Sahabat adalah kata yang paling aku benci di antara kita berdua
-Aletta-
💔
Bug... bug... bug..
Brakkk...
Bunyi benturan tubuh seseorang di meja membuat sang pelaku menyeringai puas. Melihat sang korban sudah babak belur adalah kepuasan tersendiri untuknya. Seragam putih khas anak SMA milik orang itu sudah kotor oleh debu di gudang akibat pukulan dari seorang cowok berambut berantakan, mirip anak berandalan. Cowok itu berdiri tepat di depan sang korban, dia masih memancarkan aura mengerikan. Andai orang itu tidak membuatnya marah sebesar ini, mungkin dia tidak akan melakukan ini padanya.
Cowok berambut berantakan itu menarik kerah seragam korbannya, "Kalo lo masih mainin hati Aletta, lo bakal dapetin yang lebih dari ini," ancamnya keji.
"Iya Al, gue minta maaf," cicit pemuda itu. Dia sudah tak tahan dengan sakit di sekujur tubuhnya karena pukulan bertubi-tubi yang diberikan cowok berandalan di depannya ini.
"Gue paling nggak suka kalau ada cowok yang mainin hati cewek, apalagi itu Aletta," sentaknya lagi ingin memukul wajah pemuda itu.
"ALDAAN!" Teriakan nyaring dari perempuan di ambang pintu membuat pemuda yang bernama Aldan itu mengurungkan niatnya untuk memukul wajah pemuda tadi.
"Lo apa apaan sih Al." Marah perempuan itu menghampiri mereka berdua. Dia menarik tangan Aldan supaya melepaskan kerah pemuda itu.
Aldan melepaskan kerah seragam itu dengan kasar, dia menarik tangan perempuan itu agar menjauh dari si pemuda yang telah menjadi korbannya.
"Lo yang apa apaan Ta? Lo itu bodoh atau apasih, hah? Gue bingung sama jalan pikiran lo." Aldan mencengkram kedua bahu perempuan yang dipanggilnya Aletta itu.
"Gue enggak tau kenapa lo betah pacaran sama cowok brengsek kayak dia. Lo harus tau kalau dia udah,"
"Udah selingkuh? itu maksud lo, kan?" Aletta memotong perkataan Aldan cepat.
"Gue tau Al dia itu kayak apa, gue udah tahu." Aletta melepaskan cengkraman tangan Aldan di bahunya.
"Kalau lo udah tahu, kenapa nggak lo putusin, hah?" bentak Aldan juga kesal melihat Aletta yang hanya diam ketika tahu pacarnya selingkuh.
Aldan bingung dengan jalan pikiran Aletta, cewek yang berstatus sahabatnya ini. Harus dengan cara apa supaya Aletta sadar akan keburukan Rio, sang pacar yang sudah terkapar tak berdaya akibat ulahnya barusan.
"Karena gue udah capek Al." Air mata Aletta tidak bisa ia tahan.
"Makanya putusin dia."
"Bukan. Bukan karena Rio, Al."
"Terus sama siapa? Bilang sama gue Ta."
"Sama lo." Lirih Aletta menjawab ucapan Aldan.
Jawaban dari Aletta membuat tatapan Aldan datar seketika. Dia paling benci jika pembicaraan mereka menyangkut itu. Menyangkut perasaan Aletta ke dirinya. Dia sangat benci itu.
"Lo udah tau kan, jawaban gue dari dulu. Lo nggak akan bisa dapetin hati gue. Lo itu sahabat gue dan sampai kapan pun akan jadi sahabat gue," jelas Aldan mengusap air mata Aletta.
"Apa masih karena dia?" tanya Aletta.
"Hmm. Dia masih betah tinggal di hati gue, Ta."
"Jadi kalau dia nggak betah lagi, lo bakal lihat gue?"
"Kalau dia nggak betah, gue bakal buat dia betah selamanya tinggal di hati gue."
Nyesek. Dadanya terasa sesak mendengar kalimat itu. Kalimat yang membuat hatinya terjun ke dalam lubang kesakitan. Untuk kesekian kalinya hati Aletta disakiti oleh Aldan.Cowok yang menjadi sahabat dan cinta pertamanya. Cowok bodoh yang terus menunggu seseorang yang belum pasti kembali. Dia adalah Mohammad Aldan Narendra.
Ini enggak adil untuknya. Dia sudah menunggu Aldan mencintainya tapi Aldan malah menunggu seseorang kembali.
"Lo sahabat gue, dan selamanya akan jadi sahabat gue." Ucapan Aldan menambah jarum kesakitan itu tertancap di hati Aletta.
"Dia juga sahabat lo," ujar Aletta. Dia sangat tahu siapa yang dimaksud dia oleh Aldan. Dia adalah seseorang yang menurutnya menghalangi jalan cintanya ke Aldan. Ingin membenci orang itu Aletta tidak bisa melakukannya, sungguh dia tidak bisa.
"Lo bener. Dia sahabat gue. Tapi dia itu sahabat hidup gue, Ta." Balas Aldan tanpa peduli sakit hati Aletta yang semakin menjadi.
Aletta tidak kuat sekarang berdiri di depan Aldan. Dengan sekuat tenaga dia berlari menjauh dari Aldan.
"Lo beneran tega sama gue, Al." Lirihnya sambil berlari dari tempat kejadian keributan Rio dan Aldan.
"Maafin gue, Ta," Batin Aldan melihat kepergian Aletta. Dia tahu dan sangat mengetahui kalau selama ini dia menyakiti gadis itu lagi, lagi dan lagi.
💔
Tbc.
Jangan lupa vote dan commentnya. Terima kasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfair Love
Teen Fiction"Lo pilih dia apa gue?" lirih Aldan mengulang pertanyaan itu lagi. Myesha ada dalam sebuah pilihan rumit. Pertanyaan Aldan bagaikan ujung tombak yang siap menancam di dadanya. Ini terlalu sulit dijawab. "Jawab Mey," Aldan berteriak kencang ke arahny...