"Dit" terdengar sapaan seseorang gadis di ramainya kantin siang ini.
"Iya"
"Apa"
Ucap dua orang bersamaan, mengira dirinya lah yang sedang mendapat panggilan. Keduanyapun menoleh satu sama lain sama-sama berharap bahwa dirinyalah yang sedang dipanggil kali itu, agar tidak malu.
Menyadari adanya kesalahpahamaan, gadis itupun merasa bingung dan berkata canggung "Emm eh maaf maksud gue Dodit yang duduk dipojok sana" setelahnya gadis itupun menuju meja yang ada dipojok kantin.
"Ehmm gue ke kelas deh udah abis makanan gue" pamit Adit pada teman-temannya, lalu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan kekelas.
"Ahahahahah malu tuh dia ngakak gue" ketawa Fajar sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Malu kenapa?" tanya Anton dengan tampangnya yang polos dan pastinya sangat unfaedah.
"Ahh susah ya kalo ngomong sama orang kaya lu" kesal Fajar dengan pertanyaan temannya yang sangat keterlaluan loading otaknya.
"Emang gue orang yang kayak gimana sih" tanya Anton heran.
"Lo?"
"Iya" jawab Anton.
"Lo itu O O N " kata Fajar dengan cengirannya.
"O O N apaan?" bingung Anton sambil menautkan kedua alisnya.
"Au ah tanya tuh sama mereka" tunjuk Fajar pada dua orang gadis yang duduk tak jauh darinya, setelah itu Fajar bangkit dari duduk PW nya sedari tadi dan menyusul Adit yang lebih dulu ke kelas.
"Ciee Dita bisa barengan gitu ngomongnya sama Adit, jangan-jangan jodoh lagi" goda Sinta pada Dita.
"Gue malu banget sumpah Sin, mau ditaruh mana nih muka gue" ucap Dita pelan sembari tangan kiri dan kanannya masih setia menutupi wajahnya yang sudah merah seperti tomat karena malu.
"Ya ditaruh muka lah masa ditaruh dikantong" jawab Sinta setengah mengejek.
"Eh gue mau nanya nih" kata Anton tiba-tiba yang berhasil membuat Dita dan Sinta terkejut, shock, jantungan, eh enggak deng.
"Astagfirullahaladzim ngagetin aja sih lu somplak" gerutu Sinta kesal.
"Gue cuma mau nanya nih" kata Anton lalu duduk bergabung dengan Dita dan Sinta.
"Apa? Awas aja kalo gak berfaedah bin bermanfaat" ancam Sinta.
"O O N itu apaan sih?" tanya Anton yang sontak membuat Sinta tertawa terpingkal-pingkal, sedangkan Dita hanya menggeleng-gelengkan kepalanya seolah sudah sangat paham dengan sifat Anton teman sekelasnya ini.
"Anton Anton makannya kalo jadi cowok tu jangan polos-polos amatlah, gue curiga sama lo deh, jangan-jangan otak lu ditinggal ya dirumah" ejek Sinta menuju fakta.
"Eh Ton O O N itu oon oneng" ujar Dita menjelaskan.
"Berarti Fajar tadi ngatain gue oon dong" tanya Anton pada dirinya sendiri.
"Fajar bukannya ngatain lu, tapi Fajar itu hanya mengungkapkan sesuatu yang sangat akurat" ujar Sinta pada Anton.
Tet...tet...tet
"Udah bel tuh masuk yuk" ajak Dita yang mendapatkan anggukan dari Sinta.
"Eh Ton lu gak masuk" heran Dita yang melihat Anton masih duduk dengan muka yang super duper masam eh maksudnya bingung.
"Masuk lah" setelah itu Anton berjalan mendahului Dita dan Sinta.
"Gue gak abis pikir sama dia"
"Iya gue juga"
Ujar Dita dan Sinta heran.*****
Bu Indah yang cetar membahana ulala berjalan dengan cantiknya menuju kelas X IPA 3.
"Assalamualaikum wr.wb." salam Bu Indah ketika memasuki kelas.
"Waalaikumsalam wr.wb" jawab serempak semua murid.
"Ya silahkan buka buku paket halaman 126 lalu kerjakan soal 1-20 di buku tugas" setelah menuliskan tugasnya di papan tulis Bu Indah duduk dikursinya dan mulai berdandan ria dengan bedak selusinnya, lipstik dan juga kaca yang selalu menjadi favorit nya.
"Maaf bu" ucap Adit sembari mengangkat satu tangannya keatas.
"Ya ada apa Aditya?" tanya Bu Indah yang merasa di panggil.
"Bu guru hari ini tampak beda, tapi saya gak tau bedanya apa. Ah saya tau bu guru tahi lalatnya baru ya" tanya Adit heran.
"Kamu tu ya jangan lancang, jangan sembarangan ya sama saya. Kamu itu gak sopan tau gak" setelah itu Bu Indah pergi meninggalkan kelas dengan langkah kesal dan terkesan tergesa-gesa.
Tiba-tiba satu kelas mengucapkan satu kalimat dengan serempak "gak jadi ngerjain tugas". Setelah itu mereka berkemas-kemas dan bersiap untuk pulang karena itu adalah jam terakhir kelas X IPA 3. Memang tidak tau diri mereka semua.
"Loh tipex gue mana nih" Dita mencari tipex nya yang penampakannya tak ada didepan matanya.
"Lo ambil ya Dit" tuduh Dita pada Adit.
"Nggak tuh, apa-apa gue pasti yang jadi tersangka" sanggah Adit atas tuduhan Dita.
"Elah paling biasanya juga lu, sini gue cek" Dita mencari-cari tipex nya dalam tas Adit.
"Mana ada nggak" tanya Adit setengah menyindir.
Dita kembali ke mejanya tanpa menjawab pertanyaan Adit. "Mana sih tipex gue, baru aja beli udah ilang aja" gerutu Dita.
"Dasar cewek gak mau kalah" ejek Adit setelah itu keluar dari kelas bersama dua kawannya yang yaitu Fajar dan Anton.
"Seneng banget dah lu pasti" ejek Sinta yang melihat sahabat nya kini senyum-senyum sendiri.
Dita hanya melirik Sinta yang telah mengejeknya. Ia hanya menanggapi ejekan Sinta dengan senyumnya.
*****
Adit, Fajar dan Anton berjalan dengan santainya menuju parkiran. Saat tiga sekawan itu berjalan melewati kantor guru tiba-tiba ada sosok yang menepuk pundak Adit dari belakang.
"Kamu Adit ya" tanya suara dari belakang yang sontak membuat Adit menengok kebelakang.
"Iya" jawab Adit.
"Aku ramal kita akan ketemu dikantor kepala sekolah" setelah itu Pak Bambang selaku kepala sekolah di SMA Mutiara Bangsa itu pergi dengan menggandeng Adit bersamanya untuk pergi ke ruangan beliau.
Adit hanya bisa menghela nafas pasrah kepada riwayatnya nanti.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Nandita dan Aditya
Teen FictionCinta gak kemana-mana Dit tenang aja.~Adit. Gue akan tunggu lo Dit. ~Dita.