setelah bel, karena hanya Thania lah yang di panggil pembina untuk mengurusi penampilan demo ekskul di sekolahnya.
Thania berjalan dengan tergesa - gesa karena ia telah menyuruh supir yang menjemputnya agar kembali kerumah dan meninggalkannya. Ia harus segera pulang agar mendapatkan angkutan umum dengan cepat keburu malam. Karena merasa haus, Thania meneguk air mineral yang ia genggam sedari tadi.
Brukkk
Thania menabrak seseorang, hingga membuat air yang ia pegang tumpah kebaju orang tersebut. Betapa terkejutnya Thania saat melihat orang itu. Dia adalah Dino, mantan kekasihnya yang telah menghancurkan hatinya dan juga hubungan Thania dengan seseorang.
Dino menampakkan wajah marahnya. Tanpa basa basi ia menarik kencang tangan Thania hingga botol air mineral itu jatuh kelantai.
"Sebagai balasannya lo harus pulang sama gua!" ucap Dino. Dengan cepat Thania menggelengkan kepalanya.
"Enggak.. Thania gak mau Dino" Thania mencoba meronta karena ia tak mau jika harus pulang dengan orang yang telah mengkhianatinya."Woy" tiba tiba seseorang berteriak dan menarik tangan Thania hingga terlepas dari cekalan tangan Dino.
"Dia balik sama gua" tanpa basa basi ia menarik Thania dan berjalan menuju parkiran.
Thania sangat terkejut. Dia, dia yang telah merebut kursinya, dia yang telah menyelamatkan hidupnya. Dan dia juga yang membuat dirinya jatuh cinta saat ini juga. Dan dia adalah Rivan Zayydan Refrendy.
Wow,,, kayaknya Thania suka deh sama Rivan. Batin nya berkata
AKU KEMBALI GUYS. BENAR BENAR AKU REVISI TOTAL YAA... YANG UDAH NGE SAVE CERITA INI DI PERPUSTAKAAN PRIBADI MU, HARAP DI BACA KEMBALI... KARENA AKU BENAR BENAR NGERUBAH SEMUANYA. TERMASUK ALURNYA. UNCH UNCH UNTUK PARA READERS KUHH 😘 😘...
#VOMMENT
KAMU SEDANG MEMBACA
Thania
Teen FictionJudul Awal = All About Him ______________________________________________ "Kapan Rivan suka sama Thania? Thania akan terus bertahan walaupun lelah dan sudah tak tahan" -Thania "Thania, kita bagai mimpi yang engga mungkin jadi nyata. Gua dan Lo gam...