02~Surat Cinta?

44 5 0
                                    

Pak Bambang menyuruh Adit untuk duduk dikursi yang berhadapan dengan kursinya diruangan itu.

"Adit saya dengar tadi Bu Indah keluar dari kelas kamu sambil menangis, apakah itu benar?" tanya pak Bambang kepada lawan bicaranya kali ini.

"Bu Indah nangis Pak? Kok bisa?" tanya Adit bingung.

"Iya Bu Indah nangis" jawab Pak Bambang. "Eh kok malah balik nanya sih, bukannya kamu sudah tau ya?" heran Pak Bambang dengan mengerutkan dahi nya.

"Saya tidak tau pak, kalau saya tahu saya tidak akan bertanya pada bapak" jawab Adit enteng seenteng biji semangka.

Pak Bambang menghela nafas sebentar ia mencoba bersabar akan perilaku murid didepannya kali ini. "Sebaiknya kamu cerita yang sejujur-jujurnya apa yang sebenarnya terjadi" perintah Pak Bambang.

"Sebenarnya saya itu sangat senang pada Bu Indah pak.Bu Indah itu baik, suka menabung, yang pastinya tidak sombong. Saya kagum pada beliau karena walaupun beliau guru dan sudah mempunyai 4 anak tetapi beliau masih sangat cantik dan berkarisma maka dari it-"

"Ahh sudah langsung intinya saja, kamu itu malah muter-muter gak jelas" sela Pak Bambang kesal.

"Saya dari tadi disini kok pak, tidak muter-muter" sanggah Adit.

"Maksud saya langsung ke permasalahan nya aja Adit" kata Pak Bambang yang susah payah mencoba bersabar pada lawan bicaranya saat ini.

"Oh gitu Pak" Adit mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Tadi saya cuma merasa ada yang berbeda pak dari Bu Indah. Ya karena saya penasaran, jadi saya mencoba bertanya pak akan pertanyaan yang muncul pada lubuk hati saya pak. Maka dari itu saya memberanikan diri pak mengumpulkan keberanian saya unt-"

"Tuh kan mulai lagi" kesal Pak Bambang. "Waktu saya tidak banyak Adit." kata Pak Bambang yang mulai naik darah.

"Iya-iya pak. Saya tanya sama Bu Indah gini, Bu tahi lalat nya baru ya. Udah gitu doang pak. Eh malah saya kena marah pak, terus Bu Indah langsung keluar kelas setelah memarahi saya." pengakuan Adit yang diharapkan Pak Bambang sedari tadi.

"Nah gitu aja kok pakai muter-muter ngomongnya. Kamu tahu sendiri kan Bu Indah itu mudah sekali merasa terainggung. Maka dari itu kamu sebagai murid dan juga siswa SMA Mutiara Bangsa tercinta ini harus bisa me-"

"Langsung intinya saja Pak" sindir Adit yang dihadiahi pelototan dari Pak Bambang.

"Dasar anak jaman now gak kreatif, bisanya niru perkataan orang tua" Pak Bambang menggeleng-gelengkan kepalanya heran.
"Sekarang kamu minta maaf pada Bu Indah dan jangan ulangi perbuatan itu lagi. Mengerti Adit?"

"Mengerti Pak" kemudian Adit keluar dari ruang kepsek setelah menyalami tangan Pak Bambang.
*****

Adit melemparkan tasnya asal kekasurnya. Lalu ia berjalan memasuki kamar mandi dan berniat untuk mandi. Tak beberapa lama kemudian Adit keluar dari kamar mandi kemudian menuju meja nakas untuk membuka ponselnya.

Ada 2 kali panggilan tak terjawab dari Fajar.
"Tumben nih anak nelpon gue" gumam Adit.

Drt..drt..drt

Ponsel Adit bergetar. Langsung saja Adit mengangkat panggilan dari Fajar.
"Halo"
"Woi kemana aja lu" tanya Fajar tak sabaran.

"Yaelah baru mandi gue" jawab Adit santai. Lalu Adit mendudukan dirinya di kasur.

"Lu inget kan tadi si Dita ngecek-ngecek tas lu?"

"Iya emang kenapa" bingung Adit.

"Coba deh lu cek tas lu, gue liat tadi si Dita kayak masukin kertas gitu ke tas lu" jelas Fajar.

"Hah apaan" setelah itu Adit mencoba mencari kertas yang dimaksud Fajar.
"Nih ketemu, iya kok ada kertas" heran Adit yang telah menemukan barang yang dimaksudkan Fajar.

Woiii.....apaan tuh, jangan lupa be-"
Tuttt...

Adit memutuskan sambungannya. Ia hanya malas mendengarkan ocehan Fajar.

Adit membuka lipatan kertas yang ada di genggamannya.

Lalu senyum nya mengembang dengan sendirinya.

*****

"Dita..lo liat deh ini tas yang dipakai IU lucu banget" ucap Sinta yang sedang menjelajahi instagram milik IU.

"Hee Dit..woi" ucap Sinta kemudian karna tak ada respon dari Dita.

"Hemm."gumam Dita malas.

"Lo kenapa Dit, banyak utang ya?" tanya Sinta asal pada perubahan sikap Dita.

Dita menghela nafas berat lalu menatap dalam sahabatnya.
"Lo tau gak.."

''Gak" jawab Sinta cepat.

"Gue belum selesai ngomong Sinta" dengus Dita kesal.

Sinta tertawa renyah.
"Ya iya" serah Sinta.

"Kemaren Adit nelfon gue" ucap Dita.

"Wow amazing, bagus dong" takjub Sinta dengan mengangkat kedua jempolnya.

"Bagus apaan. Dia nolak gue kemarin." Dita menghela nafas panjang. "Sintaa...gue mesti gimana ini. Hancur sudah reputasi gue, secara gue ditolak"

"Emang si Adit ngomong gimana sama lo?" tanya Sinta kepo.

"Ya dia ngomong ditelpon katanya gue bukan tipenya. Sumpah ya tu cowok belagu banget. Nyesel gue suka sama dia" kata Dita kesal.

Sinta menepuk-nepuk punggung Dita, mencoba menyabarkan Dita. "Yaudah lah Dit, berarti lo harus buktiin sama dia, kalo lo juga bisa dapet cowok yang lebih dari dia" saran Sinta.

"Iya lo bener Sin, gue harus move on." ucap Dita yakin.

"Nah gitu dong. Gausah BT lagi oke"

"Oke" jawab Dita dengan memaksakan senyumannya.

*****

Nandita dan AdityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang