19

84 14 0
                                    

Sebelum mereka bertemu di Taman, Brayen menghubungi pihak kepolisian untuk memberi tahu bahwa Bilqis telah ditemukan dan pulang kerumah dengan selamat.

"Pak polisi."

"Iya, ada yang bisa kami bantu dari kepolisian?"

"Pak, saya Brayen ingin memberitahu bahwa Bilqis telah ditemukan dan pulang dengan selamat pak, terimakasih atas bantuannya."

"Siap nak, syukurlah kalau begitu adek lebih berhati-hati ya, jaga baik-baik."

"Siap pak, terimakasih." Brayen mematikan telponnya.

°•°

Taman.

"Lama amat, Brayen." Bilqis terus melihat jam tangannya.

"Gimana Bil? Coba telpon dia? "

"Gak diangkat Ka, dia suruh tepat waktu jam 9, sekarang jam 10 kemana sih dia!" Bilqis semakin kesal karena menunggu Brayen yang lama datang.

"Udah, sabar aja Bil, mungkin macet kali, atau mungkin dia sama Juna."

"Hmm, Juna.."

Alka tersenyum."Eh Bil! Liat itu kayaknya Brayen sama Juna." Sambil menepuk paha Bilqis.

"Mana? Mana? " Bilqis melihat tempat sekitarnya.

"Itu Bil! Masa kamu gak liat." Alka menunjukan arah, dan meluruskan kepala Bilqis untuk melihat.

"Oia, benar itu dia. Bilqis santai, enjoy aja." Bilqis merapikan bajunya.

Dengan celana joger adidas Abu-Abu, hitam, kaos bertulisan Jadian yuk, dengan topi berwarna putih adidas, dan sepatu adidasnya. Brayen membawa seikat balon, sebuah Boneka tedy bear dibelakang tangannya.

"Haii! Singa." sapa Brayen.

"Eh, tumben elu keliatan kece Us." melihat dari atas sampai bawah penampilan Brayen. Yang awalnya berniat akan memarahi Brayen namun tidak jadi.

"Oh jelas, kan mau ketemu someone."

"Hkm..hkm.." Alka dan Juna sengaja batuk di depan mereka.

"Mulai dah,kalian berdua!" Bilqis melipat kedua tangannya.

"Ampun boss!" sambung Juna, sambil merangkul Alka.

"Buruan, tembak dia Bray, awas ntar lo keduluan."

"Aman aja! Bos Jun."

Bilqis merasa kebingunan, apa yang dibicarakan Brayen dan Juna.

"Bilqis." Brayen menarik tangan Bilqis di tengah taman.

"Iya?" Bilqis menelan ludah. Semua badannya terasa sangat dingin, kakinya bergetar.

"Sekian lama gue ketemu sama elu, ntah kenapa gue rasa nyaman yah, walaupun elu selalu cuek dan marah-marah sama gue, dan sekarang Juna bilang sama gue, kalau elu mau pindah hati gue rasanya patah, dan sekarang disaat-saat terakhir elu mau pindah, gue janji akan kasih elu kenangan paling indah, dan jujur gue sayang sama elu."

Brayen memberikan seikat balon dan boneka tedy bear bertulis I love you.

       "Kalau elu sayang sama gue juga silakan ambil dan terbangin balon itu keudara, kalau elu anggap gue sahabat boleh kok pecahin balonnya, dan buang bonekanya." Brayen jarum untuk Bilqis kalau menolak.

Different God✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang