"Yesss" pekik Adit sembari mengangkat kedua tangannya.
Dita mendengus kesal. Hanya selisih 2 detik dirinya kalah dari Adit.
"Haha...jangan nangis lo!" ejek Adit seenak jidat. "Wlek..." lidahnya terjulur kedepan.
"Siapa juga yang nangis!" elak Dita tak terima.
"Hahaha...akui saja kekalahan mu Nyai!" ejek Adit lagi.
Dita semakin kesal pada Adit.
"Nyai-Nyai!, lu pikir gue makan kembang. Menang tipis aja bangga!" sindir Dita blak-blakan.
"Biarin. Daripada kalah tipis!. Masih ingetkan konsekuenainya?" tanya Adit setengah mengejek.
"Iya-iya inget!" Dita mengalah kali ini. Mencoba sportif.
Adit meletakkan jari telunjuk dan jempolnya di bawah dagu. "Emm gue minta apa ya?" Adit tampak berpikir menggunkan otaknya. Yang jarang ia pakai.
Hening...
Satu menit...dua menit....tiga menit...Dita berdecak.
"Ck, mikirnya masih lama gak nih. Kayak cewek lagi milih baju aja. Lama banget!" ujar Dita.
"Besok lo ulang tahun kan?" tanya Adit.
"Hah Adit, hafal banget hari ulang tahun gue" ujar Dita dalam hati.
Tanpa sadar ia nyengir-nyengir sendiri.Adit menggoyang-goyangkan lengan Dita. "Dit..Dit lo kesurupan ya? Oi jangan ganggu Dita" ujar Adit panik bin lebay.
Dita tersadar dari lamunannya. Seketika khayalannya hancur berkeping-keping.
"Ya gue kesurupan, kesurupan Upin Ipin" ucap Dita BT.
"Emang ada ya?" tanya Adit.
"Mungkin. Tadi lo tanya apa?" Dita memastikan.
"Besok lo jadi ulang tahun kan?" tanya Adit lagi.
"Ya jadilah." jawab Dita.
"Gue minta permintaan gue dihari ulang tahun lo aja". Setelah itu Adit pergi tak lupa membawa buku-bukunya tadi ke kelas.
Dita masih mencoba menerka-nerka penuh curiga permintaan Adit. Awas aja kalau permintaannya Adit Suaifudin tak lazim.
*****
Dita baru saja usai membagikan undangan ultahnya yang dibantu oleh Sinta.
Dia mendudukan dirinya di kursi kantin.
"Hhh...akhirnya kelar" lega Dita.
"Lagian undangannya banyak banget!" ujar Sinta.
"Lah, lo tau sendiri kan? Temen gue banyak!" ucap Dita ngeselin pake banget.
"Ahahahh....hahahh.." Sinta tertawa terbahak-bahak. Seakan ia sangat bahagia, seperti dapat wifi nyantol.
"Lah malah cekikikan" heran Dita.
Sinta mecoba menghentikan tawanya dengan susah payah.
"Haduh..Eh Dit. Kalo temen lu banyak. Kenapa kemana-mana sama gue. Curhat sama gue. Main sama gue. Duduk sebangku aja sama gue" ujar Sinta panjang kali lebar.
"Bagus dong! Itu namanya gue gak kayak kacang lupa sama kulitnya." puji Dita pada dirinya sendiri.
Sinta mengalah.
"Iye dah, bahagia lu lah" serah Sinta, setelah itu Sinta menyeruput es teh pesenannya yang datang saat ia sedang tertawa tadi.
Sinta melirik Dita yang terlihat melamun.
"Lo kenapa Dit?" tanya Sinta sedikit khawatir. Sedikit lho ya! karena Sinta itu banyak bodo amat nya.
"Gue lagi mikirin permintaannya Adit" Dita menjawab kekhawatiran Sinta yang sedikit tadi.
"Hahh..apa?" bingung Sinta.
Dita pun menjelaskan kronologi terjadinya lomba menyalin kode diperpustakaan tadi, secara rinci layaknya dengan Ejaan yang telah disempurnakan atau EYD.
Sinta manggut-manggut tanda mengerti.
"Menurut lo dia bakal minta yang aneh-aneh nggak Sin?" tanya Dita meminta pendapat Sinta.
"Menurut gue sih, Adit gak bakal minta yang aneh-aneh deh" ucap Sinta yakin, setengah meyakinkan. (Gimana maksudnya?😲)
"Kok lo bisa berpendapat gitu?" tanya Dita masih tak yakin.
"Karna Adit udah aneh. Ngapain dia minta yang aneh-aneh?" jawab Sinta enteng.
Prakkk....
Sendok soto mendarat dikepala Sinta.
*****
Sebelumnya maaf ya.... Baru bisa updet. Karna kendala UAS sama gak punya paket data😂
VOMENT Nya ditunggu Nyai:)
IG:@diahputri_melody
KAMU SEDANG MEMBACA
Nandita dan Aditya
Teen FictionCinta gak kemana-mana Dit tenang aja.~Adit. Gue akan tunggu lo Dit. ~Dita.