Chapter 2 - Hukuman
Pagi itu, pukul 05.50.
"Hai, BANGSAT :) Udah lama ya ga ketemu."
Senyum preman brandal itu dengan intimidatif sambil menyentil sebatang rokok yang sudah mau habis dan menginjaknya.
"...."
"Ga punya mulut ya, LO?!!"
Bentaknya dan menendang cowok culun berkacamata bulat yang daritadi hanya menunduk diam hingga terjatuh.
UGH! keluh sakit cowok dengan seragam terkancing dari bawah sampai atas.
"Wah,, wah,,, beneran mau jadi jagoan dia! Disuruh bawain 5 bungkus rokok malah cuman, bawa diri. Dasar ANJING EMANG. HAJAR DIA!"
Perintah preman sekolah itu pada teman-temannya yang juga terlihat kesal dan menghajarnya. Namun, cowok culun itu hanya diam. Hanya beberapa desiran sakit yang keluar dari mulutnya.
"Heh, dasar bego. Kenapa sih dia selalu diem aja?! Ga mau ngelawan balik? Udah kaya ga ada harga diri buat ga diremehin. TOLOL emang. 5 lawan 1. Udah deh, habis lo."
Ucap seseorang dari belakang pintu lapangan itu. Melihat dari kejauhan peristiwa itu sambil melipat kedua tangannya. kesal, greget dengan cowok cupu itu yang tidak mau melawan sedikitpun. ketika dirinya dihajar.
Terpanalah dia. Ketika ada seorang gadis cantik dan manis berteriak, menghentikan penganiayaan itu. Yap, cewek itu Narestha. Mereka sempat bertatapan sebentar dari kejauhan. Namun, gadis itu sudah ditarik kabur oleh si culun. Cowok itu hanya kaget dan bingung. tiba-tiba saja ada seorang perempuan yang melihat peristiwa tersebut.
"CIH, dasar nyusahin orang aja!"
keluh cowok itu dalam hatinya dan sambil siap dalam pose berantem. Seolah, ia berusaha untuk menghalangi kelima cowok berandal itu yang ingin mengejar mereka.
"Jadi sekarang lo udah mau jadi pangeran yang ngelindungi salah satu warga yang cupu ya?"
"Dia bukan temen gue!!" Sahutnya langsung, dengan wajah sedikit kesal pada ketua grup itu, sekaligus kakak kelasnya.Disinilah perkalian yang sesungguhnya terjadi. Antara lima orang melawan satu orang. Beberapa pukulan dihantamkan ke cowok ganteng itu dan kembali ia balas ke 5 musuhnya. Bahkan, walaupun lima lawan satu. tampaknya, satu orang ini sudah setara dengan 3 orang yang jago berantem.
Narestha dan cowok culun itu lari dari lapangan tadi. Bukan lari sih... yang tepatnya adalah 'K-A-B-U-R'. Mereka berlari ke taman sekolah yang lokasinya lumanyan jauh dari lapangan olahraga tadi dan bersembunyi dibalik pohon besar dipojok taman itu.
Tangan Narestha sebenarnya daritadi berusaha melepas dari genggaman cowok culun itu. Namun, genggamannya sangat kuat. Seolah-olah, ia hanya mengenggam sebuah benda kecil yang lembut.
Cowok culun itu terengah-engah kecapean karena berlari dengan sangat cepat. Kali ini, Nrestha menobatkan gelar 'Flash' pada laki-laki yang masih mengenggam tangannya dengan kuat-kuat. Narestha juga jadi ngosh-ngoshan karena harus mengikuti tempo lari si anak culun ini.
"Wo...Woi! Lepasin gue!" Ucapnya yang masih terengah-engah.
"E-eeh,, oh iya! Sorry-sorry. Aku tadi panik makanya langsung kabur aja. Daripada, kamu jadi korban sasaran mereka, jadi aku tarik deh. Be.. beneran de,, deh. Aaa.. aku ga.. ada mak..maksud apa-apa kok."
Balas cowok culun itu sambil terbata-bata dan melepaskan genggamannya. Merasa tidak enak. Karena ia telah menarik paksa seorang perempuan cantik yang sudah memberikan kesempatan emas baginya untuk kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta 180° - Sisi Lain Mataku
Romance'Mantan' indigo yang mulai merasakan cinta didunia SMA. Cintanya membuat perubahan 180 derajat terhadap dua manusia yang menyukainya. Namun, siapakah yang akan ia pilih diantara si berandal dan si culun yang bermetamorfosa? Akankah mata dan hatiny...