06~Baper

28 4 6
                                    

Pagi-pagi sekali Dita sudah sampai di sekolahan hari itu jadwalnya untuk piket kelas jadi ia mau tidak mau harus datang lebih awal.

Ia sudah mengira dirinyalah orang pertamax eh pertama yang datang pagi itu, karena sekolahnya masih sangat sepi sesepi hatinya.
Dita memasuki kelasnya. Ternyata dugaannya salah. Sudah ada beberapa patner piketnya yang sudah hadir dalam kelas dan sedang melakukan aktifitas yang berfaedah bagi kehidupan ini yaitu menyapu. Namun ia agak terganggu pada satu sosok yang duduk manis di seberang mejanya sambil menggunakan earphone nya.
Siapa lagi kalau bukan Aditya. Adit memang selalu berangkat pagi, terlalu rajin dia.
Agak canggung juga saat mata keduanya bertemu. Sontak Dita memilih mengalihkan pandangannya dan mencoba menahan degup jantungnya yang meloncat-loncat sembari berjalan menuju mejanya.

"Dit lo piket yang barisan itu ya, soalnya barisan yang lain udah pada dipiketin. Tinggal yang itu doang" ujar Putri pada Dita seraya menunjuk barisan meja Adit.

"Emm" Dita mencoba mencari alasan agar tidak melakukan apa yang disuruh Putri. "Kalau gitu gue nyapu depan kelas aja, yang barisan situ biar disapu sama yang belum dateng" nego Dita.

"Bagian depan kelas itu udah jatahnya Pak Bon (Tukang Kebon), lagian depan situ juga udah disapu Pak Bon dari pagi buta" kata Putri menimpali.

Dita menghela nafas pelan.
"Gue ngelap meja aja deh" nego Dita masih berkelanjutan. Ia hanya tak mau kalau harus menyapu barisan meja Adit karena ada orangnya disana.

"Haduh...udah gue lap tadi. Udah pokoknya lo nyapu situ. Titik." ucap Putri dengan penuh penekanan. "Nih" Putri menyodorkan sapu pada Dita.

Dengan berat hati ia menerimanya dan pasrah pada nasib nya kali ini.

Dita memulai menyapu dari barisan paling belakang, kemudian menuju kedepannya yang tak lain sedang digunakan duduk oleh Adit seraya membaca komik.

Dita menetralkan denyut jantungnya yang berdetak sangat cepat.

"Hemm" Dita mendehem.

Adit masih setia fokus pada komiknya dan tak menoleh sama sekali.

"Hem..hem" Dita mendehem untuk kedua kalinya, tapi kali ini lebih keras.

Karena tak ada respon dari Adit, sontak saja ia menggoyang-goyangkan sapunya dibawah kaki Adit.

Adit terperanjat kaget dan menoleh kearah Dita.

"Astagfirullah kaget gue" ujar Adit seraya mencopot earphone nya yang sedari tadi bertengger di kuping nya.

"Minggir mau gue piketin" ujar Dita sambil menghempas-hempaskan tangannya.

"Gak ah, udah PW juga" tolak Adit.

"Ck ya kalau lo disitu gimana gue miketin nya" kesal Dita.

"Ya gitu" ucap Adit.

"Kok gitu?" tanya Dita bingung.

"Lo tadi tanya gimana kan? Ya jawabannya gitulah" ujar Adit.

Dita kesal.
"Yaudah serah lo!" decak Dita kesal seraya melanjutkan menyapunya yang sempat tertunda beberapa menit lalu.

"Eits...kok punya gue gak disapu" protes Adit.

''Hhhh...ya makannya lo minggir. Lo disitu mengganggu kenyamanan gue dalam melakukan tugas ini" ucap Dita yang entah kenapa terkesan formal.

"Iye-iye". Adit memilih mengalah dan beranjak dari singgah sana nya.
"Manis" ucap Adit cepat.

"Heh? Apa?" tanya Dita bingung.

"Kalau marah manis" ucap Adit dengan cepat lagi.

"Siapa" tanya Dita memastikan.

"Yang tugasnya udah gue ganggu tadi." setelahnya Adit keluar meninggalkan kelas dan menuju kantin.

Dita masih bergeming ditempatnya, mencerna perkataan Adit barusan. Setelah ia memahaminya, jantung nya kembali berdetak kencang dan pipinya memerah.

"Dasar udah nolak gue, tapi ngomong kaya gitu. Bikin batal move on aja. Lo sangat bersalah pada gue Dit. Awas aja lo"gerutu Dita dalam hati.

*****

Yang ini visualnya Nandita Prastiti yups!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang ini visualnya Nandita Prastiti yups!. Cek IG:@zoeabbasjackson

Suka tinggalkan VOMENT juga boleh:)

IG:@diahputri_melody

Nandita dan AdityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang