Jam telah menunjukkan pukul 2 dini hari, namun suara gitar itu masih mengalun pelan, beberapa nada terdengar salah dan terlihat pemetik senarnya menggelengkan kepala."Arghh .. sudah 3 malam aku berusaha mencari nada yang tepat, tapi mengapa masih belum menemukan nada yang bagus ??", keluh Jaehwan.
"Besok lusa kompetisinya, aku sudah harus menyelesaikannya atau aku harus gagal lagi"
Jaehwan memejamkan matanya seraya terus memetik senar gitar, terlihat raut wajah tidak puas dan gelisah.
"Ah sudahlah, aku benar-benar lelah, lebih baik aku tidur .. Besok aku akan mencari hyung, siapa tahu dia akan memberikanku inspirasi lagi"
.
.
.
.
."Minhyun hyung ...", pekik Jaehwan seraya berlari kecil menghampiri seorang pria remaja yang sedang sibuk dengan kamera kesayangannya.
Minhyun menghentikan aktifitasnya, menoleh kearah asal suara.
"Jaehwan~ah ...", seraya melambaikan tangan, memberikan senyum khas yang manis dan menyejukkan.
"Hyung sedang sibuk yah ?"
"Hmm~ aku sedang mencari obyek foto yang bagus untuk bahan ujian minggu depan"
"Kali ini apa temanya ? Daun ? Bunga ? Tanah ?", menatap Minhyun polos tanpa ekspresi.
Membuat Minhyun tertawa kecil dengan sikap Jaehwan.
"Jaehwan~ah .. bukan daun atau bunga atau tanah, tapi 'dunia kecil' ..."
"Dunia kecil ?", Jaehwan memutar bola matanya, raut wajahnya menampilkan ekspresi yang semakin bingung.
"Hahaha .. adik hyung makin menggemaskan saja", Minhyun mengacak-acak rambut Jaehwan, mengelusnya lembut.
"Serius hyung, tapi aku benar-benar tidak paham maksud tema 'dunia kecil' yang hyung katakan", wajah Jaehwan masih terlihat polos tapi penuh rasa ingin tahu.
Minhyun tersenyum lagi, memperlihatkan barisan gigi putihnya.
"dunia kecil itu hanyalah tema, Jaehwan~ah .. Hyung ingin memperlihatkan dunia dari seekor kumbang merah, dunia kecil miliknya yang meskipun hanya sejauh kepakan sayap namun tetap menjadi tempat ternyaman bagi si kumbang merah"
Dilihatnya Jaehwan yang masih berpikir keras tentang maksud dari 'dunia kecil' itu, otak dan pikirannya benar-benar tidak dapat memahami.
"Sudahlah, sebentar lagi kau pasti akan pingsan ditempat bila terus-terusan berpikir keras .. Hahaha"
"Aku memang sudah hampir pingsan sekarang hyung .. tapi bukan karena penjelasan tentang tugas ujian hyung, aku sudah hampir gila kurang tidur 3 hari ini karena sibuk membuat lagu untuk kompetisi besok", terlihat raut lelah dan hampir putus asa di wajah Jaehwan.
"Perlu bantuan hyung ?", Minhyun merangkul Jaehwan seraya menatap wajah lelahnya.
Jaehwan mengangguk cepat, wajahnya berubah ceria dengan senyum merekah yang memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"Oke .. oke .. Hyung pasti akan membantumu sampai kau benar-benar menciptakan sebuah lagu dan memenangkan kompetisi itu besok"
"Benar hyung ? Kalau begitu nanti siang pulang sekolah kita langsung kerumahku yah", Jaehwan memoloskan wajahnya, membuat Minhyun gemas.
Jaehwan tahu Minhyun hyungnya akan selalu luluh dengan ekspresi itu, namun tanpa memohon sekalipun, Minhyun akan tetap dengan senang hati membantu Jaehwan dalam hal apapun tanpa mengeluh.
Tiba-tiba bel sekolah berbunyi, menandakan waktu istirahat telah selesai dan semua siswa siswi harus kembali mengikuti pelajaran berikutnya.
"Hyung, aku harus kembali kekelas .. Aku akan menunggu hyung di gerbang sepulang sekolah, kita pulang bersama kerumahku .. oke oke"
"Oke .. oke .. hyung juga harus masuk kelas"
Minhyun melambaikan tangannya kearah Jaehwan yang berlari kecil menuju ke kelas.
.
.
.Begitulah mereka berdua, dua pria remaja yang hanya terpaut usia satu tahun.
Minhyun berada di tingkat akhir sekolah dan Jaehwan jelas berada di tingkat menengah.
Mereka berdua menempuh pendidikan di sekolah yang sama, sama-sama mengambil jurusan seni namun berbeda jalur dan minat.
Jaehwan tertarik dengan dunia musik sejak kecil, dia pandai bernyanyi dan bermain gitar, suaranya tak perlu diragukan lagi .. bahkan Minhyun sangat mengagumi suara indah adik kesayangannya itu.
Sedangkan Minhyun, dia jatuh cinta dengan dunia fotografi.
Baginya .. dunia dibalik lensa kamera itu sangat menakjubkan.
Minhyun tidak pernah berhenti mengagumi setiap hasil jepretan foto yang dia ambil.Baginya, selembar foto dapat menyimpan beribu makna, setiap moment yang tertangkap didalam selembar foto tidak akan pernah pudar meskipun pemiliknya telah menjadi bagian dari sebuah kenangan.
Meskipun mereka berbeda minat, dan terkadang Jaehwan tidak dapat memahami kecintaan Minhyun pada dunia dibalik lensa kamera, namun Jaehwan tahu pasti seberapa besar cinta hyungnya pada dunia tersebut.
Begitu sebaliknya .. Minhyun yang memahami dengan sangat jelas, dunia seperti apa yang Jaehwan kagumi sejak awal.
Minhyun yang diam-diam belajar untuk lebih mengenal dunia adik kecil kesayangannya, karena Minhyun tahu seberapa bergantungnya Jaehwan pada dirinya.
Entah sampai kapan dia harus terus menyemangati Jaehwan dari depan dan mendorongnya maju dari belakang.
Hanya satu hal yang Minhyun tahu, dia ikhlas dan tulus melakukan semuanya.
~tbc~
Lagu : Kim Dong Ryul ~ How I Am
(Lagu yang nemenin waktu bikin cerita ini)
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE ~ [MINHWAN] -END-
Fiksi PenggemarMinhyun dan Jaehwan adalah dua sahabat yang saling berbagi tentang mimpi masing-masing meskipun jalan yang mereka pilih jauh berbeda.