Terungkap

52 2 0
                                    

Azzura memandang Maiza dan Zarel secara bergantian.

"Kalian kenapa bisa barengan dan Zalem kok kenal sama Iza?" Tanya Azzura.

"Zura nama gue Zarel bukan Zalem" ucap Zarel. Zalem adalah panggilan kesayangan Azzura ke Zarel alias singkatan dari Zarel Lembet. Semua berawal dari Zarel yang sering gak tepat waktu kalau janjian akhirnya di ganti namanya jadi Zalem.

"Eemm aku sama Mas Zarel udah nikah" ucap Maiza dengan suara yg pelan.

"HAH?! Kapan?!" Tanya Azzura sambil menatap tajam kedua orang tersebut.

"Udah 3 bulan yang lalu" ucap Zarel yang kini juga mulai sedikit takut jika Azzura marah.

Azzura kalau sudah marah bisa berubah menjadi kyubi dalam sekejap. Karena Zarel pernah merasakannya. Saat itu Azzura sedang masa PMS.
Zarel menggodanya alhasil Azzura ngamuk dan berujung dompetnya terkuras habis harus mentraktir Azzura makanan sepuasnya.

"Kalian jahat hiks...hiks..udah gak nganggep Zura lagi hiks...hiks..Zura mau pergi aja" ucap Zura dengan suara sesungukan. Saat Zura mulai beranjak dari sofa tapi ada sepasang tangan melingkar di pinggangnya.

"Maafin aku, aku cuma belum siap cerita sama Zura waktu itu. Aku masih syok karena aku sama Mas Zarel di jodohin" ucap Maiza di dalam dekapan Azzura.

Seketika Azzura menegang.

Perjodohan itu batin Azzura.

"Azzura mau kan maafin aku?" Tanya Maiza memecahkan lamunan Azzura.

"Maiza gak usah minta maaf yang salah Zura karena egois gak mau dengerin penjelasan Maiza" balas Azzura sambil memeluk erat sahabatnya itu.

"Berarti gue udah di maafin dong" ucap Zarel dengan senyum sumringah.

Alhamdulillah dompet terselamatkan batin Zarel.

"Gak! Zarel harus traktir Zura makan dulu baru di maafin dan juga sebagai pengganti karena kalian gak ngundang Zura!" Ucap Azzura dengan mata menatap tajam Zarel. Sementara Zarel hanya bisa meringis dan Maiza terkikik melihat pertengkaran sahabat dan suaminya itu.

"Iya deh, tapi sekarang lu ceritain kenapa malem-malem keluyuran macam cabe-cabe an?" Tanya Zarel membuat suasana hati Azzura bimbang.

Zarel yang sudah khatam dengan berbagai ekspresi Azzura pun hanya bisa menghela napas. Maiza juga tau pasti Azzura memiliki masalah besar membuatnya jadi begini.

"Inget! Kalau ada masalah cerita aja ke kita, jangan di pendem" ucap Zarel dengan senyum memberi semangat. Maiza mengangguk setuju perkataan Zarel.

Sebuah cerita pun mengalir dari bibir mungil Azzura. Air mata yang sudah tadi ia tahan pun luruh. Batinnya kini sudah tidak kuat. Zarel dan Maiza yang menjadi pendengar merasa iba dengan Azzura.

"Trus kamu jadi lanjut kesana?" Tanya Maiza. Azzura hanya menatap lurus dengan pandangan kosong

AZZUMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang