Hari ini, tanggal 4 Desember 2017 adalah hari yang spesial bagiku. Tepat hari ini usia pacarku, Jin, genap 25 tahun. Dia mengundangku ke dorm untuk ikut merayakan hari ulang tahunnya bersama member Bangtan yang lain.
Aku mulai mengacak-acak lemari pakaianku. Mencari pakaian yang tepat untuk dikenakan nanti.
Setelah merasa sudah siap, aku pun berangkat menuju dorm mereka.
Setibanya di sana, Jungkook membukakan pintu untukku. Mempersilahkanku untuk masuk ke dorm.
"Hyung, lihat siapa yang datang!" teriak Jungkook.
Aku tiba di ruang tamu dorm mereka. Begitu melihatku, mereka segera menyambutku dengan penuh antusias.
"Hai Noona! Sudah lama tidak melihatmu," sapa Taehyung.
"Noona, kau sangat cantik hari ini!" sahut Jimin.
Aku hanya tersenyum manis menanggapi mereka berdua. Tak lama, Jin keluar dari kamarnya. Ia terlihat tampan walau hanya mengenakan kaos hitam polos dan ripped jeans selutut.
"Kau sudah datang rupanya. Padahal aku belum menyiapkan makanan apapun untukmu," ujar Jin.
"Tidak masalah. Kita bisa memasaknya bersama, bukan?"
Jin menyetujuinya. Member Bangtan yang lain bermain werewolf sementara menunggu kami berdua selesai memasak.
***
"Makanan sudah siap!" seruku.
Aku meletakkan semua makanan di meja makan. Namjoon keluar dari kamarnya dengan membawa kue ulang tahun untuk Jin.
"Saengil chukha hamnida saengil chukha hamnida~ Saranghaneun uri Seok Jin saengil chukha hamnida!"
Kami bernyanyi bersama dengan penuh semangat. Jin tampak senang dan ikut bertepuk tangan. Kemudian ia meniup lilin dengan bentuk angka dua puluh lima itu. Sebagai simbol usianya saat ini. Aku memberikan boneka super mario berukuran sedang sebagai hadiah ulang tahunnya.
"Selamat ulang tahun!" ucapku.
Jin memelukku erat. Namjoon, Yoongi, Hoseok, Jimin, Taehyung dan Jungkook pun ikut berpelukan bersama kami.
"Terima kasih semuanya. Aku merasa sangat beruntung memiliki kalian. Bagaimana kalau sekarang kita makan saja?"
"Tentu saja!" Taehyung yang paling keras menyetujuinya.
Kami pun mulai makan. Mereka memuji rasa masakanku dan Jin secara bergantian. Hingga hanya tersisa piring-piring dan mangkuk kotor saja. Aku menatapnya frustrasi. Banyak sekali. Meski begitu, sebagai perempuan satu-satunya aku lantas mencuci semua piring dan mangkuk yang kotor tersebut. Jin menawarkan diri untuk membantuku. Kami pun mencucinya bersama.
Saat hendak menaruh piring-piring yang sudah bersih ke tempatnya, aku tidak sengaja menyenggol piring lain dan membuatnya terjatuh ke lantai. Piring tersebut pun pecah. Aku segera memunguti pecahan-pecahannya dengan tanganku.
"Aw!"
Jariku tergores pecahan piring. Darah segar mengalir dari jari telunjuk kananku. Jin yang sebelumnya dari toilet buru-buru menghampiriku.
"Ada apa?"
Jin terlihat panik. Ia lantas memeriksa jari telunjukku yang terus mengeluarkan darah itu. Lalu ia mengangkat jari telunjukku dan menghisapnya dengan hati-hati, takut aku merasa perih atau kesakitan. Aku memperhatikan setiap detail wajahnya. Tampan. Kata itu terus terputar di otakku. Aku merasa sangat beruntung menjadi kekasihnya.
"Aku akan mengambil plester untukmu. Tunggu sebentar."
Ia bergegas berlari mencari plester untukku.
Kemudian kembali datang tak lama setelah itu. Ia memakaikan plester di telunjukku yang terluka dengan sangat hati-hati.
Setelah mengobati lukaku, kami kembali ke ruang tamu.
"Noona, kau tidak apa-apa kan?" tanya Namjoon cemas.
"Hanya tergores sedikit dan sudah diobati kok," ujarku.
"Syukur kalau begitu. Tadi Jin hyung terlihat panik. Aku pikir kau terluka parah," Yoongi menimpali.
"Susah kalau sudah terlalu sayang. Tidak bisa melihatmu terluka sedikit saja tuh Jin hyung. Hahaha," celetuk Taehyung.
Aku hanya tersenyum mendengarnya. Aku berharap agar saat ini wajahku tidak memerah karena malu.
Sayangnya, sekarang aku sudah harus pulang. Dengan berat hati aku berpamitan dengan Jin dan member Bangtan yang lain.
"Terima kasih sudah mengizinkanku datang. Kalian benar-benar menyenangkan! Aku pamit pulang dulu."
"Pintu dorm kami selalu terbuka untukmu. Kau bisa datang kapanpun," ucap Yoongi.
"Hyung, kau harus ekstra hati-hati saat menyetir. Aku akan sangat marah jika kau membuat noona terluka," ancam Hoseok pada Jin.
"Tidak usah menceramahiku. Lagipula aku yang akan lebih marah pada diriku jika hal itu terjadi," jawab Jin datar.
Aku tersenyum mendengarnya.
"Sampai jumpa noona!" seru Jungkook.
Aku melambaikan tanganku dan berjalan bersama Jin menuju mobilnya. Benar-benar hari yang menyenangkan!
▪▪▪▪▫↭▫▪▪▪▪
^anggep aja kaya gitu ya
KAMU SEDANG MEMBACA
[BTS] The Most Beautiful Moment In Life✔
Fiksi PenggemarKarena hal yang paling indah pun nggak bisa bertahan selamanya.