Jaehwan mematung, terperanjat ..
Seakan tak percaya pada apa yang dilihatnya.Dengan cepat Minhyun mengenakan pakaian yang diberikan oleh Jaehwan tadi, kedua tangannya gemetar .. bukan karena hawa dingin dari basahan seragam yang ditanggalkannya.
Tatapan itu ...
Jaehwan berjalan mendekat .. "hyung .. apa yang terjadi?"
"Hyung baik-baik saja, Jaehwan~ah", mengambil satu langkah kebelakang, menghindari Jaehwan yang hampir meraih tubuhnya.
"Biarkan aku melihatnya hyung !", Jaehwan menarik kaos yang dikenakan Minhyun dengan kasar.
Minhyun terdiam, dia pasrah dengan amarah Jaehwan yang hampir membuat darahnya membeku.
Jaehwan menyibakkan kaos yang Minhyun kenakan, melihat dada bidang dan punggung yang rapuh itu.
Matanya menatap nanar, membuatnya hampir menangis.
Tubuh hyung kesayangannya hampir berubah warna, penuh lebam dan luka mengering, serta beberapa luka baru yang masih tampak basah ..
Kulit putih pucat yang selalu Jaehwan lihat diwajah Minhyun hampir tak terlihat lagi di tubuhnya.
Biru kehitaman hampir mendominasi seluruh dada dan punggungnya, menyisakan hanya sedikit ruang yang masih berwarna putih pucat.
"Apa yang terjadi hyung ? Beritahu padaku .. siapa yang telah menyakitimu hingga seperti ini ?", tanya Jaehwan lirih, mulai terdengar suara isak tangis tertahan.
Minhyun tak menjawab .. Airmata mulai mengalir dari kedua sudut matanya.
Terlebih saat Jaehwan menyentuh luka-luka dan lebam yang tak pernah sembuh itu, Minhyun meringis menahan perih ..
Perih fisiknya dari luka yang selalu basah karena perlakuan kasar appa nya yang hampir setiap hari Minhyun terima ..
Namun perih dihatinya adalah yang paling menyakitkan, melihat Jaehwan terluka saat tahu kondisinya.
"Ap-pa .. Appa-ku .. Dia yang memberikan semua luka itu .."
Jaehwan terdiam, menatap Minhyun sendu. Hatinya terluka, sakit ... Hyung yang sangat dia sayangi telah menerima perlakuan kasar dari appa nya sendiri, terlebih Jaehwan tidak pernah menyadari hal tersebut ..
Jaehwan selalu berpikir kalau Minhyun memiliki kehidupan yang bahagia, sama sepertinya. Memiliki appa yang mencintai dan mendukungnya.
Namun ternyata dibalik sifat penyayang dan positifnya, Minhyun hyungnya menyimpan masalah dan duka yang mendalam.
"Apakah sakit hyung .. ? Apakah hyung bisa tidur dengan nyenyak setiap malam .. ? Dengan semua luka-luka ini .. pasti perih saat hyung merebahkan badan .. apakah luka-luka ini perih saat terkena air .. ? Apakah- ..."
"Jaehwan~ah .. appa ku membenciku .. dia tidak pernah mencintaiku .. dia menyiksaku hampir setiap malam, siksaan itu akan semakin kejam saat dirinya pulang dalam keadaan mabuk .. hyung ketakutan, Jaehwan~ah .. aku selalu mengunci pintu kamarku rapat-rapat, mengganjalnya dengan meja agar appa tidak dapat menerobos masuk dan menyiksaku .."
Tatapan Minhyun kosong saat dia menceritakan kengerian yang dia alami, tubuhnya merinding ketakutan, seakan-akan dia masih dapat merasakan semua siksaan itu saat dia menceritakannya.
Jaehwan meraih tangan Minhyun, menggenggam erat telapaknya.
"Pindahlah kesini hyung, tinggalkan rumah itu .. Aku tidak ingin hyung merasakan luka-luka baru lagi", Jaehwan memohon, berusaha menampilkan ekspresi polos yang selalu dapat meluluhkan hati Minhyun, meskipun kali ini sangat sulit untuk melakukannya.
Minhyun menoleh, menatap wajah Jaehwan .. diraihnya pipi bulat itu, dielusnya dengan lembut.
"Maaf Jaehwan~ah .. tapi untuk kali ini hyung tidak bisa menuruti permintaanmu .. Dia tetaplah appa hyung, rumah itu tetaplah rumah hyung .. Jika bukan hyung yang menjaganya, lalu siapa lagi ? Hanya hyung satu-satunya keluarga yang appa miliki .."
"Tapi hyung .."
"Hyung akan baik-baik saja .. sudah bertahun-tahun hyung merasakan ini, jadi hyung pasti akan terus baik-baik saja .. hyung bisa mengatasinya, kau tidak perlu khawatir"
"Hyung .."
.
.
.
.
."Hyung !", Jaehwan melambaikan tangannya saat melihat Minhyun menunggunya diujung gang.
Jaehwan berlari kecil menghampiri dengan senyum dikedua sudut bibirnya.
"Hari ini hyung akan mengajakku kemana ?"
"Ayo kita ke taman bermain, hyung ingin bersenang-senang hari ini .. lalu kita pergi karaoke .. oh iya, hyung sudah lama tidak menemanimu busking, malam ini hyung akan menemanimu, bagaimana ?"
"Tapi .. bagaimana dengan appa hyung ? Hyung sudah harus bersembunyi saat appa hyung pulang", tanya Jaehwan, mencemaskan ide hyungnya.
"Tenang saja, appa sedang pergi keluar kota, hyung bebas untuk malam ini"
Jaehwan mengangguk cepat, "oke .. oke .. ayo kita bersenang-senang hari ini"
"Oke .. oke .. !", teriak Minhyun bersemangat.
.
.
.
.
.Hari ini mereka benar- benar bersenang-senang .. menaiki banyak wahana permainan, makan es krim, saling berbagi cerita, pergi karaoke, berteriak-teriak seperti orang gila, dan menemani Jaehwan busking hingga larut malam.
Tak lupa Minhyun selalu mengambil setiap moment dari lensa kameranya, dan obyek terbaiknya hari ini adalah Kim Jaehwan, sahabatnya, adik kecil kesayangannya.
"Jaehwan~ah .. kemari .. kita harus berfoto bersama", panggil Minhyun seraya merangkul Jaehwan dan tertawa lepas bersama.
Mungkin saja itu adalah moment terakhir mereka, bisa bersenang-senang, tertawa lepas, bernyanyi dan bercengkrama tanpa beban.
Mungkin saja ...
~tbc~
Song : Kim Dong Ryul ~ Here I Am
(Lagu yang nemenin waktu buat cerita ini)
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE ~ [MINHWAN] -END-
FanficMinhyun dan Jaehwan adalah dua sahabat yang saling berbagi tentang mimpi masing-masing meskipun jalan yang mereka pilih jauh berbeda.