24. Malam pertama (part 2)

9K 397 33
                                    





24. Malam pertama (bagian 2)

Clara berusaha melepaskan belitan tangan Ryan yang sedang melingkar di perut nya. Sinar mentari menerobos dari celah-celah jendela dan itu tanda nya pagi telah menyapa. Clara menggerutu kesal, menyingkirkan tangan Ryan itu butuh ekstra tenaga sedangkan tenaga nya telah habis terkuras tadi malam. Clara berusaha menyingkirkan sekali lagi tapi hasilnya tetap nihil yang ada malah Ryan semakin mempererat pelukan nya. Dan membuat Clara ingin menyentrum lagi pria di sebelahnya ini tapi sayang alat itu udah dihancurkan Ryan semalam dan membuat wajah Clara makin tertekuk kesal.

Flashback

Setelah Clara berhasil menyingkir dari tubuh Ryan dan asik menikmati kemenangannya, tiba-tiba Ryan telah mendekat dan mencengkeram tubuh Clara. Ryan memeluk erat antisipasi supaya istri nya itu tak memberontak dengan menggunakan alat-alat yang entah dari mana. Baju Clara yang lembab membuat Ryan semakin kesal. Bukannya ganti baju malah asik main kayak gini, eh tapi salah Ryan juga sih karena koper yang ia bawa isinya hanya baju yang layak di pakai untuk malam pertama.

"Aku capek Clara, udah hentikan aja." Bisik Ryan tepat di telinga Clara. Dan Clara menggeleng keras. Lalu Ryan menggiring tubuh Clara ke arah tempat tidur tapi sebelum itu dia mengambil dasi nya terlebih dahulu.

Ryan menghempaskan tubuh Clara ke atas kasur dan dengan cepat mengikat kedua tangan Clara ke kanopi kasur mengingat tindakan Clara yang bar-bar itu.

Clara memberontak dan menendang ke arah Ryan tapi sayang Ryan telah kabur duluan. Tak lama kemudian, Ryan membawa segelas air dan sebutir pil. Ryan tampak menyeringai ke arah Clara yang sudah menatap nya dengan tatapan sarat ingin membunuh.

"Nah mari di minum sayang." Ryan terkekeh melihat ekspresi Clara yang benar-benar mau membunuh nya.

Clara tetap memberontak, dan mencoba menendang Ryan lagi tapi tetap tak berhasil. Ryan duduk di tepi ranjang dan memandang Clara dengan tatapan geli. Ryan meneguk air kemudian memasukkan pil itu ke dalam mulut nya lalu membawanya ke mulut Clara.

Clara yang tak siap melotot kesal ke arah Ryan yang memaksanya meminum obat dengan cara mesum seperti itu. Setelah di rasa obat itu telah berpindah tempat, Ryan melepaskan ciuman nya dan menatap Clara dengan puas. Lalu pria itu membelai rambut Clara kemudian mengacaknya dengan gemas.

"Pakai baju ini, aku terbiasa tidur tanpa baju." Ryan melepaskan baju nya dan memberikan baju nya pada Clara sembari melepaskan ikatan tangan Clara. "Kalau demam mu tambah parah, aku yang repot. Itu parasetamol bukan obat perangsang kalau kamu masih penasaran." Ryan terkekeh melihat wajah Clara yang merah padam. Mungkin dikiranya yang diberikan Ryan tadi adalah obat perangsang padahal bukan. Saat Clara tengah mengambil baju Ryan, pria itu malah memegang alat yang membuat Clara cemas lalu dengan tanpa rasa bersalah, Ryan menghancurkan benda itu dan membuat Clara mendesis kesal.

Clara pun membuka baju nya di situ tanpa repot-repot menjauh, biarlah Ryan melihat tubuh nya. "Alat itu mahal harga nya, seenaknya banget kamu hancurinnya." Dumel Clara sambil menatap Ryan kesal.

Setelah selesai berganti baju, Ryan pun mendekap tubuh Clara dan membawa nya untuk tidur. "Nah mari tidur, udah cukup perang nya malam ini." Lalu Ryan mengecup kening Clara agak lama dan membuat Clara tertegun sejenak. Tapi setelah ciuman di kening, bibir Ryan beralih ke mata, hidung dan terakhir di bibir Clara. Bahkan Ryan sengaja berlama-lama memainkan bibir itu. Dan tentu saja efeknya sangat luar biasa bagi pemula seperti Clara. Dan pada akhirnya, Ryan berhasil melalui malam pertamanya dengan penuh perjuangan.

