"Iya maap,kan abang di sana sekolah dek. Yaudah masuk yuk." ajak Brian yang dapat anggukan dari kedua adiknya.
--------------------------------------------------------------Kemudian mereka masuk sambil bercerita dengan riang dan setelah sampai di sofa ruang tamu Rina dan gue menyingkir ketika mama mau kangen kangenan sama kak Ian. Mama,papa,kak ian bercerita sampai gue sama Rina di anggurin dan hanya mendengarkan cerita mereka tanpa boleh bercerita. Akhirnya gue sama Rina pergi dan kembali ke kamar masing masing.
Sepanjang menuju kamar gue selalu menggerutu kesal karena yang di ajak ngobrol cuma kak Ian. Setelah sampai kamar, gue rebahan di kasur king size gue yang empuk. Belum sampai lima menit gue udah sampe alam mimpi.
Saat gue tidur,gue ngerasa ada guncangan di kasur. Gue kira itu gempa bumi. Eh ternyata Kak Ian yang ngenjot ngenjot kasur gue. Gue yang udah kesel langsung kaki Kak Ian agar berhenti buat ngenjot ngenjot di kasur gue.
"Auww.. Auww." ringis Kak Ian sambil memegangi kaki bekas cubitan maut gue. "Sakit tau dek." lanjut nya lagi.
"Bodo!" jawabku sambil beranjak dari kasur dan langsung ke kamar mandi. "Ihhh adek laknat lo." ucap Kak Ian sambil pergi keluar kamar gue. Gue cuma menggelengkan kepala melihat kelebayan kakak gue.***
Setelah selesai mandi, gue turun ke bawah untuk makan malam.
"Night Pa,Ma,Rin,Kak." sapaku."Night sayang." ucap mama papa
"Night." ucap kembaranku dan kakak ku.
Di meja makan kami semua hanya diam. Hanya dentingan sendok yang memecah keheningan.
Setelah selesai makan, kami memutuskan untuk menonton film horor bersama karna jarang kita bisa kumpul semua.
"Aaaaaaa." jerit kakakku bersamaan dengan mama saat hantu dari film tersebut muncul.
"Huuuu Kak Ian penakut. Ya nggak Rin?" ejek ku
"Yoi Ren. Masa,cowok gitu aja takut. Uh gak gentle lo bang." tambah Rina.
"Apaan lo dek?! Gue kagak takut ye. Cuma kaget doang. Asal kalian tau kalo gue itu gentleman." ucap kakak ku dengan bangga.
"Iyuhh." ucap ku bersamaan dengan kembaran ku.
"Lo bilang lo gentle? Gentle dari mana coba bang? Orang gini aja lo takut." ejek Rina.
"Udah gue kata Rina, kalo gue itu cuma KAGET." bela Kak Ian sambil menekan kata 'kaget'
"Udah deh kalian itu jangan berantem mulu dong. Papa pusing ini denger kalian tiap menit tetep berantem mulu." lerai papa.
"Abang Ian tuh pa." ucap Rina sambil menunjuk Bang Ian.
"Lah kok gue? Kan lo dulu yang ngejek gue dek." bela Kak Ian pada dirinya yang tak mau di salahkan.
"Kan tadi abang duluan."
"Nggak!"
"Iya."
"Nggak!"
"Iy--"
"Udah deh. Kalian itu udah besar. Ngapain sih masih berantem nggak jelas? Gak malu sama adek kecil?" leraiku.
"Adek kecil?" cicit mereka.
"Iya,adek kecil." ucapku.
"Siapa?" tanya Bang Ian.
"Reny." ucapku sambil menunjukkan wajah yang sok di imut imutkan.
"Ha?" ucap mereka semua cengo.
"Kenapa? Kan emang bener."
"Iyain ajah biar cepet." ujar Rina malas.
"Udah ah ayo masuk kamar masing masing. Terus tidur. Besok sekolah." suruh mama.
"Siap ma." ucapku bareng Rina sambil hormat kepada mama dan kemudian kami tertawa bersama sebelum masuk kamar masing masing, dan akhirnya tertidur di kasur.
Sorry update lama gaes😅 ada yang kangen kagak? Kagak ya? Okey i'm fine. Bhay.
Salam: DeliaDN💜
KAMU SEDANG MEMBACA
RenyAdrian
Fiksi RemajaKepo sama cerita gue? Baca aja. Tapi ada syaratnya. Apaan coba? Ini nih: 1. Kalo gak suka/tersinggung silahkan tinggalkan lapak cerita ku. 2. Gak suka gak boleh komen yang aneh² di kolom komentar. 3. Gak boleh nyontoh cerita gue,pasti kalian bisa ko...