7. Suatu Hari, Ketika Engkau Pergi(1)

2.1K 28 1
                                    

Suatu Hari, Ketika Engkau Pergi

KH Ahmad Warson Munawwir

Pagihari aku menyaksikan daundaun luruh
dicumbui gerimis tiada henti
matahari bangkit pelan dari busur waktu 
jalan aspal itu seperti tertutup setapak kabut
dan angin seperti juga ikut menahan perih dan ngilu
langit bagai memandam airmata
bumi dipenuhi beribu-ribu gemerisik tetes air 
yang selaksa ikut berdzikir dan sembahyang
sebelum terbang ke langit lagi

o saat jasad direbahkan ke dalam perut bumi
siapa yang tak mengadu kepada-Mu?
ia begitu setia, menyusun bata kata dari Arsy-Mu
menghimpun seribu enamratus tiga puluh empat
halaman bahasa bisu dengan membasuh wudlu
o adakah yang sudah bisa sebelum ini 
menyusuri kesunyian dan nyinyir yang panjang?
lima dasawarasa mudawam membasuh debu
diantara saksi kertas yang senyap
lidahlidah yang mengendap
udara yang pengap
diantara rumah dah mushallah
diantara doa dan kalimat jalalah
diantara papan peneduh dan carut marut arti kata
o ia begitu hanyut bersama gelombang waktu
siangmalam meratapi lembar demi lembur
tak henti memegang pena di sisasisa suara parau
intrik politik dan omong kosong kekuasaan
o siapa yang tahu dan mendengar?
kamis menjelang magrib itu, diantara dengung mulut
bertahmid, takbir dan istigfar
ada dua ekor burung di dekat kuburun
seperti lebih tahu dan mencicit sedih dari pada hati peziarah
dan langit di atas sana masih luruh 
tiada henti dicumbu hujan, ia seperti hendak berkisah
bahwa hari itu duka tiada jeda
aku bertanya, adakah yang bisa menakar pedihnya hari itu?
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'uun

Puisi islami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang