Seungcheol duduk di pinggir ranjang sambil tersenyum. Pandangannya tidak pernah lepas dari Jihoon.
Rencana awalnya untuk melakukan yang tidak-tidak pada gadis manis itu sirna, diganti dengan rencana manis yang mampu membuat Soonyoung terpisah dari Jihoon.
Jihoon masih belum bangun sejak setengah jam yang lalu, tapi Seungcheol tetap menunggu.
Saat mata sipit yang cantik itu berkedip-kedip, Seungcheol segera memposisikan dirinya agar menjadi hal pertama yang Jihoon lihat.
"Kau sudah bangun, Ji?"
Jihoon mengerjapkan matanya polos, khas saat dia baru bangun. Hal pertama yang Jihoon lihat adalah Seungcheol yang terduduk dipinggir ranjang sambil tersenyum. Entah insting perempuan atau apa, saat melihat dia hanya berduaan bersama seorang pria di sebuah ruangan, Jihoon refleks menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Hahaha, tenang saja, aku tidak akan melakukan yang tidak-tidak padamu,"
Seungcheol terkekeh melihat sikap polos Jihoon. Ada sebersit keinginan untuk kembali melakukan rencana awalnya.
"Ini dimana? Dan, kenapa aku bisa ada disini?"
"Ini di apartemenku. Tadi kau ketiduran di mobil, jadi kubawa kesini,"
Jihoon mengangguk-angguk, matanya menatap sekeliling. Kamar ini sangat mewah dan luas. Tapi Jihoon tidak terpesona atau apalah, toh kamarnya lebih mewah dari ini. Bahkan ini setara dengan kamar Soonyoung!
"Kita bicara di balkon saja ya?"
Jihoon kembali mengangguk dan mengikuti langkah Seungcheol menuju balkon. Dia mendudukkan diri disebuah kursi yang ada di sana.
Sementara Seungcheol kembali masuk ke dalam kamarnya. Entah melakukan apa, Jihoon tidak peduli. Saat kembali Seungcheol menyerahkan sekaleng cola kepada Jihoon.
"Terima kasih," ucap Jihoon sambil membuka cola pemberian Seungcheol.
Seungcheol mengangguk dan mendudukkan dirinya di kursi samping Jihoon.
"Omong-omong, apa hubungan mu dengan Soonyoung?"
Jihoon agak sedikit bingung untuk menjawabnya. Dia merasa hubungannya dengan Soonyoung lebih dari teman, namun kenyataannya dia hanya sekedar teman bagi Soonyoung.
"Kami hanya teman,"
Senyum dibibir Seungcheol terlihat misterius, otaknya telah siap dengan rencana yang sudah disusunnya.
"Oh. Kudengar dia dekat dengan seorang perempuan. Siapa ya namanya?"
Jihoon terlihat kebingungan. Bukankah Soonyoung tidak punya teman wanita selain Jihoon?
"Siapa?"
"Kau tak tau?"
Jihoon menggeleng.
"Aku juga lupa. Tunggu, biar kutanyakan pada temanku,"
Jihoon hanya mengangguk. Otaknya terus berputar memikirkan siapa gerangan gadis yang dibicarakan Seungcheol.
Beberapa menit berada dalam keheningan, akhirnya ponsel Seungcheol berbunyi.
"Ini fotonya, Ji. Kau kenal?"
Seungcheol menyerahkan ponselnya pada Jihoon dan Jihoon menerimanya dengan rasa penasaran yang sudah melebihi batas.
Sedetik setelah melihat foto yang muncul di ponsel tersebut, hati Jihoon serasa ditusuk ribuan jarum. Sakit.
Foto itu tidak hanya satu, ada sekitar 10 foto kebersamaan Soonyoung dengan gadis yang sama. Setau Jihoon namanya Sana, gadis asal Jepang yang terkenal karena kecantikannya.
Jika itu hanya foto biasa, mungkin Jihoon masih bisa terima. Tapi tidak, foto itu terlalu intim untuk dikatakan objeknya tidak memiliki hubungan.
Difoto pertama terlihat Sana sedang memeluk Soonyoung dari belakang, foto kedua Sana memeluk dari depan dan Jihoon rasa itu diwaktu yang berbeda karena mereka memakai pakaian yang berbeda.
Sementara foto lain memperlihatkan Sana yang menyuapi Soonyoung, Sana yang menggandeng tangan Soonyoung, Sana yang sedang digendong Soonyoung, Sana yang latihan dance bersama Soonyoung. Dan masih banyak lagi, Jihoon tidak kuat untuk melihatnya. Nafasnya tercekat, Rasanya terlalu sakit.
"Kau tak apa, Ji?"
Seungcheol menggenggam tangan Jihoon. Memperlihatkan perhatiannya saat menyadari perubahan sikap Jihoon.
Jihoon hanya mengangguk, enggan bicara. Untuk bernafas saja si manis susah sekali.
"Oppa, bisa antarkan aku pulang?"
"Tentu saja, tapi kenapa tiba-tiba?"
Jihoon menghela nafas singkat.
"Entahlah, aku hanya ingin sendiri,"
Seungcheol tersenyum dan mengelus rambut hitam Jihoon.
"Baiklah, tapi jika kamu butuh tempat bersandar, pundak ku terlihat bagus,"
Yang lebih tua mengusak rambut si mungil dan menggandeng tangannya untuk turun. Diluar apartemen, Jihoon dapat melihat Soonyoung dan Mingyu.
Kedua pria kelebihan kadar ketampanan itu menghampiri Jihoon. Dengan tiba-tiba Soonyoung menarik tangan Jihoon menjauhi Seungcheol.
"Apa yang kau perbuat pada Jihoon hah?!"
Soonyoung menarik kerah Seungcheol dengan geram sementara Mingyu hanya bisa memperhatikan, bingung harus berbuat apa. Tujuan awalnya kesini hanya untuk menemani Soonyoung. Apalagi dihadapannya sekarang ada mantan, Mingyu mana kuat.
"Hentikan Soon, kau gila ya?"
Soonyoung melepaskan tangannya dari kerah Seungcheol dan menoleh pada Jihoon yang baru saja meneriakinya.
"Jihoon, dia orang yang jahat. Ayo pulang bersamaku,"
Soonyoung berusaha menggenggam tangan Jihoon tapi ditepis oleh Jihoon.
"Ayo Cheol Oppa, antarkan aku pulang,"
Soonyoung terkejut dengan penepisan dan penolakan dari Jihoon. Tidak biasanya Jihoon seperti ini. Apalagi Jihoon pergi tanpa menoleh sedikitpun pada Soonyoung.
Soonyoung masih menatap mobil Seungcheol yang telah pergi menjauh sampai Mingyu menepuk pundaknya.
"Dia kenapa Gyu?"
Mingyu hanya bisa menggeleng. Dia juga baru pertama kali melihat Soonyoung diabaikan Jihoon. Dulu saat mereka masih pacaran, Jihoon bahkan lebih memilih Soonyoung daripada dirinya. Nah jadi keinget mantan lagi kan.
"Kurasa aku harus mengejar Jihoon. Kau bisa pulang sendiri kan, Gyu?"
Sebelum Mingyu dapat menyatakan penolakan, Soonyoung sudah melaju kencang dengan mobilnya meninggalkan Mingyu dengan segala kesialannya.
"Apa salah cogan,"
Si jangkung tampan ini hanya bisa menghela nafas dan mengelus dada menerima kenyataan. Dalam hati dia terus menyumpahi Soonyoung yang meninggalkannya.
^^^
TBC
^^^
🐟🐟🐟🐟
^^^
30/03/2018
KAMU SEDANG MEMBACA
【✔】CATCH U ↪soonhoon
Fanfic⛔[Warn!GS/GenderSwitch] Soonyoung dan Jihoon. Dua sahabat yang saling mencintai. Selalu bersama apapun yang terjadi. Namun, perbedaan kasta membuat mereka tidak bisa membuat relasi yang lebih kompleks. Akankah Jihoon dan Soonyoung terpisah selamanya...