Clara tetap merasa kesal jika mengingat kejadian tadi malam.

"Pagi istri ku." Sapa Ryan saat baru bangun padahal kedua matanya belum terbuka sama sekali. Dan dia malah mempererat pelukan nya pada tubuh Clara.

"Lepas Ryan"

"Gak mau, aku mau kayak gini." Ryan malah dengan sengaja menempelkan tubuhnya pada Clara karena dia suka ekspresi saat Clara marah, benar-benar lucu.

"Aku hitung sampai tiga kalau gak mau lepas, aku bakalan cubit kamu." Ancam Clara pada Ryan yang tampak bergeming.

"Aku gak takut." Lalu Ryan memberikan ciuman di leher belakang Clara dan membuat Clara merinding jadinya.

"Jangan aneh-aneh." Pekik Clara panik. Dan mulai memberontak.

"Ya ampun udah sah pun." Keluh Ryan sambil menatap Clara dengan cemberut. Ryan pun langsung memeluk Clara tambah erat membuat Clara seperti cacing kepanasan karena tingkah Ryan.

"Ryan, aku hitung sampai tiga ya." Ancam Clara sekali lagi.

"Sebelum kamu ancam aku, aku yang akan buat kamu meleleh." Ucap Ryan dengan santai tapi efeknya luar biasa bagi Clara.

***

Ryan senyum-senyum melihat wajah kesal Clara yang semakin menjadi. Tentu saja Ryan merasa senang akhirnya dia berhasil melewati hari pertama nya dengan sukses bahkan Clara pun sampai tak berkutik karenanya. Itulah bedanya ilmu seorang playboy yang insaf dengan gadis biasa.

"Dari tadi cemberut terus, senyum dong. Gak baik marah-marah ke suami. Dosa." Ucap Ryan sambil menekankan kata dosa pada Clara.

Clara hanya diam malas menanggapi ucapan pria yang tengah meledeknya itu. Clara hanya malu jika mengingat aktivitas mereka tadi malam.

"Ayo siap-siap habis ini kita mau pergi bulan madu."

Clara melirik ke arah Ryan. "Bulan madu?"

"Hadiah dari bunda. Koper kita udah siap tinggal kamu nya aja yang belum siap dari tadi." Ryan masih senyum-senyum melihat wajah Clara yang tiba-tiba merah padam.

"Aku masih kesal sama kamu."

Ryan mendekat ke arah Clara yang lebih memilih melihat ke arah jendela dari pada dirinya. Ryan memeluk tubuh Clara dari belakang dan membenamkan wajahnya di celah leher Clara. "Kamu lucu kalau lagi marah, ternyata keputusan menikah dengan mu emang beneran tepat banget."

Clara menyikut perut Ryan yang membuat pria itu meringis.

"Awas, aku mau siap-siap." Clara pun beranjak dari tempatnya.

Ryan memandang tubuh Clara. Iya dia harus berterimakasih pada bunda karena telah memaksanya menikah dengan Clara kalau dia kembali pada Naomi, dia tak yakin bisa merasakan debaran yang sejak tadi bergemuruh. Apalagi sejak mereka akhirnya telah menyatu, debaran itu semakin meningkat saja.

"Aku udah siap, mau sampai kapan bengong kayak gitu?" Clara berdiri di depan Ryan sambil menatap dengan wajah penasaran.

Ryan sampai tak bisa berkedip melihat baju yang dikenakan Clara sekarang. Membuat tampilan istrinya tampak sangat manis. Dress bunga selutut tanpa lengan berwarna peach dan rambut yang di cepol asal meninggalkan sedikit anak rambut dan make up natural di wajahnya membuat tampilan Clara terasa sempurna di mata Ryan.

"Kalau begini gak usah bulan madu, di hotel aja cukup." Ucap Ryan lalu mendekap tubuh Clara yang membuat Clara melotot kesal.

"Arrghhh, Ryannnn." Pekik Clara kesal saat Ryan berhasil mendaratkan sebuah kecupan di leher jenjangnya.

Sepertinya acaranya bulan madu akan di tunda untuk beberapa hari.














Hora
Akhirnya update lagi
Maaf kemungkinan bakalan lama lagi update nya, kerjaan deadline semua 😂😂

No edit langsung post
Jadi maafkan typo yang bertebaran.
Di tunggu komentar dan vote nya 😁

when i meet you (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang