"Orlando.inc," Ros mengucapkan kalimat itu tanpa suara, hanya pergerakan bibir saja.
Ros mendongakkan kepalanya menatap sebuah gedung pencakar langit yang sangat tinggi itu, bahkan mungkin hampir saja menembus cakrawala atau memang saja menebus cakrawala. Ros menjadi ragu, Apakah ia akan bertemu dengan Steffi disini? menggingat pekerjaan didalam pasti sedang sibuk dan ramai.
Dengan langkah ragu Ros memasuki gedung itu. Ros menggenggam erat bunga mawar merah yang ia bawa khusus untuk Steffi, Steffi pasti senang. Tapi pertanyaannya adalah Apakah Steffi akan bertemu dengannya? Ataukah mungkin Steffi sudah melupakannya.
Langkah Ros terhenti karena berbagai dugaan muncul dikepalanya. Ros menggelus perutnya dan berkata.
"Maaf sayang, sepertinya kita tidak bisa bertemu dengan Tantemu atau mungkin kita tidak akan pernah bertemu lagi," Ucap Ros yang diakhiri dengan senyuman terpaksanya.
Ros membalikan tubuhnya lalu seketika tubuhnya terdorong ke depan karena bahunya terdorong oleh seseorang dari belakang. Karena dorongan itu, Ros tak sengaja menjatuhkan bunga mawarnya ke tanah, Ros berusaha mengambilnya. Seketika tubuh Ros melemas, karena mawar itu sudah hancur diinjak oleh seorang pria yang menabraknya tadi.
Ros menelan Salivanya, Ros berusaha menahan kesabaran.
'Sabar Ros.... Sabar... Ingat anakmu... Sabar....'. Ucap Ros yang tak henti hentinya.
Namun, hati dan tubuh Ros sedang tidak sejalan. Jadi ia berjalan menghampiri pria yang sedang memainkan ponselnya itu dengan kesal.
Ros berjalan lalu menarik tangan pria itu agar menghadap kearahnya. Ros baru sadar, kalau lelaki itu tingginya tak ketulungan. Sehingga membuat Ros harus mendongakkan kepalanya, untuk melihat wajah pria itu. Pria itu menundukkan kepalanya, ia menaikkan satu alisnya menatap Ros dengan mulut terbukanya itu.
'ya...ya...ya... Susah juga punya muka tampan dari lahir'. Ucap pria itu dalam hati.
Pria itu mendekati wajahnya kearah wajah Ros, wajah mereka sangat dekat. Pria itu tak tau kenapa ia ingin melakukan ini, tapi melihat perut buncit wanita itu membuat dia menarik lagi kepalanya.
"Ada apa ibu hamil? Ini bukan tempatnya USG," Ucap pria itu nada bingung lalu pria itu memasukan ponselnya kedalam saku celananya.
"Kamu menjatuhkan bunga mawar ku! lalu kamu menginjaknya dan berjalan tanpa dosa!" Ucap Ros sembari menunjuk kearah dimana mawarnya hancur.
Pria itu menaikan satu alisnya lalu melihat kearah yang ditunjukkan oleh Ros dan benar saja, bunga itu telah hancur. Tapi, ia tidak merasa ia yang menginjak jadi ia menyangkal.
"Aku tidak menginjaknya," Bela pria itu.
"Ya!. Kamu menginjaknya, karena kamu sibuk dengan ponselmu!" Kekeh Ros sembari menujuk kearah pria itu.
"Tidak..."
"Iya!"
"Tidak..."
"Dasar pria tak punya hati!" Ucap Ros dengan diiringi air mata, mungkin ini efek dari kehamilannya sehingga membuatnya mudah sekali menangis.
Ros mengusap air mata yang jatuh, lalu membalikkan badannya dan berniat pergi untuk meninggalkan pria itu.
"Tunggu..." Ucap pria itu. Namun Ros tak menggubrisnya ia sibuk menenangkan dirinya sendiri.
"Hey, aku minta maaf," Lalu pria itu mengejar Ros dengan langkahnya yang lebar.
Gap.
Dengan cepat pria itu bisa menangkap tangan Ros yang kecil. Lalu pria itu memeluk Ros dengan erat dan menggelus kepala Ros dengan sangat hati hati, takut kalau pria itu bisa menyakiti Ros dengan belaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSALINE [COMPLETED]
Romance[COMPLETED] Highest Rank #1 -Luka Highest Rank #1 - Perpisahan Highest Rank #1 - Kehilangan Semenjak kejadian malam itu, kehidupan Rosaline berubah 180 derajat, ketika Rosaline mengetahui dirinya hamil. Dirgantara Delta Lelaki tampan nan arogan itu...