JM: Understand

107 13 16
                                    

"PARK JIMINNNN! KUBUNUH KAU!"

Aku terus berlari mengejar Jimin di sepanjang koridor lantai tiga.

Sebelumnya Jimin telah membuatku malu karna dare yang ia berikan. Dare-nya adalah membuat pengakuan cinta untuk seorang adik kelas dengan suara lantang di kantin dan disaksikan banyak orang. Sungguh memalukan!

Duk

Tubuhku menabrak sesuatu yang terasa bidang dengan wangi yang tidak asing lagi untukku.

Tunggu, eh ini kan?!

Aku langsung menjauhkan tubuhku setelah menyadari bahwa yang kutabrak barusan adalah dada bidangnya Jimin.

"Wajahmu merah tuh. Haha."

Ck, Sial!

"E-eh, tidak tuh! Lagian apa-apaan tiba-tiba berhenti begitu!" bantahku dengan berusaha menutupi kegugupanku.

"Daripada kau lari terus, kalau pingsan bagimana? Nanti aku cemas."

Cemas pantatku.

"Membual saja terus. Ah, aku haus."

"Jadi, mau ke kantin? Mau membuat pengakuan cinta lagi?"

"Ck, tidak jadi haus kalau begitu."

Jimin tertawa sehingga kedua matanya tidak nampak. Ia kemudian mengangkat tubuhku ke punggungnya. Dengan refleks, aku melingkarkan kedua tanganku di lehernya.

"Apa-apaan? Lepaskan! Aku tidak mau ke kantin!" protesku.

"Diam saja."

Aku pasrah dan hanya menuruti perkataannya. Jujur saja, walaupun terkadang Jimin menyebalkan, tetapi di sisi lain ia juga manis. Hehe.

"Kyung."

"Ya?"

"Berat badanmu bertambah ya?

Sial, manis apanya.

"Apa katamu? Turunkan aku!"

"Haha..bercanda. Maaf."

***

Jimin terus menggendongku sampai kami tiba di kantin. Semua mata tertuju padaku dan Jimin. Termasuk si-adik-kelas yang tadi aku tembak.

Ia menatapku kecewa. Sepertinya si-adik-kelas itu sebelumnya mengira aku sungguhan suka padanya. Maaf, seharusnya kau tidak terbawa perasaan.

Masih menggendongku, Jimin berkata, "Hei! Gadis ini milikku. Yang tadi itu, lupakan saja. Dia tidak serius mengatakannya."

Apa katanya barusan?

Aku berbisik pada Jimin, "Kubunuh kau sekali lagi."

"Kenapa? Kau tidak suka?" tanyanya.

"Aku haus, bodoh."

"Serius?"

"Iya!"

Jimin segera menurunkanku. Kemudian tangan mungilnya berusaha untuk menggenggam tanganku.

"Ayo, kita beli minum!" ajaknya.

Aku tersenyum dan menyetujuinya.

▪▪▪▪▫↭▫▪▪▪▪

vomment juseyooo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

vomment juseyooo

[BTS] The Most Beautiful Moment In Life✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang