[2] Pra-Nikah

10. cobaan 1

Nggak terasa kurang dari sebulan lagi Hojung bakal nyelesaiin pekerjaannya di singapura, itu artinya hari pernikahan semakin dekat. layaknya orang-orang yang akan menikah semua keperluan seperti sewa gedung, fitting baju pengantin, undangan,  jasa katering, make-up, sampai menyiapkan souvenir udah dirancang yebin jauh-jauh hari. dia ingin acara pernikahnnya bakal jadi pernikahan yang paling istimewa dan bisa jadi kenangan untuk dia dan juga hojung 

susahnya ldr ya gini mau apa-apa nggak bisa ketemu langsung, jadi yebin inisiatif buat mulai merancang keperluannya menikah nanti sendirian, Hojung cuma bagian iya iya aja. seperti sekarang, ketika Yebin nelpon Hojung yang kebetulan lagi senggang

"yang, aku udah milih gedung buat nanti resepsinya. kamu maunya di hotel apa di ball room biasa?"

"iya. terserah kamu"

"aku juga udah pilih-pilih jasa kateringnya loh"

"iya"

"nanti kamu pilih ya menu apa enaknya"

"iya"

"oh iya aku tadi ke butiknya Kak Zien, terus aku lihat-lihat model gaunnya, aku kirim sekalian ya biar kamu bisa pilihin juga"

"iya"

"kamu kok iya iya mulu sih, komen dong atau gimana kek, serius nggak sih ngajak aku nikah"

"iya sayang iya, nanti aku pilih"

"yaudah"

"ngambek?"

"nggak"

"berarti iya"

"tau ah, kamu kalo ditanya pendapat bilangnya terserah aku mulu, aku nikahnya nggak sendirian ya yang"

"iya iya, nanti kita obrolin lagi ya. aku ada meeting"

bip

yebin sebel lah, hojung kayaknya nggak peduli banget sama persiapan pernikahan, padahal siapa yang dulu ngebet pengen cepet-cepet nikah.

yebin ngelangkahin kakinya ke tepi jalan buat nyegat taxi yang dateng, tapi ini udah mulai sore dan belum juga ada taxi yang lewat. mana mau ujan lagi, dia nggak bisa bawa mobil sendiri, hojung juga larang yebin buat belajar nyetir, bahaya katanya.

"duh udah jam 5, mana sih taxi" yebin clingukan buat liat siapa tau ada taxi yang lewat, tapi nihil tetap belum ada taxi yang terlihat

sampai-sampai ada seorang yang berhasil bikin dia kaget banget