SG: Him

77 13 12
                                    

Aku sedang frustrasi belakangan ini. Bagaimana tidak, semua tugasku yang menumpuk itu harus segera kuselesaikan dalam waktu dekat. Memang salahku selalu menunda-nunda untuk mengerjakannya, tapi tetap saja tidak manusiawi.

Ditambah lagi sikap pacarku yang super cuek. Min Yoongi namanya, satu tingkat di atasku. Kerjaannya hanya tidur, membaca buku di perpustakaan, dan kembali tidur. Saking cintanya pada buku, aku sampai diabaikan. Aku penasaran, sebenarnya pacarnya itu aku atau buku?

Yang kulakukan selama satu jam terakhir hanyalah memperhatikannya membaca buku. Buku yang dia baca kali ini tentang fenomena alam aurora. Aku tidak tahu dan tidak tertarik untuk tahu isinya. Melihat buku saja sudah cukup membuatku mual.

Aku mulai merasa bosan dan mencoba untuk mengganggunya. Kucolek tangannya, "Hello?"

"Apa?" jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

"Aku di sini," ujarku.

"Iya, tahu."

Hah menyebalkan sekali.

"Kau tidak bosan?"

"Tidak. Ada buku."

Manusia ini sungguh-

Ngomong-ngomong aku haus. Lebih baik aku keluar membeli minum sekalian mencari udara segar. Siapa tahu dapat pacar baru yang lebih menyenangkan. Hehe.

Tidak butuh waktu lama untukku kembali. Aku memberikan sebotol cola padanya.

"Aku sedang ingin es jeruk," ujarnya.

"Tadi kenapa tidak bilang?"

"Kau tidak bertanya."

Tahan. Tidak boleh emosi.

"Tidak apa. Makasih," ucapnya kemudian.

Ya setidaknya kau berterima kasih.

"Aku bosannn," rengekku.

"Lalu?"

BERHENTI MEMBACA BUKU SIALAN ITU! PACARMU BOSAN MENUNGGU.

"Kau tidak mau mengajakku bicara atau apapun itu?"

"Tidak ada hal penting yang perlu dibicarakan, kan?"

Kuatkan diriku, Tuhan.

Apa ini semacam uji kesabaran? Ingin rasanya menyumpah serapahi manusia di hadapanku ini. Tapi dia masih pacarku. Jadi kuurungkan niat itu.

Aku menghela napas pelan, "Yasudah, kalau gitu aku saja yang bicara dengan diriku. Terserah kau ingin mendengarnya atau tidak, itu hakmu."

Kemudian aku mulai bercerita,
"Tiga hari belakangan ini aku sering diganggu. Sama dua mahasiswa di angkatanmu. Aku tidak tahu siapa nama mereka, tapi aku ingat penampilannya. Yang satu kulitnya pucat, tinggi, dan tasnya warna biru muda. Kalau yang satu lagi tidak lebih tinggi darimu, selalu pakai kemeja kotak-kotak dan kaus polos. Apa kau mengenal mereka?"

Ia tetap pada buku bacaannya. Aku mencoba untuk memaklumi sikapnya itu.

"Aku juga sedang frustrasi dengan tugas-tugasku yang menumpuk. Setahuku kau pernah dapat salah satu tugas itu tahun lalu. Pasti menurutmu itu bukan apa-apa. Huh, harusnya aku tidak semalas ini," lanjutku.

Ia masih tidak bergeming. Hah, aku benar-benar bicara dengan diriku sendiri. Kurebahkan kepalaku di meja perpustakaan. Aku pun tertidur sambil menunggunya selesai membaca.

***

Beberapa hari setelah aku bicara dengannya di perpustakaan, kedua mahasiswa yang kuceritakan itu tidak pernah muncul lagi di hadapanku. Salah satu temanku cerita bahwa ia melihat Yoongi berbicara dengan kedua mahasiswa itu beberapa hari yang lalu. Katanya Yoongi memperingati mereka untuk jangan menggangguku lagi. Uh, manisnya pacarku.

Aku sedang duduk di kursi taman kampus saat Yoongi berjalan menghampiriku dan memberikanku semacam-dokumen?

"Apa ini?" tanyaku penasaran.

"Tugasku tahun lalu."

"Untukku?"

"Iya. Kemarin aku beres-beres kamar dan nemuin itu. Aku ingat kau sempat membicarakannya di perpustakaan," ungkapnya.

Oh, Min Yoongi-gengsimu besar sekali.

Aku tahu dia sengaja mencarikannya untukku. Tapi tidak kukatakan.

Senyum mengembang di bibirku, "Terima kasih. Apa kau ingin ke perpustakaan sekarang?"

Ia menautkan jari kami, "Tentu."

▪▪▪▪▫↭▫▪▪▪▪
buku terus, akunya kapan bang?

▪▪▪▪▫↭▫▪▪▪▪buku terus, akunya kapan bang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[BTS] The Most Beautiful Moment In Life✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang