Chapter 3 - Annoyed
"!?!?!!!!?"
"ANJIR!!"
"HAH!?"
"ANJRIT!"
"WTF?!" berandal itu mengeluarkan tangannya dari kantong celananya.
Suatu respon yang dapat diartikan hanya dari melihat ekspresi mereka berenam. Walaupun, mereka tidak mengucapkannya. Setelah mendengar kalimat tersebut. Sena dan Keyra langsung terbangun dari posisinya yang tadinya telantang di lapangan itu. Mereka duduk dan menatap kaget, panitia mereka yang '!#$%&*%&+x+' {(Ya,,, silahkan didekskripsikan spesies yang satu ini :)}
Sedangkan, Nada. Jangankan terbangun dengan posisi duduk. Setelah mendengar kalimat itu ia langsung berdiri dan menatap panitia itu dengan tatapan penuh kesal tidak percaya. Petra dan Dehan pun berdebat dengan kedua panitia itu. Diikuti dengan Sena dan Keyra. Berdebat karena hukuman yang terkesan seperti pelecehan.
"Gue ga terima sama hukuman ini! GILA AJA SAMA DIA!?"
Sena penuh kesal sambil menatap pasangan hukumannya. Dehan. Pasangan hukuman ini dapat ditebak dari posisi baris mereka yang selang-seling cowok-cewek. Petra-Keyra, Dehan-Sena, Nada-si brandal ganteng.
"Aku juga ga mau ngelakuin ini ke kamu." Balas Dehan sambil membalas tatapan Sena teman sekelasnya dulu. Dibarisan itu hanya Nada yang sebagai murid pindahan.
"JANGAN SOK ALIM DEH LO!"
Tiba-tiba Kakak panitia dengan bedge bertulisan 'Teo' itu membentak Dehan. Tentu, Dehan kaget mendengar ucapan bernada tinggi itu.
"Daritadi ngomong pake 'aku' 'kamu'. JIJIK banget tau ga sih!? Ga usah MUNAFIK LAH! Palingan didepan kita lo, ngomong pake 'aku' 'kamu' biar dapet kesan yang baik kan?! Tapi, dibelakang paling juga pake 'gue' 'lo' !"
"Apa-apaan sih, ni orang !?" Gumam Narestha dalam hati dengan penuh kesal.
Nada jadi teringat dengan ucapan Mas Buyung yang katanya kalo ngomong sopan itu malah kesannya sok alim, sok baik dll. Jadi ini, maksudnya? Dehan mau didepan atau dibelakang kek, dia memang anak yang ramah.
Keenam peserta MOS ini tampaknya sudah amat kesal. Sena dan Keyra pun berdiri dan ingin memulai suatu perlawanan lebih keras pada kakak kelas mereka. Sedangkan, Narestha dan cowok berandal itu masih tidak bersuara. Mereka hanya memberikan tatapan tajam. Perdebatanpun terjadi lagi antara Sena, Keyra, Petra dan Dehan melawan 2 spesies '!#$%&*##'.
Mungkin, sangking panasnya perdebatan antara Petra, Dehan, Sena dan Keyra. Mereka tidak menyadari bahwa, dua temannya Nada dan cowok berandal itu masih memilih untuk diam sambil menahan kesal. Nada masih takut dengan posisinya sebagai...
'murid pindahan'.
DIbanding, mencari ribut. Ia memilih untuk diam sambil menahan rasa kesalnya. Sedangkan, cowok berandal itu menatap situasi perdebatan sambil beberapa kali melirik Nada.
"Woi, lo semua pada sadar ga sih?! Karakter lo semua itu dibawah cowok-cowok tadi yang baru masuk di tengah barisan tadi. Lo semua aja kalah sama mereka yang preman, bego, bandel itu. Mereka. Walaupun gitu juga, masih inget apa yang disuruh bawa. Kecuali dia ya!"
Bentakan Teo sambil melirik kecowok tinggi berpenampilan tipikal anak berandal itu. Tapi, cowok itu hanya memberikan senyuman intimidasi pada Teo.
"Kalo masih kaya gini terus. Saya bakal lapor ke guru!"
Satu kalimat yang membuat semua pandangan mereka menoleh ke Nada. Yap, gertakan itu dari mulut Nada yang terkesan mengancam kedua Kakak kelas dengan bedge bertulisan Agung dan Teo. Murid-murid MOS sedikit terkejut dengan keberanian Nada mengancam seperti itu kepada kakak kelas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta 180° - Sisi Lain Mataku
Romance'Mantan' indigo yang mulai merasakan cinta didunia SMA. Cintanya membuat perubahan 180 derajat terhadap dua manusia yang menyukainya. Namun, siapakah yang akan ia pilih diantara si berandal dan si culun yang bermetamorfosa? Akankah mata dan hatiny...