MULAI TERBONGKAR

42 5 1
                                    

Aku membuka pintu kamarku dan bergegas kekamar mandi dan menurni tangga. Seperti biasanya, Aku selalu melewati tangga kesialan itu.

Aku membuka kenop pintu kamar mandi dan masuk kedalamnya.

Aku mengguyur tubuhku dengan air dan tidak lupa juga menggosok gigiku.

Setelah mandi, Aku keluar dari kamar mandi dan langsung menuju atas. sepi. rumah ini sepi. Aku mengenakan handuk putihku yang seputih sayap malaikat

Aku masuk kedalam kamar tidurku dan terduduk di kursi yang menghadap ke meja riasku.

Aku berdiri dari kursiku dan mendekati lemari pakaian ku. Aku membuka pintu lemari itu secara perlahan

"Krett.... Kriettttt" pintu lemari terbuka dan

"Arghhhh....."

Seekor kecoa menempel tepat diwajahku. Aku berjingkrak jingkrak tak karuan ketika kedua tanganku masih memegang kedua pintu lemari itu. Aku terus berjingkrak jingkrak tak karuan

"Kecoa...., Arghhhh kecoa. Kenapa kau tidak mau lepas dari mukaku". Aku menjerit jerit

Aku melepaskan kedua tanganku dari lemari dan menaiki tempat tidurku dengan posisi berdiri. kecoa itu masih menempel di mukaku.

Tanganku meraba raba apa yang ada di dekatku. Aku menyentuh gagang sapu lalu kuambil dan kupukul mukaku.

"Arghhh, Dasar kecoa gila"

Mukaku memerah dalam sekejap. mungkin saat aku memukul wajahku dengan sapu kecoanya tidak ada. Aku rasa kamarku berputar cepat dan penglihatankupun buram dan aku terjatuh diranjangku. rasanya begitu pusing.

******

Aku terbagun dan kulihat hari sudah mulai sore ya sekitar jam tigaan. Aku masih pusing

Aku mendekati lemari pakaianku dengan perlahan takut akan kecoa yang menempel dimukaku.

Untunglah tidak ada kecoa. Aku mengambil pakaian simple dan comfortable ketika di gunakan lalu aku mengenakannya. Aku mengambil tasku dan pergi meninggalkan kamarku. Aku juga tidak lupa membawa separuh uang di rumah.

Aku keluar rumah dan mengunci pintu rumah. Ngomong ngomong aku akan pergi menyelamatkan dunia. Karna ya Aku sendiri percaya tahayul.

Dahulu kata nenek, kalau mitos mitos yang ada sekarang ini sebagian besarnya adalah kenyataan dan sisanya hanyalah imajinasi manusia.

Aku bergegas menghampiri rumah bitiyah yang berada di sebelah rumahku. Rumah bitiyah memang sudah tidak layak huni. Tidak pernah ada bantuan dari pemerintah untuk membantu bitiyah sekalipun.

Rumah nya seperti gubuk. dibanding dengan rumahku yang mewah dan megah. Bitiyah tinggal berdua bersama suaminya dan dari dahulu mereka tidak pernah dikarunai anak. Oleh sebab itu bi tiyah selalu menganggap aku sebagai anaknya


"Bi tiyah!!!, Ini ana" seruku


Tidak lama kemudian muncul seorang wanita dari dalam rumah lalu menghampiriku

"Iya ana ada apa??" Tanyanya

"Bi inih". Aku memberikan kunci rumah pada bitiyah

"Apa magasudnya ana??"

"Bi aku akan pergi"

"Pergi kemana??"

"Sudahlah bi ana cuman mau Traveling disana. Oh iya bibi berhak semua ini. bibi tolong jaga ya rumah ana dan bibi bisa menggunakan yang ada seperti uang mobil dan lainya"

Legenda Piramida BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang