💫C|5💫

119 43 13
                                    

Sebuah tempat yang bertema klasik dengan cahaya berwarna seperti tumbler sangat cantik untuk menghiasi tempat ini. Arina's Cafe, nama dari tempat itu, sekaligus Cafe milik Dila.

Arina's Cafe, Cafe bertema klasik, namun tak sedikit hiasan modern yang tertempel disini, misalnya seperti lampu tumbler,dan banyak hiasan lainnya. Tak jarang Cafe ini sangat dipenuhi oleh insan yang entah hanya untuk nongkrong atau yang lainnya.

Cafe ini telah didirikan oleh Dila sejak menikah dengan Dika. Awalnya Dila suka meracik sesuatu di dapur rumahnya, dan Dika mengusulkan untuk membangun Cafe ini, agar Dila tak merasa bosan namun tetap bisa mengurus rumah tangganya sendiri. Dengan senang hati Dila pun menerima usulan itu. Dan jadilah mereka membangun Cafe ini dan bertahan hingga memiliki Thania yang sekarang berumur 16 tahun.

"Thania mau ice cream chocolate lima bunda" ucapnya seraya mengacungkan semua jari kanannya. Kini Thania dan orang tuanya memilih duduk dilantai atas cafe Dila,yang langsung menampakan indahnya ibu kota dengan lampu lampu yang menyala disekitarnya.

Dila dan Dika yang mendengar kemauan Thania tadi hanya menggeleng kepala. Thania ingin sekali protes dan merengek,namun ia urungkan niatnya karena melihat tatapan ayahnya yang sangat Thania mengerti.

Dari tatapan itu Thania tahu bahwa ayahnya pasti akan mengeluarkan dalil dalil kedokterannya,yang membuat Thania akan mengurungkan niatnya untuk melakukan keinginan nya.

"Yaudah dehh tiga ajah" menghela napas pasrah Thania pun menarik perkataan yang tadi,dan menggantinya walupun sejujurnya ia lebih menginginkan perkataan pertamanya.

Tak jarang juga Thania berkunjung ke Cafe milik bundanya ini. Waktu yang pas menurutnya jika berkunjung kesini adalah saat dimana Thania merasa moodnya hancur seperti saat ini. Beruntung kedua orang tuanya yang sangat menyayanginya ini mau menuruti keinginannya.

Namun tak semua yang diinginkannya akan tercapai dengan mudah. Ada beberapa hal yang kedua orang tuanya tak akan mewujudkan keinginannya semudah itu. Seperti dulu saat kecil Thania menginginkan sebuah sepeda, ibu dan ayah Thania menyuruhnya untuk menabung uang jajannya.

Berbeda dengan saat ini, Dila dan Dika dengan cepat mengiyakan keinginannga karena bersangkutan dengan mood anaknya,sekaligus Dila yang mengontrol cafe miliknya ini. Dila tau betul,untuk mengembalikan mood Thania sangat mudah yaitu dengan memberikannya ice cream chocolate. Lantas dengan mudah Dila mengiyakan kemauannya.

Selang beberapa menit,pesanan Thania pun datang dibawakan langsung oleh bundanya. Melihat cafenya ini sedang dipenuhi pengunjung, Dila pun berinisiatif untuk membuatkan pesanan keluarganya sendiri. senyum terbit diwajahnya setelah Dila datang,dan Thania langsung menyerobot pesanannya.

Ayahnya yang melihat kelakuan anaknya itu,mengelus gemas rambutnya. Baru saja Dika ingin mengambil pesanannya, kegiatan itu terhenti kan karena ponsel yang berada dimeja itu bergetar menampilkan sebuah notifikasi. Tiba tiba tatapan ayahnya terlihat begitu khawatir bahkan semakin aneh saat seseorang berbicara dari seberang sana.

"Bun, Thania, ayah harus kerumah sakit. Terjadi sesuatu dengan pasien tetap ayah" mendengar itu,sontak membuat Thania dan Dila berdiri dari tempat duduknya seperti ayahnya. Dika hendak beranjak,namun terhenti saat mendengarkan suara Thania.

"Thania ikut yah"

Sejujurnya Thania kecewa, rencananya untuk menyantap ice cream kesukaannya dengan tenang kandas dengan adanya kabar bahwa ayahnya harus kembali ke rumah sakit. Namun, karena rasa kemanusiaan masih melekat dihatinya,Thania pun memutuskan ikut bersama ayahnya.

"Bunda,gimana?" ucap Dika seraya menoleh kearah Dila.

Sontak Dila tersenyum hangat "Bunda nanti dijemput ajah sama supir rumah pake mobil bunda" ucapan penuh pengertian dari mulut Dila ini yang selalu membuat Dika semakin mencintainya,juga dengan Thania yang sangat menyayanginya.

Thania Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang