🐈 7. Tidak peduli, tapi kok?

1.7K 228 10
                                    

"Jihoon!" Soonyoung berseru memanggil nama gadis yang sudah mendiaminya dari kemarin. Yang di khawatirkan Soonyoung akhirnya terjadi, Seungcheol membuat Jihoon menjauhinya.

Dari kemarin Jihoon tidak menyapa ataupun membalas sapaannya, tidak lagi pergi ke kampus bersama dan juga tidak pernah menghabiskan waktu bersamanya lagi.

"Seungcheol Oppa!"

Soonyoung hanya bisa mengelus dada saat melihat Jihoon yang malah berlari memeluk Seungcheol dan tidak menggubris panggilannya.

"Jihoon tunggu aku!"

Soonyoung berjanji kalau ini kali terakhir dia mencoba memanggil Jihoon dan bila diabaikan, Soonyoung akan menyerah.

Tanpa diduga, Jihoon berbalik. Memukul Soonyoung dengan tatapannya.

"Apa?"

"Jangan pergi bersamanya." lirih Soonyoung penuh khawatiran. Tangannya meraih tangan Jihoon namun ditepis kasar olehnya.

"Memang kamu siapa? Kalau kamu saja bebas bersama perempuan lain, kenapa aku tidak boleh?" Suara Jihoon mengalun penuh kecemburuan, "ingat ya, kamu hanya pembantu jadi jangan seenaknya mengatur hidupku."

Jihoon menunjuk tepat di depan wajah Soonyoung, mengatakan kalimat yang sama menusuknya dengan telunjuknya. Meninggalkan Soonyoung dan merangkul pria lain, menambah luka di hati Soonyoung.

Pernyataan Jihoon memang benar. Kenyataan bahwa Soonyoung adalah pembantu yang menumpang memang benar. Tapi saat fakta itu keluar dari mulut Jihoon, rasanya amat sangat menyakitkan, membuatnya benci dengan keadaan.

Baiklah, Soonyoung menyerah sekarang. Tidak peduli lagi dengan Jihoon, tidak ingin peduli ke mana Seungcheol membawa Jihoon. Soonyoung tidak akan pernah peduli lagi.

Daripada pulang ke rumah Jihoon dan mendapat cemoohan dari majikannya, Soonyoung lebih memilih pergi ke ruang dance. Meliuk-liukkan tubuhnya di depan cermin besar demi melepas beban pikiran. Namun fokusnya tetap pada satu hal.

"Kalau dia kenapa-napa pasti menghubungiku."

Soonyoung kembali meliukkan tubuhnya dengan tempo lebih cepat. Berharap bisa mengalihkan fokusnya dari Jihoon. Tapi sialnya tidak berhasil. Jihoon sekarang bersama Seungcheol, pria jahat yang bisa melakukan apa saja pada Jihoon.

"Hais!"

Soonyoung berhenti menari dan menyender pada dinding cermin. Dia tidak boleh menyusul Jihoon, dia bukan siapa-siapa untuk Jihoon. Tapi Soonyoung malah khawatir.

"Oh, hai Soon!"

Suara manis itu berhasil merebut atensi Soonyoung. Pemiliknya menyodorkan sebotol air mineral dan duduk di samping Soonyoung.

"Jihoon lagi?"

Soonyoung mengangguk dan menyenderkan kepalanya di bahu Sana. Sana tentu saja menikmati saat-saat seperti ini, andai Soonyoung tidak pernah mengenal Jihoon, mungkin dia dan Soonyoung sudah menjadi sepasang kekasih saat ini.

"Huh, semua karena Jihoon!" Gumam Sana.

"Kau bilang sesuatu?"

"Ah, tidak!"

Sana lega Soonyoung tidak mendengarnya. Pria sipit itu kembali bersender pada Sana. Sebuah dering telepon membuat momen itu terhenti.

Dengan cepat Soonyoung mengangkatnya, khawatir kalau itu telepon dari Jihoon yang sedang dalam bahaya. Namun, melihat nama ibunya tertera di layar handphone, Soonyoung menghela nafas lega.

"Cepat ke sini, ayahmu datang!"

Setelah berseru demikian, ibu Soonyoung mematikan sambungan telepon tanpa memberi kesempatan Soonyoung untuk bicara. Soonyoung masih bingung dengan maksud ibunya.

Karena setahu Soonyoung, dia tidak punya ayah.

TBC
.
.
.

Miss me?😳

10/06/2018

【✔】CATCH U ↪soonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang