Aku menyusuri koridor dengan pelan. Rasanya aku sangat malas bersekolah hari ini. Alasannya? Karena aku ngantuk. Ini gara-gara aku tidur sangat larut hanya untuk menonton live ig ceye oppa.
Begitu memasuki kelas yang tertulis X MIPA-1 di atas pintunya, mataku langsung tertuju ke tempat seorang laki-laki yang tengah sibuk menulis sesuatu di bukunya. Atau lebih tepatnya.. menyalin?
"Riz, ngapain?" tanyaku saat aku sudah berada tepat di depannya.
"PR Bahasa Inggris wajib nih," jawabnya sambil terus sibuk menulis. Aku terdiam sejenak.
"HAH?! ADA PR?! LIAT!!" Seketika aku histeris menyadari bahwa aku belum mengerjakan pr.
Dengan gerakan cepat aku mengambil tempat di samping Rizky dan segera menyalin jawaban dari buku yang entah milik siapa.
Berhubung soalnya tidak banyak, dalam waktu 5 menit aku telah selesai menyalin jawaban, "Thanks Ky," ucapku lalu langsung menuju tempat dudukku di deretan kursi paling belakang. Tak lama setelah itu, pelajaran yang membosankanpun dimulai.
¤¤¤
Ngomong-ngomong.. aku belum memperkenalkan diriku ya? Gara-gara malas nih. Oke lupakan. Kenalin, namaku Vina Dwi Anggraini atau bisa kalian panggil Vina. Umurku baru menginjak 15 tahun dan yups aku baru saja memasuki masa-masa -yang katanya- indah di SMA.
Aku bukan golongan cewek populer ataupun up to date dengan segala hal yang baru. Tapi bukan berarti aku kudet juga sih. Lebih tepatnya aku adalah cewek cuek dan 'kurang' peduli akan itu, tapi kalau udah dibikin penasaran, aku bakalan kepo maksimal.
Selain itu aku juga bukan cewek yang punya banyak teman karena bisa dibilang aku agak introvert. Sikapku yang blak-blakan tanpa menyaring ucapan juga membuat orang-orang di sekitarku kurang suka denganku. Uh.. miris..
Sahabat? Tentu saja aku punya. Sayangnya aku LDR-an sama mereka. Beda sekolah maksudnya. Aku di SMA Mulawarman, Bia di SMA Airlangga, dan Willi di SMA Braptista.
Sahabat pertamaku yaitu Agatha Stefy Bianca, alias Bia. Cewek yang kalo belum kenal pasti bakal dibilang cewek judes dan jutek, omongannya melebihi pedasnya sambel terasi hehe. Tapi gitu gitu juga dia paling bisa kasih aku saran dan sandaran.
Dan yang berikutnya adalah William Eksarta Angelo, atau bisa dipanggil Willi. Aku dan Willi itu sebelas dua belas, dan kami sangat nyambung waktu ngobrol. Bisa dibilang aku dan Willi itu saling bertolak belakang tapi bisa saling melengkapi. Jika aku adalah orang yang tak bisa diam, dia itu pendiam. Aku unggul di bidang non akademik, dia unggul di bidang akademik. Serta hal-hal lainnya. Eh walaupun sahabat.. gak terlalu deket juga sih tapi juga gak jauh. Ah tau lah intinya ya gitu.
Duh jadinya curcol kan aku. Efek kangen sama mereka nih sampai gak sadar kalau bel istirahat udah bunyi dari tadi. Aku memutuskan untuk pergi ke kantin dan membeli beberapa makanan ringan juga sebotol air mineral untuk aku bawa ke belakang sekolah, tempat faforitku di SMA ini.
Aku duduk di sebuah kursi taman yang berasal dari bambu dan terletak di bawah pohon ketapang tua yang sangat besar dan rindang. Aku mulai memakan cemilanku seraya menerawang jauh ke depan. Menikmati segala yang tersaji. Merasakan semilir lembut yang agak gerah dari angin di siang hari.
Aku tenggelam dalam pikiranku. Menatap lurus pada tanah kosong di depan, terbayang masa lalu saat aku dan Bia berjalan bersama di jam istirahat, saling berlari mengejar hanya untuk sekedar lelucon kecil, hingga saat waktu khusus berdua dimana kami bisa saling berbagi segala isi hati.
Kemudian bayangan itu berganti dengan kenanganku bersama William. Dijahili Willi, mencoba membuat Willi tertawa lepas, aku yang berusaha membalas cubitan Willi pada pipiku, dan hal lainnya.
Tuhan... aku benar benar merindukan mereka. Jujur, hingga detik ini sejak aku pindah ke kota ini, hanya mereka berdua yang bisa memahamiku. Membuatku (parahnya) agak bergantung pada mereka.
Aku menghela nafas napas pelan, menghentikan lamunan sejenakku. Kuambil benda pipih persegi panjang dari saku almamater sekolah dan tanganku mengetikkan pesan yang dikirimkan lewat whatsapp pada Bia.
To : Bi-bestie ♡
Bi, gue kangen elo 💕
✅Ah bodoh, Bia pasti lagi off. Ini masih jam sekolah dan dia adalah tipe murid teladan yang hampir tidak pernah melanggar tata tertib sekolah.
Aku segera menghabiskan sisa cemilanku. Begitu habis, kubuang sisa bungkus makanan ke tempat sampah dan kakiku membawa kembali menuju kelas bertepatan dengan bel masuk. Yeah, di sekolahku istirahat hanya 15 menit. Tidak memuaskan.

KAMU SEDANG MEMBACA
W A W [What are We?] -Slow Update
Ficção AdolescenteSatu kata untuknya. Cerewet dan energik. Ah aku salah, itu tiga kata. Intinya 2 dua hal itulah yang menggambarkan dirinya, secara umum. Secara khusus? Spesial. -William Eksarta Angelo Cuek, dingin, dan tidak memiliki ekspresi. Entah kata apalagi yan...