🐈8. You

3K 237 101
                                    

Rasa penasaran yang membuat Soonyoung mengayuh sepedanya menuju rumah besar milik sang majikan.

Rasa penasarannya teramat besar.
Penasaran tentang siapa ayah.
Penasaran tentang kenapa ayahnya meninggalkannya dari kecil.
Juga penasaran kenapa ibunya merahasiakan identitas ayahnya.

Soonyoung ingat dulu saat masih kanak-kanak, dia sering bertanya tentang sosok ayah kepada ibunya. Tapi balasan yang Soonyoung dapat tidak jauh-jauh dari keheningan.

Atau pernah sekali Soonyoung kecil bertanya dengan ketidaksadaran dan ibunya menjawab, "Satu yang perlu kau ketahui, ayahmu selalu menyayangimu dan memperhatikan kita."

Saat itu Soonyoung marah, kalau memang ayahnya menyayangi dirinya, kenapa dia meninggalkan Soonyoung dan membiarkan ibunya menjadi seorang pembantu. Karena belum cukup dewasa Soonyoung menganggap ibunya salah dan mendiami ibunya selama berhari-hari. Dan keesokan harinya ibunya jatuh sakit, Soonyoung merasa sangat bersalah. Segala sesuatu tentang sosok ayah Soonyoung buang jauh-jauh, tidak ingin ibunya jatuh sakit lagi. Dan saat di ingatkan kembali, segala pertanyaan tentang sang ayah kembali memenuhi Soonyoung.

Pertanyaan-pertanyaan itu akan segera terjawab setelah Soonyoung membuka pintu besar di depannya. Saat tangannya terulur untuk membuka pintu, atmosfer ketegangan menyambutnya, memenuhi ruang megah itu.

Soonyoung dapat melihat seorang pria paruh baya yang terlihat asing duduk di samping ibunya. Dengan rahang dan mata yang tajam, pria itu terkesan dingin dan misterius. Namun saat melihat tatapan penuh cintanya kepada ibu Soonyoung, mampu membuatnya seperti pria penyayang.

Suara pintu terbuka membuat atensi orang-orang di ruangan itu teralihkan. Si pria asing memandang Soonyoung dari atas hingga bawah. Kakinya melangkah mendekati Soonyoung lalu merengkuh tubuh pemuda yang wajahnya terlihat mirip dengannya.

"Soonyoung, apa kabarmu, nak?" Pria itu melepas pelukannya yang sama sekali tidak di balas oleh Soonyoung, "ini ayah! Maafkan ayah telah meninggalkanmu dan ibumu."

Soonyoung hanya berkedip-kedip. Otaknya masih berusaha mencerna semua yang terjadi. Jadi, pria di hadapannya ini ayahnya. Orang yang meninggalkan dia dan ibunya. Orang yang membuat ibunya menjadi pembantu. Juga orang yang sama yang membuat takdirnya seperti ini, harus dihina orang lain, termasuk Jihoon.

Tanpa sadar Soonyoung mengepalkan tangannya, terlalu keras sampai buku-buku jarinya memutih. Alisnya tertaut marah. Kilat-kilat amarah juga terpancar dari mata tajamnya.

Mengetahui anaknya dikuasai kemarahan, ibu Soonyoung segera mendekati Soonyoung dan memegang tangannya.

"Soonyoung," ujar ibu Kwon dengan lembut, berusaha menghilangkan kemarahan Soonyoung.

Berhasil. Sorot mata Soonyoung melembut, kepalan tangannya mengendur.

"Ibu tau kau marah pada ayahmu, ibu mengerti itu, nanti akan ibu jelaskan semuanya. Sekarang kita harus pergi jauh dari sini."

"Pergi jauh?" Seru Soonyoung kaget, "tapi kemana dan kenapa?"

"Nanti ibu jelaskan, kita harus pergi sekarang juga." Ayah Kwon mengangguk-angguk membenarkan, kalau dia yang menjelaskan mungkin Soonyoung akan menolak mengerti.

Dan karena ibunya yang meminta, Soonyoung tidak akan menolak.

***

"Lepaskan aku!" Teriakan nyaring Jihoon semakin menerbitkan seringai di bibir Seungcheol.

Jemari Seungcheol bergerak di atas kemeja Jihoon, membuka kancingnya satu persatu. Jihoon ketakutan di bawah tubuh Seungcheol, membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini. Saat merasakan tubuh bagian bawahnya bersentuhan dengan kejantanan Seungcheol, dia semakin ketakutan.

【✔】CATCH U ↪soonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang